Minggu, 16 Juli 2023

REVIEW NOVEL THE MIDNIGHT LIBRARY BY MATT HAIG

 

Instagram @putriazhari26


Apa sih yang kau rasakan Ketika membaca? Apa alasan utamamu membaca? Apa karna membaca menjadi salah satu aktivitas keren di Instagram belakangan ini?

Pertanyaanku menyebalkan, ya? Hahahah.. maaf, tapi memang begitu cara otakku bekerja, aku memiliki banyak pertanyaan dibandingkna jawaban. Tapi pertanyaan diatas bukan muncul begitu saja tanpa ada alasan, terlalu banyak fenomena ‘membaca’ yang kulihat belakangan ini. Ketika social media menghantam cara hidup umat manusia, aktivitas membaca kehilangan seninya yang indah dan tenang. Semua orang berlomba  - lomba menghabiskan bacaan mereka tiap hari sampai mereka lupa menikmati indahnya tiap bait yang ditulis oleh pengarang, lupa bagian paling romantis dari pasangan yang akhirnya berpisah di akhir cerita. Fenomena membaca belakangan ini terasa begitu terburu – buru karena deadline kepada followers.


Padahal sangat indah jika kita bisa menilik corak Bahasa yang digunakan si penulis, bahkan tulisan terkadang bisa mengungkap kepribadian atau watak dari si penulis itu sendiri. Seperti Jane Austin yang menuruku pribadi memiliki jiwa yang damai dan bebas seperti burung. Dia tidak pernah membiarkan opininya terkungkung di dalam sangkar, dia makhluk yang bebas berekspresi. Kesimpulan pribadi itu muncul dari semua karyanya yang kubaca, melalui tulisannya Jane mengungkapkan pada dunia bahwa Wanita adalah makhluk yang memiliki jiwa, rasa, cinta, opini, dan cita – cita.

Bagiku pribadi membaca adalah ruang paling luas untuk mengekspresikan diri, untuk berimajinasi, untuk belajar, dan untuk beropini. Buku memberi power yang tidak terbatas bagi pembacanya, kan?

Anyway, hari ini aku ingin membagikan buku yang baru – baru ini kubaca. Kau tahu kan kehidupan orang dewasa mencari duit untuk isi perut itu sangat mengerikan karnanya buku menjadi tempat pelarian paling menyenangkan untuk diriku sendiri.

It’s The Midnight Library by Matt Haig. It’s really incredible experience to have a chance to read this book. Since I read in English version aku menghabiskan hampir satu bulan membacanya hahaha, Latihan yang bagus untuk skill Bahasa Inggrisku. Membaca buku ini kau akan mengikuti Nora dengan segala depresi yang dia miliki didalam kepalanya.

Dalam otaknya Nora memiliki tendensi untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri sebanyak 100%, tapi menurutku itu perasaan paling dangkal yang ada dalam dirinya dan Nora hanya belum melihat lebih dalam pada dirinya sendiri. Lubuk hatinya yang paling dalam menginginkan kehidupan yang Panjang dan indah, lubuh hatinya yang dalam percaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk membawa hidupnya ke tepian melawan ombak besar depresi yang terus membuat dirinya terbawa arus deras.

Aku suka cara Matt menggabungkan kehidupan nyata dan imajinasi. Nora dikabarkan mencoba bunuh diri dengan meminum racun, dan Ketika dia terbangun dia sudah berada di dalam sebuah perpustakaan besar dengan begitu banyak buku – buku tebal bersama Mrs. Elm seorang guru dimasa kecilnya dulu. Mrs, Elm menjelaskan bahwa dia berada dalam perpustakaan antara dan hidup, portal yang Nora bangun sendiri karna keputusannya mengkahiri hidup. Disini Nora diberi kesempatan untuk mengulang segala hal yang pernah dia sesali, mencoba semua kemungkinan yang belum pernah terjadi dalam hidupnya untuk memutuskan apakah dirinya menginginkan kematian atau kehidupan. Semacam kesempatan kedua tapi kau tidak boleh lengah atau portal ini akan hancur dan kau tidak akan pernah mendapat kesempatan apapun.

Buku – buku tersebut berisikan kemungkinan, mimpi, dan segala penyesalan yang pernah Nora miliki. Untuk menemukan tujuan hidupnya, Nora mulai dengan “buku catatan penyesalan” mengulang Kembali hal yang mungkin saja bisa terjadi dalam hidupnya namun tidak pernah diujudkan, seperti; menikahi dengan pacarnya dulu, menjadi perenang professional, atau menjadi pemusik sukses seperti impiannya dulu sebelum band kecilnya bubar barisan.

Memasuki semua kemungkinan yang Nora miliki memberikan perasaan campur aduk, setiap masuk menemukan dimensi hidup yang baru aku seperti ingin berkata “baiklah, ini dia hidup yang cocok untuk Nora” dan kemudian aku ditampat oleh ending yang kurang ajar sehingg Nora harus Kembali ke perpustakaan, bertemu dengan Mrs. Elm untuk mencoba kemungkinan lainnya.

Singkatnya, dari hidup Nora aku dapat menarik kesimpulan bahwa kehidupan ini adalah hanya lubang besar yang berisi segala teka – teki, tugas kita hanyalah menjalani hari ini sebaik mungkin tidak perlu mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan karena masa depan bukan tugas kita untuk menentukan. Masa depan adalah tugas Tuhan.


Instagram @putriazhari26

Setiap pilihan dalam hidup ini memiliki resiko masing – masing. Jadi, pada dasarnya tidak ada istilah “hidup sempurna”  karna semua keputusan yang kita ambil mengandung resiko dan kita tidak bisa menghindar dari segala hal itu.

Melalui Nora aku kemudian menarik kesimpulan bahwa ketika kita dilahirkan itu menjadi bukti yang cukup bahwa diri kita siap untuk menjalani kehidupan, bahwa kita lahir untuk hidup. Jadi, tidak peduli seberat apapun ujian yang kau dapat jangan pernah menyerah kerena Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi yang mereka mampu.

 

So, happy reading. Salam hangat dari kerajaan yang paling jauh :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post