Minggu, 24 September 2023

REVIEW BUKU AMERICAN PSYCHO

 

IG: @putriazhari26


Selamat berakhir pekan semuanya~ sudah berapa banyak buku yang sudah dibaca tahun ini? Sudah hampir sampai di penghujung tahun, apakah semua target sudah tercapai? Sama seperti tahun kemarin, tahun ini aku membuat project membaca di akun Goodreads, tapi sepertinya tahun ini juga belum mampu memenuhi target yang sudah aku buat.

Tak masalah lah, yang penting tetap luangkan waktu untuk membaca. Belakangan ini aku jadi suka baca buku bahasa Inggris. Biasanya aku membeli versi terjemahan bahasa Indonesia, tapi tahun ini sejak Januari lalu aku bertekad untuk memulai misi baru dalam ranah membaca. Bahasa inggrisku tidak baik sih, tapi ya... itung itung belajar mengasah skill bahasa. Selalu ada hasil yang baik untuk segala hal baik yang kita lakukan, kan ?

Buku terakhir yang kubaca adalah American Psycho. Ya, benar karya fiksi yang diangkat menjadi film legendaris di tahun awal 2000an. Di bintangi oleh si tampan Christian Bale yang berperan sebagai Patrick Bateman, film ini menjadi trendsetter untuk para pria “Sigma”.


Bret Easton Ellis berhasil membuat cangkang rahang mulutku ternganga dengan segala hal yang ditulis di dalamnya. Hal pertama yang terlintas di pikiranku adalah “apa yang ada dalam pikiran Bret saat menulis buku ini? Ide gila macam apa yang bersarang di balik tengkorak kepalanya? Seberapa banyak kasus kriminal yang di riset untuk menulis buku ini?”

Buku ini memang penuh dengan segala hal kejam yang susah diajak bekerja sama dengan akal sehat, bukan jenis karya fiksi yang bisa dibaca segala kalangan menurutku. Bahasa yang terlalu eksplisit membuat buku ini (menurut penilaian pribadiku) cocok sebagai karya fiksi “Dewasa”. Jika, kau sedang mencari buku genre crime atau Psychotic behaviour, buku ini sempurna untuk memenuhi kebutuhanmu, hehehehe.

Jadi, secara pribadi aku akan menggambarkan buku ini sebagai karya fiksi dewasa yang penuh dengan bahasa kasar, aktivitas seksual yang tidak normal, gambaran grafis terhadap kekejaman, dan psikotik disorder. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami buku ini, bukan karna ditulis dalam bahasa inggris, tapi karena jalan pikiran Patrick si tokoh utama yang terlalu mengerikan.

Kehidupan yang digambarkan dalam buku ini adalah kehidupan tahun 80an. Hedonistic pria - pria kaya yang hidupnya terlalu toxic bagiku. Mereka hanya berputar - putar pada persaingan barang - barang bermerek, liburan mewah, meniduri perempuan - perempuan cantik, dan terlalu terobsesi dengan tokoh - tokoh sosialita seperti Donald Trump (jauh sebelum merambah ke dunia politik dan menjadi presiden, Trump dikenal sebagai pebisnis yang sangat terkenal di kalangan sosialita).

Di Awal cerita kita akan disambut dengan rutinitas pagi Patrick yang begitu detail dan luar biasa. Mulai dari perawatan kulit yang teratur juga olahraga untuk menjaga bentuk badan setiap paginya. Patrick juga menjelaskan dengan detail barang - barang branded yang dia gunakan setiap pagi dengan detail (hal ini yang kadang membuat aku merasa bosan dengan tingkah patrick yang terlalu materialisme).

Patrick Bateman digambarkan sebagai seorang pria tampan berusia 27 tahun yang bekerja sebagai ahli Merger dan Akuisisi di salah satu perusahaan penanaman modal fiksi Wall Street bernama Pierce & Pierce. Menggambarkan sosok Patrick seharusnya tidak cukup dengan tampan dan muda, tapi juga; toxic, psikopat, penyakit mental, menyedihkan, ingin dicintai secara tulus, berselera tinggi dalam fashion, dan gila seks.

Kebiasaan seks liarnya yang tidak habis pikir dan dijelaskan terlalu eksplisit yang terkadang membuat aku pribadi merasa tidak nyaman membaca buku ini dalam keramaian hehehe. Tapi, yang berbeda dari Patrick adalah bahwa dia sadar bahwa dirinya “sakit” dan dia membutuhkan pertolongan akan hal itu. Kecanduannya terhadap seks liar dengan para wanita pekerja seks komersial yang kemudian disiksa dan dibunuh dengan cara sadis, membuatnya sadar bahwa ada sistem yang tidak aman di dalam dirinya.

Kesimpulan ini aku ambil di bagian akhir ketika Patrick menelpon pengacaranya dan mengakui semua perbuatannya; bagaimana dia menyiksa dan membunuh wanita pekerja seks komersial, orang - orang asing yang dia jumpai di jalan, pengemis, seorang balita di kebun binatang, dan salah satu kerabatnya Paul Allen.

Sebenarnya Patrick dengan gamblang menunjukkan tanda - tanda tak wajar yang dimiliki dan berharap dia mendapatkan “pertolongan”. Ketertarikannya terhadap tokoh - tokoh kriminal, serial killer yang sering dibagikan kepada teman - temannya adalah bukti nyata bahwa Patrick menunjukkan jati dirinya secara gamblang. Namun sayangnya, Patrick berada di dalam circle yang toxic, circle yang selalu mengukur seseorang dari merek baju yang mereka pakai, mobil yang mereka kendarai, restaurant yang mereka pesan, club yang mereka kunjungi, bahkan mereka sulit mengingat satu - sama lain.

Hal itu yang memicu sudut pandang Patrick terhadap manusia berubah menjadi sebuah “objek” tanpa arti yang lebih. Patrick sering mendeskripsikan setiap orang yang ditemuinya dengan baju apa yang mereka pakai, merk jas yang mereka kenakan, jam yang mereka pakai. Patrick sulit melihat nilai seseorang dari kualitas sifat atau kelebihan lainnya. Hal itu yang mendorong Patrick gampang membunuh tanpa ada rasa bersalah, karena baginya setiap objek yang tidak berarti tidak masalah untuk dihancurkan.

Namun, tidaklah sangat amat berbeda dari manusia lainnya, Patrick diantara semua imajinasi gila yang dimilikinya selalu menginginkan hubungan yang berarti bersama seseorang. Hal ini juga digambarkan dalam part dimana dia dan Evelyn menghabiskan musim panas bersama dengan penuh kemesraan, berbagi cerita romantis, berbagi mimpi, dan dia bahkan memberikan Evelyn seekor anjing. Namun, Patrick memutuskan untuk menyiksa dan membunuh anak anjing tersebut dan anehnya hal tersebut tidak mengganggu Evelyn sama sekali.

Sekali lagi Patrick gagal menemukan seseorang yang benar - benar bisa melihatnya secara sosok individu utuh. Evelyn bahkan tidak ingat dengan anak anjing yang diberikan kekasihnya, menandakan bahwa tidak ada yang berharga diantara mereka selain mereka berasal dari circle orang - orang tajir dan memiliki selera fashion yang sama.

Bagi yang sudah menonton filmnya pasti ingat dimana Patrick memutuskan hubungannya bersama Evelyn dengan mengatakan “You aren’t terribly important to me..”

Dan kau juga pasti ingat bahwa Patrick secara passive tertarik dengan sekretaris pribadinya. Satu - satunya wanita yang secara passive dia bayangkan sebagai sosok yang kemungkinan akan dinikahi di masa depan. Menurutku Jean adalah satu - satunya perempuan yang tidak pernah dideskripsikan sebagai “Jalang” oleh Patrick, satu - satunya yang bisa membuat Patrick merasakan segala sistem bahaya yang bergejolak dalam dirinya seketika mereda hanya dengan satu pelukan hangat Jean.

Jean satu - satunya orang yang mampu membuat Patrick berimajinasi hal yang manis; membeli balon dan berlari - lari di Central Park bersama. Semua imajinasi mengerikan seperti darah, dan tubuh yang dipotong - potong seketika memudar setiap kali Jean berada didekatnya.

Tapi tidak semudah itu untuk menembus pagar pertahanan pria narsis ini. Patrick seringkali terlihat mengacuhkan Jean secara sengaja tanpa tahu alasan mengapa dia harus melakukan hal tersebut. Dari sepanjang penjabaran Patrick tentang perasaannya terkait segala hal di sekelilingnya, aku kemudian menarik kesimpulan bahwa Patrick bermain tarik - ulur terhadap Jean karena dia sadar betul tidak ada nilai - nilai normal yang mampu dia tawarkan untuk Jean.

Keinginannya untuk bersama Jean sangat besar, tapi untuk menarik Jean pada kehidupannya yang cukup gila sangatlah mustahil.

Sangat paham bahwa Patrick bergumul dengan pikirannya sendiri. Bahkan jawabannya pada saat Jean (pada akhirnya) menyatakan perasaannya tidaklah konsisten. Biar kukutip jawabannya sedikit ya " I love someone else, but you shouldn’t be afraid. Something can be done about it, or can't. I don't know, I've thrown a lot of times to be with you, so it's not like I don't care."  Dengan bahasa lain "Jean, aku menginginkanmu, tapi terlalu banyak hal gila yang kusembunyikan dari semua orang dimuka bumi ini."

Teoriku akan Patrick dan Jean adalah mereka berakhir bersama. Walaupun beberapa orang mengatakan bahwa didalam buku tidak disebutkan bahwa mereka menikah dan bahagia. Yup, there is no romantic action such as Patrick kneel down and give the ring. No… I shouldn't have to be like that, it's not a romance genre, it's psychopath man who struggle for help and fell in love with the only entity that he can see as human being.

Aku akan memberikan gagasan pribadiku untuk teori diatas, ada beberapa dialog Patrick yang kuanggap sebagai tanda bahwa dia menyerah kepada sosok Jean yang lebih kuat, dan tidak mampu dikontrol;

There is nothing of value I can offer her. For the first time I see Jean as uninhibited; she seems strong, less controllable, wanting to take me into a new world and unfamiliar land- the dreaded uncertainty of a totally different world. I sense she wants to rearrange my life in a significant way- her eyes tell me this and though I see the truth in them . Aku mengambil kesimpulan bahwa Patrick melihat sosok yang diinginkan selama ini di dalam diri Jean. Jika selama ini Patrick melihat manusia sebagai objek dangkal yang menjenuhkan, maka Jean adalah objek cantik yang tidak dapat dihancurkan apapun alasannya. Patrick merasa Jean memiliki kemampuan untuk menciptakan dunia baru untuknya, dunia yang tidak meyakinkan tapi begitu menggoda untuk dimasuki.

 

..and the question “Why not end up with her?” floats into my line of vision.. Patrick bergumul dengan dirinya sendiri, satu sisi dalam dirinya tahu bahwa memilih berakhir dengan Jean adalah hal yang bisa saja dia putuskan saat ini juga, tapi di satu sisi dia tidak mampu membuka topeng dan menunjukkan Jean siapa dia sebenarnya.

I sigh then take her hand, small and hard, in mine.

“Okay.” dan ini bukti yang begitu jelas bahwa pada akhirnya Patrick memilih Jean untuk menjadi orang yang dipilihnya masuk ke dalam hidupnya, terlepas dari dia akan segera  berubah dari penyakit mentalnya atau tidak.

It’s really weird and I’m experiencing a spontaneous kind of internal sensation. I feel I'm moving toward as well as away from something, and anything is possible. Membuatnya bergerak menuju sesuatu (perasaan yang nyata terhadap Jean) dan pada waktu yang bersamaan menjauh dari sesuatu (segala imajinasi gila yang terus mengganggu orbit pikirannya).

 

Pada akhirnya aku menyimpulkan buku ini adalah buku paling gila dan sempurna yang pernah aku baca. Ernest tidak menggambarkan Patrick sebagai pria gila "tapi" tampan. Patrick adalah pria gila "dan" luar biasa tampan. Ernest tidak membuat tiap - tiap karakter yang dimiliki patrick saling tumpang tindih, menutupi kekurangan masing - masing.

Ernest tidak akan memberi pembelaan bahwa dia (Patrick) kurang gila hanya karna dia tampan. Nilai "gila" dan "tampan" yang dimiliki Patrick berada dalam jumlah yang sama.

 

Sampai jumpa di buku selanjutnya.

Salam hangat dari kerajaan yang paling jauh :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post