Senin, 24 Juli 2017

THE HELP



Pertama kali menemukan The help ketika masih duduk dibangku kuliah semester akhir. Masa itu aku sedang sibuk – sibuknya menyusun tugas akhir, jadi perpustakaan sudah menjadi tempat yang tidak asing untuk dikunjungi pagi – sore. Sehubungan dengan studiku Sastra Jepang, aku hanya mengunjungi rak – rak buku yang dipenuhi dengan buku – buku sastra, puis, folklor, kanji, history dan segala hal yang hanya berkenaan dengan kejepangan.
Entah karena kepalaku yang terlalu suntuk dengan refisi yang berulang – ulang, aku pergi ke perpustakaan dan bersemedi. Tiba – tiba saja aku tertarik dengan sebuah tulisan disalah satu rak besar yang penuh dengan susunan buku – buku. “English Literatur” well, it is soon pick my interest. Aku belum pernah mengunjungi rak buku dengan label seperti ini sebelumnya, well, aku sering pergi ke rak buku studi Sastra Inggris tapi disana hanya akna tertulis “Sastra Inggris” dan dipenuhi dengan buku – buku teori kuliah. Tapi “English Literature “ pengecualian, tidak ada buku teori kuliah, melainkanderetan – deretan novel berbahasa Inggris. Shakespeare, Jane Austen, dan banyak buku klasik maupun non klasik lainnya disana.
THE HELP BOOK THAT I BORROWED FROM UNIVERSITY LIBRARY

You what? I feel like…. in the other world, since I love being around the book, I always feel like found safe place anytime I present between books. Well, disinilah aku menemukan The Help karya Kathryn Stockett. Full english, dan kemampuan bahasa inggrisku hanya cukup makan, karna penasaran tanpa pikir panjang aku pinjam bukunya. Persetan dengan skripsi yang harus direfisi hahahaha.
Dengan judul yang sama seperti novelnya, The help bercerita tentang diskriminsi orang – orang kulit hitam di Amerika pata tahun 1960an di  Misissipi. Cerita dimulai dengan Skeeter (Emma Stone) seorang gadis kulit putih yang kembali ke kampung halamannya dan ingin menjadi seorang penulis. Hubungannya dengan color women sangatlah dekat. Pada saat itu semua bangasa kulit putih mempekerjakan bangsa kulit hitam sebagai pembantu rumah tangga, dan hanya pekerjaan itu saja yang dapat mereka jaungkau. Diskriminasi terhadap bangsa kulit hitam kala ittu benar – benar sangat tidak masuk akal, bahkan mereka tidak membiarkan para Maid mereka menggunakan kamar mandi yang sama dengan mereka.
Skeeter hadir sebagai penulis berambisius yang memilih menginterview para maid sebagai bahan tulisannya. Colot maid pertama yang  diwawancarainya adalah Aibileen (Viola davis) yang merupakan maid dari teman dekatnya.
Pekerjaan para color maid dari bersih – bersih sampai mengasuh para bayi. Jadi, tidak heran jika anak – anak kulit putih banyak yang lebih merasa dekat secara batin dengan para maid mereka. salah satunya Skeeter yang kehilangan maid kesayangannya yang telah mengasuhny sejak bayi hingga tumbuh remaja.
Dari penglihatanku Skeeter merupakan gadis kulit putih yang berbeda dari yang lainnya. Pemikiran serta tujuan hidupnyapun sungguh berbeda, Skeeter berambisi mengujudkan mimpi sebagai penulis ketika teman – teman seusianya telah menikah dan mempunyai anak. Begitu juga perlakuannya terhadap orang – orang kulit hitam sungguh berbeda dari teman – tema lainnya.
Skeeter menulis semua kehidupan bangsa kulit hitam melalui cerita – cerita Aibileen dan Minny awalnya dan terus berlanjut pada PRT kulit hitam lainnya di Jackson Misissipi. Cerita ini dapat menimbulkan kekacauan dan akan membahayakan baik PRT kulit hitam ataupun Skeeter. Namun Skeeter ingin semua orang tahu bagaimana para PRT menjalani kehidupan mereka bekerja kepada kulit putih. Meskipun demikian, tidak semua dari mereka menjalani kenangan hidup yang buruk berasama bangsa kulit putih.
Ini akan menjadi salah satu film favoritku sepanjang masa.
Mengapa?

Karena the real event of our life playing on it. Apa yang terjadi dalam film ini adalah kenyataan yang sering kita hadapi dan masih terjadi disekitar kita sampai saat ini. Kita tidak bisa menyangkal bahwa rasisme masih melekat pada jati diri kita. Baik resisme ringan atau berat. Film ini memberi banyak pelajaran, dan melihat Skeeter membuatku mengambil sebuah pelajaran Family isn’t just about people who have related blood each other, family mean whoever you found love with.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post