Sabtu, 22 Juli 2017

SPACE BETWEEN US


I thoroughly enjoy all movie that Asa butterfield been played. He always fit in Genius character’s kid. Pertama sekali melihat kebolehan akting Asa di film Enders Game. Film yang diangkat dari sebuah novel yang menceritakan tentang serangan alien dibumi, dan bumi menyiapkan pasukan tentara yang terdiri dari anak – anak pintar terpilih dari seluruh Negeri. Dan Asa terpilih sebagaia kapten yang akan memimpin perang bersama alien nantinya.
Sama halnya seperti Enders Game, Space Between Us juga bercerita tentang the other space, Mars. Asa terlahir dari seorang Astronot Nasa yang saat itu menjadi pemimpin dari misi membangun kehidupan di Mars. Namun sayangnya Sarah Elliot membuat sebuah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi pada seorang Astronot sepertinya. Ia sampai di Mars dalam keadaan Hamil.
Sarah melahirkan sang bayi di Mars namun sayangnya dia tidak dapat bertahan setelah persalinan. Gardner (Asa Butterfield) merupakan anak manusia pertama yang lahir di Mars dan untuk pertama kalinya turun ke bumi untuk mencari keberadaan sang ayah berbekal barang – barang peninggalan ibunya.
Tumbuh di Mars membuat Gardner buta akan bumi, kemudina ia bertemu Tusla seorang gadis bumi yang ia kenal lewat internet membantunya mengenal bumi hingga dia menemukan sosok ayah yang dicari – carinya.
I enjoy this movie because all movie that contained NASA on it always pick my interest better. Kebetulan imajinasi film ini diterima oleh kepalaku. Karna terkadang otakmu tidak mengapresiasikan segala jenis Fiction. It will be worst fiction and good fiction, right?
Selain itu juga banyak quote bijak didalamnya. Nah, ini nih yang sering aku kutip kalau nonton film, kata – kata bijak yang keluar dari mulut pemainnya. Seperti di film ini ketika Gardner berkata pada Tusla yang tidak percaya bahwa dia lahir dan besar di Mars “ Just because people lie to you before it doesn’t mean I’m lying now. Just because something sounds crazy doesn’t mean is no true.”
Gardner berperan sebagai orang yang paling tidak manusiwi—maksudnya—paling tidak seperti manusia lainnya. Terlalu polos, persis kaya robot yang belum terinstal program. Dengan perannya yang tidak mengerti bagaiaman manusia harus bersikap sehrausnya membuat kutipan diatas bergitu berisi dengan ketulusan.

Ya, terkadang kita—manusia—suka sekali memukul ratakan sesuatu. Semua persepsi diterapkan kepada semua orang. Padahal belum tentu orang yang sekrang dihadapan kita adalah persis seperti seseorang yang sudah tertanam dalam persepsi kita. Kata – kata polos sederhana seperti diatas bisa mengembalikan akal sehat kita dalam melihat sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post