Sabtu, 18 Maret 2017

LIRIK LAGU JAMES ARTHUR - SAY YOU WONT LET GO (INGGRIS - KOREA)

어둠 속에서 지내던 내가 만났고
I met you in the dark
그런 나를 밝혀줬어
You lit me up
내가 충분한 사람인 것처럼 느끼게 해줬지.
You made me feel as though i was enough
우리는 밤새도록 춤을 췄고
We dance the night away
술은 엄청 먹었어.
We drank too much
네가 토할때 머리를 뒤로 잡아주기도 했지.
I held your hair back when you were throwing up
그리고나서 네가 옆에으로 고개를 돌리며 웃을땐
Then you smiled over your shoulder
잠시 얼어버린 돌이 돼버린듯했어
For a minute, i was stone cold sober
난널 가슴으로 글어 당겼고
I pulled you closer to my chest
내게 같이 있어줄 거냐 물었어
I said , i already told you
이미 말했잖아. 그냥 쉬는 낫겠어
I think that you should get some rest
그제야 내가 사랑한다는 깨달았어
I knew i love you then  
몰랐겠지.
But you’d never know
사라져버릴까 두려워 쿨한척했은니까
Cause i played it cool when i was scared of letting go
내가 너를 필요로 한다는 걸느끼고 있었어
I kow i needed you
그렇지만 보여주지 않았지.
But i never showed
너와 함께하고 싶어
I wanna stay with you
평생토록
Until we’re grey and old
사라지지 않겠다고 말해줘
Just say you won’t let go
사라지지만 않겠다고 약속해줘
Just say you wont let go
침대 위로 아침을 가져와 널깨우고
I wake you up wih some breakfast in bed
너에게 커피를 가져다줄 거야
I’ll bring you coffee
이마에 키스를하고
With a kiss on your head
아이들을 학교에 데려다주면서
And i’ll take the kids to school
손을 흔들어 인사하겠지
Wave them good bye
그리고는 그날 밤의 별들에게 감사할거야
And i’ll thank my lucky stars for that night
그개 돌려 쳐다볼땐
When you looked over your shoulder
잠시 동안 내가 어른이라는 잊어버려
For a minute, i forget that i’m older
지금 당장 너와 함께하고싶어
I wanna dace with you right now
여태 그래왔든 예뻐 보여
And you look beautiful as ever
분명 점점 예뻐보일거야
And i swear taht everyday you’ll get better
암튼 이런 감정을 느끼게해
You make me feel this way somehow
너에게 빠져있어
I’m so in love with you
이젠 알아줬으면
And i hope you know
너의 사랑은 황금보다 그가치가 더해
Darling your love is more than its worth in gold
우린 이제 이런 사이가 되었어
We’ve come so far my dear
우리가 어떻게 지내왔는지 돌이켜봐
Look how we grown
이젠 너와 함께 하고싶어
And i wanna stay with you
평생토록
Until we’re grey and old
사라지지 않겠다고 말해줘
Just say you won’t let go
그저 사라지지만은 않겠다고 약속해줘
Just say yoy won’t let go
너와 함께 살고싶어
I wanna live with you
우리가 죽은 뒤에도 귀신이 되어서도
Even when we’re ghosts
내가 필요로 할때마다
그렇게 항상 옆에 있었으니까
Cause you were always there for me when i need you the most
사랑할거야
I’m gonna love you till
숨이 다할 때까지 
My lungs give out
죽음이 갈라놓을때까지
I promise till death we part
우리가 맹세한데로
Like in our vows
그래서 이렇게 노래를 썼어
So i wrote this song for you
이제 모두가 알게되겠지
Now everybody knows
우리 얘기니까
Cause it’s just you and me
평생토록
Until we grey and old
떠나지마 않겠다 약속해줘
Just say you won’t let go
떠나지 않겠다 약속해줘

Just say you won’t let go

Kamis, 16 Maret 2017

BELAJAR DARI KUCING



Belajar hidup dari kucing. Judulnya terdengar aneh mungkin, tapi entah kenapa kau merasa banyak pelajaran yang aku dapatkan dari kucing ini. Dan tiba – tiba saja ketika sedang mendengarkan lagu Sterss Out milik Twenty One Pilot ide ini tercetus dalam kepalaku. Karena rindu mungkin, makanya aku ingin menulis sesuatu agar Lui (begitu aku menyebut kucing itu) tertinggal di suatu tempat dalam hidupku dalam waktu yang lama. Dan tulisan ini untuk Lui dan untuk semua pejuang animal lover yang pasti juga belajar banyak dari menyelamatkan binatang.
Aku bukan animal rescue, tapi hanya karna kau bukan seorang animal rescue bukan berarti kau tidak berhak menolong sesama makhluk hidup, kan?  Lagi pula atas nama kucing aku sering tidak bisa menahan diri. Kebiasaanku memelihara kucing sudah sejak usia 5. Setelah ibuku memeberi izin untuk memelihara peliharaan, kamii mulai mengangkat anak kucing untuk menjadi teman di rumah. Jika di hitung kucing yang sudah kami angkat dari sejak aku usia 5 sampai sekrang 23 –errrr—1,2,4… entah lah, yang pastinya aku hanya diperbolehkan memelihara satu kucing tidak boleh lebih, dan harus selalu di jaga kebersihanya walapun di lepas main ke luar rumah, harus perduli kalau kucingnya sakit atau luka, gak bole mager buat bangun ngasi dia makan. Kata ibu “Memelihara kucing, sama halnya kaya ibu ngurusin kamu, kucing juga butuh makan.” hehe. Saat ini kami punya satu kucing Jantan yang hobinya main sana – sini. Sejak kuliah dan tinggal jauh dari rumah, Bolang (begiu aku panggil kucing jantan kami sekarang) di urus oleh orang rumah. Orang yang paling dekat dengan Bolang itu ayah, jadi tiap aku pulang dia ngendus – ngendus gak kenal trus ngeraung marah suru aku jauh – jauh.  Fine!
Ok, kembali pada Lui, kucing yang aku jumpa satu bulan lalu dipinggir jalan dalam keadaan luka parah. Kedua kaki belakangnya patah dan tidak berfungsi lagi. Jadi, Lui hanya menggunakan kedua kaki depannya untuk menyeret badannya ke sana – ke mari. Lui punya bulu putih lembut, jenis persia, matanya berwarna biru dan kuning, ekornya panjang lurus dan sudah lumpuh saat itu. Terbaring di pinggir jala dengan keadaan seperti itu membuatku tidak pikir dua kali untuk memungutnya. Alahasil aku bawa dia dengan cara di gendong,  Jalan sampe kosan sampai orang – orang ngeliatin di sepanjang jalan. Keputusan mengambil Lui memang benar – benar tidak di pikir matang – matang, aku bahkan mengenyampingkan realita bahwa aku sekara tinggal di kamar kontrakan yang share bareng teman. Tetap tidak mengubah keputusan aku terus melanjutkan jalan sampai ke kos. Selama dalam perjalanan Lui tidak banyak bersuara, tangannya saja yang mencakar – cakar jari – jariku.


Sampai di kos, karena tidak ada pilihan lain Luik kuletakkan dalam kotak. Keadaannya memang parah. Setengah badannya memang benar – benar hilang fungsi, dia hanya bisa berbaring ke arah mana aku membaringkannya. Sesekali cakar – cakarnya yang kecil menggaruk – garuk dinding kotak, aku tahu dia kesakitan. Kuelus kepalanya, dia tidak bersuara, hanya gerakan – gerakan kecil yang menunjukkan dia kesakitan. Matanya terpejam dan masih tidak bersuara.
Beberapa hari kemudian keadaannya membaik, sudah mau makan – minum, bersaura namun tetap kesakitan. Setiap kali aku mendekat dia selalu melihatku dengan tatapan waspada. Rasa traumanya pada sesuatu yang sudah menbraknya mungkin belum sepenuhnya hilang. Seperti kataku, setengah badannya tidak berfungsi yang mana berarti dia tidak mampu berdiri sempurna dan bahakan sulit untuk melakukan pembuangan, singkatnya aku yang harus nge-cek tiap kali apa yang terjadi pada Lui, mengganti kain alas tidurnya jika sudah basah atau kena pop. Dari situ aku belajar hal sederhana, memungut Lui seperti mengadopsi anak, kau harus siap dengan segala resiko kedepannya. Mengurus kucing disabilitas sama seperti mengurus seorang yang disabilitas juga. Dari sini aku belajar tanggung jawab, aku harus memastikan Lui tetap bersih agar tidak menimbulkan bau karena aku tidak tinggal sendirian, I share my palce with my friend so I need to consider about her comfort too. Setiap pagi selepas bangun dan solat ak langsung negecek Lui, di mandikan trus kasi makan, sudah sama seperti ibu satu anak hehehe..


Singkatnya, keadaan Lui semakin baik, baik dalam arti kata dia sudah aktif bersuara, sudah kenal dan tidak trauma kalau aku mendekat. Setiap kali sadar aku mendekat, kepalanya nyembul dari balik kotak meong – meong minta di elus.
Karna terus – terusan di dalam kotak Lui memberontak, dia jengah, naluri kucingnya yang pingin lari sana – sini masih kuat banget. Jadi dia suka manjat keluar kotak sampek jatuh kejungkir. Mengerti akan hal itu aku pun berinisiatif membawanya ke atap (di kontrakkan ku ada bagian kosong di atap biasanya di paka buat jemur pakaian anak – anak kos, termasuk aku). begitu di lepas dia langsung aktif, menyeret badannya dengan kedua kaki depan sekuat tenaga. Tidak ada yang berubah dari semangatnya, Lui masih bersemangat seperti kucing normal walau sebenarnya secara visual dia menyedihkan. Coba bayangkan, kedua kaki belakang yang patah dan tidak berfungis, jadi posisi Lui kalo jalan tuh kaya ikan duyung, dia menyeret bobot badannya dengan gembira.
Dan aku berfikri, mengapa kita tidak bisa se- gembira Lui yang menerima kenyataan lapang dada? Karna dia biantang? Menagapa binatang bisa mensyuukuri dan kita tidak?  Lui ciptaan Tuhan dan kita juga, tapi kenapa kita masih saja mengeluh, marah, merasa Tuhan tidak adil ketika Tuhan menganugerahkan kita setitik ujian?

Sembari menunggui Lui yang heboh menyeret badannya ke sana ke mari, aku berdialog di dalam hati, berdialog dengan diriku sendiri, menghitung berapa banyak keluh – kesah yang sudah aku lontarkan bahkan ketika aku belum melakukan usaha apapun yang sepadan dengan masalah yang ada aku sudah menyerah, merasa semuanya tidak ada guna, semuanya berakhir. Drama!
Tiba- tiba saja merasa malu, merasa malu pada seonggok anak kucing yang sudah cacat tapi masih berusaha menjalani hidup dengan baik sebagai bentuk syukurnya pada Tuhan karna masih diberi kesempatan untuk hidup. Malu karna tanpa aku sadari pelajaran sederhana seperti ini saja harus kucing yang mengajarkannya padaku. Kuakhiri dialog dengan mengakui banyak hal salah yang baru aku sadari, bersamaan dengan itu Lui tiba – tiba menyeret badannya menuju ke arahku, kemudian mengelus – ngelus kakiku dengan kepalanya, dalam hati aku bilang “Aku harus curi energi bahagiamu sedikit Lu.”
*
Lui mati satu minggu lalu setelah akhirnya aku memutuskan untuk menitipkan Lui kepda salah seorang teman dekat kuliah dulu. Dengan keadaanku yang tinggal di  kamar kontrakkan, aku tidak bisa egois dengan mempertahankan Lui tinggal bersama. aku meminta temanku yang kebetulan tinggal bersama keluarga dan mimiliki banyak kucing untuk bersedia menampung Lui. Sayang, dia hanya bertahan satu minggu.
Sedih. Pasti!
Tapi setidaknya aku sudah berusaha yang terbaik dari pada membiarkannya di pinggri jalan waktu itu. Mungkin jika kutinggalkan di pinggir jalan Lui sudah mati dari jauh – jauh hari. Mungkin jika tidak memungut Lui mungkin aku tidak akan pernah belajar dan menyadari apapun yang seharusnya aku sadari dalam kehidupan.
Kadang – kadang jika kita ingin menoleh ke sekitar sebentar saja, kita bisa saja mendapat banyak pelajaran hidup, tidak perduli dari apa dan siapa pun itu.


THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post