Jumat, 12 Januari 2018

Review Film : BRIDE WARS (2009)


Berbicara soal bride dan marrige memang tak ada habisnya. Setiap orang khususnya wanita tentu saja menginginkan wedding yang terbaik terindah untuk di kenang sepanjang hidupnya. Semua orang memimliki impian akan pesta pernikahannya. Begitu pula halnya Emma dan Liv yang memiliki Wedding dream sendiri.
Liv seorang yang perfect dan keras kepala dan Emma adalah seorang yang berhati lembut dan mengalah. Memang gitu ya pada umumnya disetiap hubungan memang harus saling mengisi- dalam hubungan apa pun itu-. Sebenarnya agak agak baper sih ya lihat film ini karena berhubungan dengan wedding. Bawaannya kok ya cepat-cepat pengen buat wedding sendiri.

Film ini benar benar mencerminkan bagaimana keribetan yang benar benar ribet saat menghadapi yang namanya wedding. Tapi jangan salah ternyata banyak hikmah dari film ini yang dapat kita ambil terutama tentang persahabatan. Hubungan tidak melulu soal lawan jenis. Orang yang terdekat yang bisa saling berbagi hidup bisa saja dengan sahabat. Liv dan Emma sudah berteman sejak kecil, dan sejak kecil pula mereka sudah memiliki impian untuk menikah di Plaza Hotel.


Segala rencana Perfect mereka telah dilamar oleh pasangan masing-masing. Liv sekarang tunangan Nate dan Emma sekarang bertunangan dengan Fletcher. Liv dan Emma kemudian mendatangi Wedding organizer impian mereka dan menentukan tanggal. Karena datang berdua, Emma dan Liv disangka oleh petugas Administrasi WO tersebut akan meikah ditanggal yang sama. Mereka berdua di jadwalkan akan menikah di Plaza Hotel tanggal 6 juni. Tak ada pilihan lain, semua tanggal telah penuh terjadwal dan pilihan yang ada hanyalah salah satu dari mereka harus mengganti tempat dan tanggal.
Awalnya mereka kompak mencari solusi untuk semua maslah ini akan tetapi ternyata ini hanyalah awal peperangan terjadi. Mereka jadi saling bermusuhan. Persahabatan yang dibina bertahun tahun akhirnya hancur karena rebutan wedding. Liv dan Emma saling bersaing untuk menghancurkan Wedding. Emma berusaha membuat Liv gendut, Liv membuat seluruh tubuh  Emma merah, Emma membuat warna rambut Liv biru dan banyak lagi persaingan seru mereka.

Tapi, dibalik semua perseteruan itu mereka sesungguhnya merindukan satu sama lain. Mereka saling kehilangan orang yang sangat mengenal mereka. Bisa dibayangkan orang yang selama ini menjadi tempat mencuruahkan segalanya kini menjadi musuh yang saling menghancurkan, pasti rasanya pedih sekali.

Disetiap perjalanan dan waktu yang semakin dekat dengan hari H tentu saja banyak hal dan apa saja bisa terjadi. Ada pasangan yang semakin jatuh cinta dan lengket, ada pula pasangan yang akhirnya menyadari mereka selalu bertengkar dan sebenarnya tidak cocok. Liv dan Nate semakin lengket menjelang hari bahagia mereka, sedangkan Emma sebaliknya ia semakin sering bertengkar dengan Fletcher.  Puncaknya terjadi di hari H pernikahan.Liv mengganti Video pernikahan Emma.  Emma akhirnya berpisah dengan Fletcher mereka menyadari ternyata mereka tidak akan bahagia jika tetap bersama.
Liv sedih sekali akan hal itu. Ia menyesal.
“Kau Menangis ?” tanya Emma.
“ya, sepertinya semua  ini baru bagiku dan aku sering menangis. Aku seperti orang yang terluka” Liv mulai menangis.
“Tidak Liv. Aku tak mau itu. Maaf.”
“Tidak.kau benar. Aku tidak harus memiliki sesuatu secara bersamaan sepertinya ini panggilan agar aku bangun. Dan aku agak terhuyung-huyung sedikit agar  aku bangun. Maukah kau tetap disini?” Liv memohon.
“Dimana lagi aku harusnya berada?” Emma Tersenyum.




Akhirnya Emma yang batal menikah menjadi bridesmate nya Liv. Mereka berbaikan dan menjadi sahabat kembali. Sungguh Emma tak menyesal telah bertengkar dengan Liv dan gagal menikah dengan Fletcher di hari pernikahannya. karena apa yang terjadi selanjutnya sungguh membahagiakan. Penasaran kan ? sana gih nonton sendiri! Happy Watching J

By : Sunflower



Rabu, 03 Januari 2018

HAPPY NEW YEAR 2018

instagram@putriazhari26
I KNOW IT WAS LATE I JUST WANT TO SAY HAPPY NEW YEAR FOR ALL READERS AND BLOGGERS FELLOW AROUND THE GALAXY, KEEP AWESOME AND KEEP WRITE A GREAT JOB. LET'S ROCK 2018 TOGETHER~

nb; this picture taken in my hometown. have been spending new year at home this time heheheh

Kamis, 21 Desember 2017

REVIEW IT (2017)



“Percayalah, pernah ada Pennywise dalam hidupku juga dimasa kanak – kanak”
Film yag paling menyebalkan sekaligus mengagumkan adalah film yang mampu mengaduk – ngaduk imajinasiku sampai aku ketakutan setengah mati. Film Horror menakutkan tapi tidak berhasil mengaduk imajiansi dengan sempurna, mereka hanya memberikan rasa takut yang bergulung – gulung diperutmu, dan hilang ketika Film habis dan kau keluar dari ruangan bioskop.

IT berangkat dari suatu tempat dalam dunia imajinasi masa kecil dimana ada balon, perayaan, dan badut menjadi mimpi buruk yang memakan ilusiku habis tak bersisa semalaman diatas tempat tidur tanpa berani memejamkan mata. Menurutku IT merupakan salah satu film supranatural yang menceritakan ketakutan yang kita miliki dimasa kecil, ketakutan anak – anak dan bagaimana cara mereka melawannya.


Dalam film yang diangkat dari novel penulis kondang dunia Stephen King menceritakan 4 orang anak lelaki yang saling berteman dengan latar belakang keluarga berbeda – beda dan ketakutan yang berbeda juga. Bill(Jaeden Lieberher) kehilangan seorang adik yang tidak dapat ditemukan dan kedua orang tua yang seakan Move on dari sang adik tanpa menacari penjelasan atas kematiannya. Kecemasan tumbuh dalam diri Billi yang kemudian menjadi pusat kesedihan dan ketakutannya. Richie(Finn Wolfarhard) anak lelaki berkacamata yang betah sekali berceloteh memiliki ketakutan pada Badut, Stanley(Wyatt oleff) anak Yahudi yang belum bisa membaca Torah, dan ketakutan terbesarnya adalah lukisa wanita dengan wajah berantakan di  runang kerja ayahnya, dan Eddie (Jack Dylan Gnazer) seorang anak lelaki yang punya kebiasaan minum obat ini – itu tanpa tahu jelas apa penyakitnya, ibu menjadi alasan  yang tidak bisa dibantah Eddie.
Mereka pemeran utama yang kemudian bertemu dengan Mike(Chosen Jacobs), Baverly(Sophia Lilis), dan Ben(Jeremy Ray Taylor) dengan ketakutan mereka masing – masing. Dalam film ini digambarkan teror badut yang setiap 27 tahun sekali muncul dan menculik anak – anak. Kota Derry dianggap seperti mendapatkan kutukan. Tapi setiap kabar kehilangan hanya berakhir dengan foto – foto orang hilang yang ditempel dimana – mana tanpa hasil sama sekali.


Pennywise (Bill Skansgard) begitu nama badut penari yang menyeranga anak – anak ini satu – persatu. I can tell you Pennywise sukses sekali berakting se-psikopat – psikopatnya. Tanpa Dia  aku tidak pernah tahu bahwa Pennywise punya wajah menawan nan tampan di kehidupan aslinya hehehe..

Misi inti mereka adalah mencari dimana Jasad Georgie adik Bill yang menghilang setahun yang lalu. Bill hanya ingin menemui kenyataan pasti terhadap apa yang terjadi pada adik semata wayangnya. Pencarian itu tidak gampang, mereka mulai ditakuti oleh ketakutan mereka masing – masing. Diujung ketakutan tersebut selalu saja muncul seorang badut dengan balon merah. Masuk kedalam gorong – gorong, menulusuri sumur, dan kemudian berada di titik inti tempat dimana Pennywise bersembunyi dan  membawa anak – anak yang telah diculiknya melayang di udara.

Menurutku pribadi, film ini menggambarkan ketakutan masa kanak – kanak kita yang harus kita lalui untuk mencapai tahap selanjutnya dalam kehidupan. Errr—ini hanya bagaimana caraku melihat dan mengartikan IT dari kacamataku, kau boleh tidak setuju jika kau mau. Pennywise merupakan suatu tahap dalam kehidupan yang harus kau lampaui. Cara melampauinya kau harus berani melangkah dengan segala hal yang ada dibawah sol sepatumu saat ini; orang tua yang over protective, pembulian, kenangan masa lalu atas kehilangan seseorang, gosip buruk yang membuat wajahmu terlihat sangat kotor, atau peraturan – peraturan tertentu yang ditetapkan orang dewasa tanpa mendengar pendapatmu. Hal – hal tersebut sebenarnya yang akan membuatmu ketakutan, depresi, dan tidak memapu mengangkat sepatumu untuk melangkah lebih jauh lagi. Untuk menulis sebuah kehidupan yang lebih besar dari saat ini.


Pennywise adalah poin utama yang harus kau lampaui untuk mencapai kedewasaan. Kau dipenuhi ketakutan dan Pennywise merupakan perasaan antagonis yang selalu merasuki pikiranmu dan mengatakan “Menyerahlah, karna terlalu menakutkan untuk melewati masa – masa ini.”  kata – kata yang paling sering disebutkan Pennywise adalah “Float”—melayang. Ya, pikiran antagonis sering sekali membuatmu ingin melayang dari cita – cita masa depan yang sudah kau atur, sedang untuk menuju masa depan kau harus menjadi dewasa, untuk menjadi dewasa kau umurm harus bertambah dan kau harus melewati segala rintangan yang kau temui di usia saat ini; seperti pembulian yang terjadi pada Ben misalnya.

Tidak semua orang mampu menekan perasaan anatagonisnya dan bangkit dari keakutan, ketakutan bisa merubahmu menjadi makhluk lain. Seperti Henry yang merupakan pembuli paling menyebalkan namun memiliki ketakuan terhadap ayahnya sendiri. Henry tidak memilih untuk melawan ketakutan itu dengan cara yang baik; menjadi anak yang diharapkan orang tuanya. Dia membiarkan perasaan antagonis merasuki pikirannya dengan membunuh ayahnya sendiri. Sejak saat itu Henry sudah berhasil memilih masa depannnya. Menjadi seorang trouble makker.

Apa pilihan enam sekawan yang kemudian berperang dengan Pennywise? Mereka memilih untuk membung jauh – jauh rasa takut mereka dan bangkit melawan Pennywise. Di bagian ini semua dari mereka masing – masing dipertemukan dengan ketakutannya. Seperti beverly yang dipertemukan dengan wajah sang ayah yang sangat dibencinya, atau Bill yang menemukan jaket hujan Georgie dan menemukan pertanyaan besarnya selama ini bahwa Georgie benar telah mati. Ketika semua dari mereka mampu melawan ketakuannya Pennywise mulai melemah, ketakutan malah berbalik menyerangnya. Pennywise masuk kedalam sumur dan menghilang menjadi keping – keping.

Stephen King tidak pernah mengecewakan, bukan? dan aku suka film ini walaupun dia mengaduk – ngaduk imajinasiku dengan sangat kejam hahahaha. Ini visualisasi dari masa kanak – kanak kita menuju kedewasaan. Hanya pemenang yang mampu menyusun mimpi – mimpi dan kemudian mengujudkannya.


Rabu, 20 Desember 2017

REVIEW KIDNAP (2017)


”They messed with the wrong mother”
Kidnap salah satu film bertema kriminal penculikan yang kembali dibintangi oleh Halle Berry. Jika di film The call Helle menjadi seorang operator 911 yang menangani kasus penculikan seorang anak remaja, kali ini dia menjadi seorang ibu yang menjadi korban penculikan anak, anak semata wanyangnya di culik di taman bermain sehingga ia memutuskan untuk mengejar anaknya sendirrian.

Mainly film ini bersetting di dalam mobil dan jalan raya. Karla (Halle Berry) merupakan singgle parent yang sebentar lagi akan menjalankan sidang perceraian dan tengah berdebat hak asuh anak. Karla bekerja sebagai seorang waiters di salah satu Café. Setelah bekerja di café  hari itu Karla dan Farnkie—anak laki- lakinya—pergi ke taman bermain untuk menghabiskan waktu bersama. Ketika sedang menerima telfon dari pengacara perceraian yang mengatkan bahwa suaminya ingin hak asuh penuh atas Frankie.

Inilah permulaan dimana Frankie menghilang. Asumsi pertama yang keluar dalam kepalaku adalah; Frankie diculik oleh orang bayaran ayahnya sendiri. Tapi ini teori yang paling gampang ditebak. Asumsi kedua muncul, sebelumnya ketika main Marco-Polo bersama Farakie Karla duduk bersebelahan denan seorang Pria yang rambutnya agak ikal. Pria itu bertanya berapa usia Frankie. “Ini bisa saja penculiknya” pikirku. Asumsiku didukung oleh fokus kamera yang agak banyak ke arah Pria yang berbicara dengan Karla tersebut. Biasanya fokus kamera bisa menjadi kata  kunci, kan?


Setelah semua asumsiku salah, aku memutuskan untuk terus lanjut nonton saja hehehe.
Disinalah letak dilema yang kemudian datang. Sebagai seorang ibu yang melihat anaknya diculik akan menjadi insting naluriah pertama yang akan keluar dari dalam dirinya yaitu untuk mengejarnya tanpa henti. Karla kemudian memutuskan mengejar anaknya dengan mobil pribadi tanpa bantuan polisi melawan ketakutannya sendiri. Akting Halle memang tidak pernah kuragukan, dia selau berhasil fitin dengan peran pantang menyerahnya, atau dengan rasa tegang yang diberikannya pada penonton.

Pengejaran terus terjadi tanpa pertolongan pihak berwajib. Sampai pada sewaktu ketika Karla melihat seorang polisi lalu lintas yang sedang beroperasi dibelakangnya. Karla mencoba memancing perhatian pak polisi dengan mengemudi ugal – ugalan. Rencananya berhasil, polisi tersebut terpancing dengan aksinya. Karla mencoba untuk memberi tahu polisi tersebut bahwa anaknya menjadi seorang korban penculikan mobil yang berada didepannya. Malangnya Pak polisi yang berada disamping mobil Karla di pepet oleh si penculik. Setelah berhasil melumpuhkan seorang polisi, Karla dan si penculik bertatap muka. Seorang lelaki keluar dari mobil dengan sebuah pisau. Karla  mengatakan bahwa dia akan memberikan dompet dan kartu kreditnya jika mereka melepaskan Frankie.

Ini belum berakhir, masih banyak pengejaran dan perkelahian yang terjadi, bertengkar bersama seorang wanita didalam mobil sampai membunuh pria bersenjata tajam tadi dengan tangannya sendiri sebelum menemukan sebuah rumah dimana mereka menyembunyikan Frankie dan beberapa anak lainnya.

Sebelumnya Karla mencoba melapor ke polisi daerah Chaster dimana dia kemudian mencoba menghubungi suaminya David, di saat bersamaan Karla sadar bahwa polisi setempat tidak dapat menjadi harapan, begitu banyak laporan anak hilang dan mereka hanya menunggu.

Singkatnya, Karla mengejar anak semata wayangnya dengan masuk kedalam sangkar harimau(read: markas penculikan) tanpa pengawalan siapapun. Seorang Wanita yang tadi bertengkar didalam mobil dengannya berhasil kembali ke markas dan menjadi satu – satunya penjaga yang separuh tubuhnya penuh luka – luka.

Tidak hanya Frankie, Karla juga menemukan dua orang anak lainnya yang disekap. Karla sempat menelfon 911 dari rumah si penculik yang mana kemudian mati ditanannya sendiri. Kasus Karla mengungkap gembong penclulikan anak terbesar yang berbasis di tiga daerah besar; New York, London, dan Dubai.


Well, sometime movie just not for amusement. Terkadang dari film kita bisa belajar banyak hal seperti nilai – nilai moral, pengorbanan, dan arti pentingnya waspada dengan kondisi sekitar. 

posted by Azhari

Kamis, 14 Desember 2017

REVIEW THE 13 GOING ON 30



“ Well, Jenna, I know I made a lot of mistakes, but I don’t regret making any of them. Because,  if I hadn’t made them I never learn to make things right.”

Jenna Rink (Jennifer Garner) remaja berusia 13 tahun yang selalu ingin tampil cantik dan memiliki pamor diantara anak – anak sebayanya. Impiannya ingin sekali menjadi anggota Six Chick yang terdiri dari 6 orang anak perempuan yang tenar di sekolahan, namun penghinaan yang didapatnya ketika ulang tahun yang ke -13 membuatnya benar – benar terpukul dan mengucapakan permohonan agar menjadi canti, sukses, dan seksi di usia 30 tahun. Jenna tidak pernah menyangka bahwa permohonan tersebut terkabulkan, di saat yang bersamaan dia kehilangan Mat Flamhaff (Mark Ruffalo) yang merupakan teman dekatnya.
young Jenna and Matty


The 13 Going On 30 adalaha film Romantic comedy - drama Amerika yang diprodukis oleh Revolution Studios untuk Colombia Picture. Film yang rilis pada 23  April tahun 2004 menjadi salah satu film romantis favoritku sepanjang waktu. Pertama sekali menemukan film ini di salah satu list Box Office layar kaca channel Tv swasta ketika masih duduk dibangku SMA.

Jenna Rink menemukan dirinya terbangun disebuah apartemen mewah dalam usia 30 tahun. hal yang terakhir diingatnya adalah pesta ulang tahun ke – 13 yang berakhir berantakan karena Tom- tom atau Lucy Wyman (Judy Green) yang menghancurkan pesta ualng tahunnya. Jenna mengurng diri didalam lemari barang dan mengucapakan beberapa keinginan yan benar – benar terkabul dan membuatnya tebangun dalam usia 30 tahun.
 
Jenna and tom - tom
Terbangun dalam usia dewasa namun tidak membuat sifat anak – anak 13 tahunnya tidak berubah. Jennifer Garner memberikan akting terabaiknya dengan khas anak – anak yang imut. Seperti mimpinya ketika berusia 13 tahun, Jenna menjadi seorang Editor di salah satu majalah fashiion yang sering dibacanya ketika remaja, Poise magazine dan berteman dekat dengan Lucy ketua dari anggota Six chick yang begitu dikaguminya.

Secara keseluruhan Jenna sudah memiliki segala yang diimpikannya; berusia 30 tahun, pekerjaan yang diinginkan setiap wanita di dunia, pacar seorang atlit baseball terkenal, kehidupan yang glamor, apartemen pribadi yang dipenuhi dengan barang – barang branded, Namun segala perubahan dalam proses hidupnya itu tidak dibarengi dengan kehadiran  Matty, teman dekat lelakinya sejak kecil. Jenna harus merelakan Matty dalam cerita hidupnya untuk mewujudkan kesuksesan yang lainnya.
 
Jenna and Matty Adult
Dalam cerita hidupa Jenna yang berusia 30 tahun, Matty dan Jenna tidak saling berteman sejak ulang tahun Jenna yang ke – 13. Namun proses kedewasaan Jenna yang sedikit sulit dimengerti membuat segala kenangan yang tersisa dalam ingatan hanyalah ingatan masa kecil dimana dia dan Matty masih menjadi sepasang teman dekat.  Jenna memerintahkan seorang asistennya untuk mencari tahu keberadaan Mat setelah kemudian memutuskan untuk pergi mencari alamat apartemennya.

Singkatnya Jenna dan Mat kembali menjalin pertemanan, kembali manghabiskan waktu bersama, hingga Mat sempat menjadi fotografer untuk Poise Magazine. Namun banyak yang dirasakan menghilang dari dirinya. Sebagai seorang wanita muda yang memiliki karir yang baik, dikelilingi dengan lifestyle metropolitan Jenna merasa tidak punya seorang teman yang benar – benar setia, seseorang yang dapat mencintainya, keluarga yang lama telah ditinggalkannya, dan Mat yang akan segera menikah.
Seperti itulah kehidupan yang paling menakutkan, ketika kau akan kehilangan segala hal manusiawi untuk mewujudkan hal – hal duniawi. Seberapa suksesnya dirimu kau bukanlah siapa – siapa tanpa orang – orang yang mampu mencintaimu sepenuh hati.

Dihari pernikhan Mat, Jenna datang kerumah masa kecil Mat yang bersebelahan dengan rumah masa kecilnya. Diam – diam masuk kekamar tidur Mat. Mat yang sedang bersiap memakai Tuxedonya agak terkejut menerima Jenna  wanita yang dicintai sejak kecil dihadapannya di hari pernikahannya. Mereka saling mengungkap perasaan masing – masing. Mat mengaku bahwa dia tidak pernah mampu benar – benar mencintai seseorang setelah Jenna, namun tidak adil bagi calon istrinya jika ia membatalkan pernikahan mereka untuk kembali bersama Jenna.


Apakah Jenna mampu mendapatkan kesempatan ke-dua?

posted by Azhari

Sabtu, 09 Desember 2017

EPIK HIGH; WE'VE DONE SOMETHING WONDERFUL



Setelah mengenal Epik High karena Tablo Skandal yang begitu menghebohkan jaman dulu, aku mulai memasukkan Epik High kedalam playlistku, walaupun tidak begitu inteens mengikuti perkembangan mereka tapi mereka fit in my taste. Tablo yang memang terlahir sebagai pekerja sastra yang luar biasa selalu berhasil menulis lirik – lirik yang akan menyatu denganmu tiap kali kau mendengar lagu – lagunya.

Kemudian di karya sastra yang lain, Tablo mencuri ketertarikanku dalam novelnya yang berjudul Pieces Of You. Aku membacanya berulang kali (bahkan sebelum menulis arikel ini hehe). Selain pernah merasakan tinggal di berbagai negara termasuk Indonesia, Tablo merupakan lulusan Standford University, sejak kuliah sudah berperan aktif dalam komunitas majalah sastra di kampus.


Jadi, yang ingin aku tulis hari ini adalah album baru Epik High yang bertajuk We’ve Done Something Wonderful yang rilis bulan Oktober lalu. Awalnya aku hanya mendengar potongan salah satu lagu dari labum ini dari Instragram seorang teman yang me-repost postingan Instagram Tablo. Hanya sepotong sudah membuatku penasaran hingga memutuskan untuk mendengar keseluruhan isi Album, and here they are:

1. 사람이 제일 무서워
2. 02. 연애소설 (Feat. 아이유)
03. 노땡큐 (Feat. MINO, 사이먼 도미닉, 더콰이엇)
04. 빈차 (Feat. 오혁)
05. HERE COME THE REGRETS (Feat. 이하이)
06. 상실의 순기능 (Feat. 수현)
07. BLEED
08. TAPE 2002
09. 어른 즈음에
10. 개화(開花) (Feat. 김종완 of )
11. 문배동 단골집 (Feat. 크러쉬)

No Thank You merupakan salah satu lagu yang menjadi kontroversi. Lagu yang dinyanyikan bersama Minho ‘Winner’, Simon D, dan The Quiett memiliki ciri khas para rapper yang sering menggunakan kata – kata sarkastik dalam menyampaikan kritikan terhadap soecity. Namun, netizen menangkap lirik kontroversi pada baian Song MinhoEven using the word motherfucker is being called misogynistic, shit “  Kontroversi pada lirik lag tidak hanya sekali ini saja terjadi pada Song Minho. Rapper tampan yang merupakan salah satu anak asuh YG. Entertaiment ini juga pernah terjerat lirik kontrversi pada lagunya dari Show me the money yang disiarkan di Mnet spread your legs like you’re at the gynecologist


Karna salah paham yang terjadi pada publik kemudian Tablo dan teman – teman buka suara dan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki maksud – maskud tertentu dalam lirik yang dinyanyiakan Song Minho pada lagu mereka. Mereka juga menambahkan jika dilihat secara keseluruhanit is a reckless satire of society

Nyanyian dengan lirik – lirik satir memang sering menjadi khas dari lirik penyanyi Rapper. Penyampai kritikan kepada netizen sering digambarkan dalam kata – kata yang agak kasar bagi beberapa orang. Bagiku pribadi lagu ini dibuat untuk mengkritik salah sau sifat yang berkembang pesat dalam kehidupan sosial kita; suka sekali mengurusi kehidupan orang lain dan mengkritik hal – hal kecil yang tidak begitu penting untuk menjatuhkan pihak – pihak tertentu.  No Thank You mencoba menjadi lagu yang menyindir dari segi musik hiphop.

Selain No Thank You ada Bleed yang juga menjadi favoritku selanjutnya. Bleed menceritakan kegelisahan manusia terhadap manusia lainnya, maksudnya kegelisahan yang sering terjadi dalam diri seseorang ketika mereka mencapai di suatu titik dimana mereka memiliki power and fame namun mulai kekurangan orang – orang yang dapat mereka count on. Aku fikir ini menggambarkan mereka sendiri sebagai publik figure. Publik figure merupakan orang – orang yang rentan terserang Mental Dissorder ketika siklus kehidupan mereka mulai berubah dan berbeda dari manusia pada umumnya. Ruang gerak yang dibatasi dan kehidupan yang terus – terusan di tonton. 

Kritikan yang disulap dalam bentuk sastra lainnya ada pada lagu Tablo yang berjudul Dear TV. Jika tidak salah lagu ini di tulis setelah skandal besar yang pernah menyerangnya beberapa tahun silam. Skandal besar yang mempermasalahkan status sarjananya dari Universias Standford. Ini Skandal yang lumayan besar dan benar – benar membuatnya Tablo sangat terpukul.

Ini yang aku suka dari lagu – lagu Epik High, lirik – lirik yang ditulis dengan kritikan jenius ala rapper, lirik percintaan yang romantis dan tidak cukup didengar dalam satu hari, atau lirik patah hati yang meningalakan luka bagi pendengarnya.


Bagiku Tablo salah satu pekerja Sastra yang berhasil menyampaikan isi kepalanya dalam barisan – barisan kata yang indah. Ini rekomendasi musik yang mungkin bisa kau nikmati sebelum tidur nanti malam. Semoga kau dan aku menyukainya….

posted by Azhari

REVIEW THE GREAT WALL (2016)


Kadang-kadang pembahasan tentang legenda terasa membosankan karena apa yang dibahas belum tentu benar adanya. Legenda hampir disamakan dengan dongeng yang keberadaannya kadang hanya khayalan. Banyak cara untuk menyampaikan legenda, biasanya dari mulut kemulut ataupun dari film. Film The Great Wall adalah film tentang Legenda yang sumpah keren! Buat merinding. Malam ini aku kurang lebih 2 jam mantengin film ini, seru lah. Fantasy ceritanya bagus didukung gambar yang bagus dan ritme film yang buat geregetan.

Tembok besar China yang telah berdiri berabad-abad, dan telah menjadi salah satu keajaiban dunia. Panjangnya lebih dari 8850 KM pembangunannya butuh lebih dari 1700 tahun. Bayangkan aja gimana luar biasanya tembok yang panjangnya ampun-ampunan. Di tembok besar China inilah yang menjadi latar belakang film The Great Wall. Film yang menyajikan setting dengan full Chinese empire, dengan costume prajurit zaman kekaisaran China, dan setting kerajaan yang bagus banget. Ceritanya juga dari awal sampai akhir juga bener-bener ga bosenin.

Pemerintahan orde tanpa nama kedatangan tamu tak diundang : William dan Tovar. Wiliiam dan Tovar sebelumnya gerombolan prajurit yang mencari bubuk hitam, akan tetapi di perjalanan mereka diserang oleh penjahat padang gurun hingga yang tersisa tinggal 4 orang. Pada malam mereka di kejar penjahat, mereka bersembunyi di balik bukit. Kedua teman mereka dimakan monster legenda yang belakangan diketahui bernama Tao Tie, William berhasil memotong tangan dan membunuh monster tersebut dan memutuskan untuk membawa tangannya.


Tao Tie berasal dari legenda pada berabad-abad lalu ada seorang kaisar yang jahat dan membuat rakyat menderita, langit mengirim meteor yang menghantang gunung Gouwu mengubahnya menjadi hijau dan melepaskan Tao Tie. Sejak hari itu, Tao Tie akan bangkit setiap 60 tahun untuk menghukum China bagian utara. Mereka datang untuk mengingatkan bahwa apa yang terjadi saat keserakahan tidak dapat dicegah. Mereka makan apa saja hidup dan mati, membawa makanannya pada sang ratu, ratu makan tergantung pada pasukannya dan ratu akan berkembang biak dengan makanan yang diberikan prajuritnya. Jadi bayangkan saja kalau misalnya ibu kota memiliki lebih dari 2juta penduduk, berapa banyak Tao Tie yang akan di lahirkan sang Ratu dan Menyerang dunia. Oohh tidak! Kita harus selamatkan dunia !


William dan Tovar berhasil masuk ke pemerintahan orde tanpa nama sebagai tahanan, di hari pertama mereka menjadi tahanan ternyata Tao Tie menyerang. Mereka yang memang prajurit yang mumpuni dalam perang akhirnya ikut membantu pasukan yang kewalahan. Karena kemauan dan keahlian mereka menyerang Tao Tie, mereka pun akhirnya di izinkan untuk tinggal di tempat tersebut. Penyerangan kembali terjadi dan membuat Jendral pemimpin Orde tanpa mana tewas dan akhirnya digantikan oleh Jendral Lin Mae-seorang perempuan-.

Cerita terus berlanjut dan menghadirkan adegan-adegan pertempuran yang menegangkan dan dramatis. Berkali kali Tao Tie menyerang banyak terjadi pertempuran dan mereka kehilangan banyak nyawa. Ternyata, penyerangan Tao Tie merupakan pengalihan sementara yang lainnya menggali trowongan untuk masuk lebih jauh ke ibu kota.

Yang terjadi diakhir cerita sungguh dramatis, Tao Tie berhasil masuk ke ibu kota dan membuat koloni seperti Zombi di Film World World Z. Kini harapan ada ditangan Jendral Lin Mae dan William karena sudah banyak yang tewas dan Tovar lebih memilih kabur bersama Ballad dengan bubuk hitam. William dan Jendral Lin Mae membidik Ratu Tao Tie, dua kali membidik dua kali mereka gagal. Tao Tie monster hijau yang cerdas dalam melindungi Ratunya, mereka membuat blockade seperti yang di lakukan polisi hingga sang Ratu tak bisa diserang walau dipanah dari atas. Hingga akhirnya usaha William dan Jendral Lin Mae berhasil, sang ratu berhasil diledakkan dan seluruh koloni tak berkutik lagi. 

 Posted by : Sunflower



THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post