Instagram @putriazhari26 |
Apa
sih yang kau rasakan Ketika membaca? Apa alasan utamamu membaca? Apa karna
membaca menjadi salah satu aktivitas keren di Instagram belakangan ini?
Pertanyaanku
menyebalkan, ya? Hahahah.. maaf, tapi memang begitu cara otakku bekerja, aku
memiliki banyak pertanyaan dibandingkna jawaban. Tapi pertanyaan diatas bukan
muncul begitu saja tanpa ada alasan, terlalu banyak fenomena ‘membaca’ yang
kulihat belakangan ini. Ketika social media menghantam cara hidup umat manusia,
aktivitas membaca kehilangan seninya yang indah dan tenang. Semua orang
berlomba - lomba menghabiskan bacaan
mereka tiap hari sampai mereka lupa menikmati indahnya tiap bait yang ditulis
oleh pengarang, lupa bagian paling romantis dari pasangan yang akhirnya
berpisah di akhir cerita. Fenomena membaca belakangan ini terasa begitu terburu
– buru karena deadline kepada followers.
Padahal
sangat indah jika kita bisa menilik corak Bahasa yang digunakan si penulis,
bahkan tulisan terkadang bisa mengungkap kepribadian atau watak dari si penulis
itu sendiri. Seperti Jane Austin yang menuruku pribadi memiliki jiwa yang damai
dan bebas seperti burung. Dia tidak pernah membiarkan opininya terkungkung di
dalam sangkar, dia makhluk yang bebas berekspresi. Kesimpulan pribadi itu
muncul dari semua karyanya yang kubaca, melalui tulisannya Jane mengungkapkan
pada dunia bahwa Wanita adalah makhluk yang memiliki jiwa, rasa, cinta, opini,
dan cita – cita.
Bagiku
pribadi membaca adalah ruang paling luas untuk mengekspresikan diri, untuk
berimajinasi, untuk belajar, dan untuk beropini. Buku memberi power yang tidak
terbatas bagi pembacanya, kan?
Anyway,
hari ini aku ingin membagikan buku yang baru – baru ini kubaca. Kau tahu kan
kehidupan orang dewasa mencari duit untuk isi perut itu sangat mengerikan
karnanya buku menjadi tempat pelarian paling menyenangkan untuk diriku sendiri.
It’s
The Midnight Library by Matt Haig. It’s really incredible experience to
have a chance to read this book. Since I read in English version aku
menghabiskan hampir satu bulan membacanya hahaha, Latihan yang bagus untuk
skill Bahasa Inggrisku. Membaca buku ini kau akan mengikuti Nora dengan segala
depresi yang dia miliki didalam kepalanya.
Dalam
otaknya Nora memiliki tendensi untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri
sebanyak 100%, tapi menurutku itu perasaan paling dangkal yang ada dalam
dirinya dan Nora hanya belum melihat lebih dalam pada dirinya sendiri. Lubuk
hatinya yang paling dalam menginginkan kehidupan yang Panjang dan indah, lubuh
hatinya yang dalam percaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk membawa hidupnya
ke tepian melawan ombak besar depresi yang terus membuat dirinya terbawa arus
deras.
Aku
suka cara Matt menggabungkan kehidupan nyata dan imajinasi. Nora dikabarkan
mencoba bunuh diri dengan meminum racun, dan Ketika dia terbangun dia sudah
berada di dalam sebuah perpustakaan besar dengan begitu banyak buku – buku
tebal bersama Mrs. Elm seorang guru dimasa kecilnya dulu. Mrs, Elm menjelaskan
bahwa dia berada dalam perpustakaan antara dan hidup, portal yang Nora bangun
sendiri karna keputusannya mengkahiri hidup. Disini Nora diberi kesempatan
untuk mengulang segala hal yang pernah dia sesali, mencoba semua kemungkinan
yang belum pernah terjadi dalam hidupnya untuk memutuskan apakah dirinya
menginginkan kematian atau kehidupan. Semacam kesempatan kedua tapi kau tidak
boleh lengah atau portal ini akan hancur dan kau tidak akan pernah mendapat
kesempatan apapun.
Buku
– buku tersebut berisikan kemungkinan, mimpi, dan segala penyesalan yang pernah
Nora miliki. Untuk menemukan tujuan hidupnya, Nora mulai dengan “buku catatan
penyesalan” mengulang Kembali hal yang mungkin saja bisa terjadi dalam hidupnya
namun tidak pernah diujudkan, seperti; menikahi dengan pacarnya dulu, menjadi
perenang professional, atau menjadi pemusik sukses seperti impiannya dulu
sebelum band kecilnya bubar barisan.
Memasuki
semua kemungkinan yang Nora miliki memberikan perasaan campur aduk, setiap
masuk menemukan dimensi hidup yang baru aku seperti ingin berkata “baiklah, ini
dia hidup yang cocok untuk Nora” dan kemudian aku ditampat oleh ending yang
kurang ajar sehingg Nora harus Kembali ke perpustakaan, bertemu dengan Mrs. Elm
untuk mencoba kemungkinan lainnya.
Singkatnya,
dari hidup Nora aku dapat menarik kesimpulan bahwa kehidupan ini adalah hanya
lubang besar yang berisi segala teka – teki, tugas kita hanyalah menjalani hari
ini sebaik mungkin tidak perlu mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan
karena masa depan bukan tugas kita untuk menentukan. Masa depan adalah tugas
Tuhan.
Instagram @putriazhari26 |
Setiap
pilihan dalam hidup ini memiliki resiko masing – masing. Jadi, pada dasarnya
tidak ada istilah “hidup sempurna” karna
semua keputusan yang kita ambil mengandung resiko dan kita tidak bisa
menghindar dari segala hal itu.
Melalui
Nora aku kemudian menarik kesimpulan bahwa ketika kita dilahirkan itu menjadi
bukti yang cukup bahwa diri kita siap untuk menjalani kehidupan, bahwa kita
lahir untuk hidup. Jadi, tidak peduli seberat apapun ujian yang kau dapat
jangan pernah menyerah kerena Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi yang
mereka mampu.
So,
happy reading. Salam hangat dari kerajaan yang paling jauh :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar