Pertama kali menemukan The help ketika masih duduk
dibangku kuliah semester akhir. Masa itu aku sedang sibuk – sibuknya menyusun
tugas akhir, jadi perpustakaan sudah menjadi tempat yang tidak asing untuk
dikunjungi pagi – sore. Sehubungan dengan studiku Sastra Jepang, aku hanya
mengunjungi rak – rak buku yang dipenuhi dengan buku – buku sastra, puis,
folklor, kanji, history dan segala hal yang hanya berkenaan dengan kejepangan.
Entah karena kepalaku yang terlalu suntuk dengan refisi
yang berulang – ulang, aku pergi ke perpustakaan dan bersemedi. Tiba – tiba
saja aku tertarik dengan sebuah tulisan disalah satu rak besar yang penuh
dengan susunan buku – buku. “English
Literatur” well, it is soon pick my interest. Aku belum pernah mengunjungi
rak buku dengan label seperti ini sebelumnya, well, aku sering pergi ke rak
buku studi Sastra Inggris tapi disana hanya akna tertulis “Sastra Inggris” dan
dipenuhi dengan buku – buku teori kuliah. Tapi “English Literature “
pengecualian, tidak ada buku teori kuliah, melainkanderetan – deretan novel
berbahasa Inggris. Shakespeare, Jane Austen, dan banyak buku klasik maupun non
klasik lainnya disana.
THE HELP BOOK THAT I BORROWED FROM UNIVERSITY LIBRARY |
You what? I feel like…. in the other world, since I
love being around the book, I always feel like found safe place anytime I
present between books. Well, disinilah aku menemukan The Help karya Kathryn
Stockett. Full english, dan kemampuan bahasa inggrisku hanya cukup makan, karna
penasaran tanpa pikir panjang aku pinjam bukunya. Persetan dengan skripsi yang
harus direfisi hahahaha.
Dengan judul yang sama seperti novelnya, The help
bercerita tentang diskriminsi orang – orang kulit hitam di Amerika pata tahun
1960an di Misissipi. Cerita dimulai
dengan Skeeter (Emma Stone) seorang gadis kulit putih yang kembali ke kampung
halamannya dan ingin menjadi seorang penulis. Hubungannya dengan color women
sangatlah dekat. Pada saat itu semua bangasa kulit putih mempekerjakan bangsa
kulit hitam sebagai pembantu rumah tangga, dan hanya pekerjaan itu saja yang
dapat mereka jaungkau. Diskriminasi terhadap bangsa kulit hitam kala ittu benar
– benar sangat tidak masuk akal, bahkan mereka tidak membiarkan para Maid
mereka menggunakan kamar mandi yang sama dengan mereka.
Skeeter hadir sebagai penulis berambisius yang memilih
menginterview para maid sebagai bahan tulisannya. Colot maid pertama yang diwawancarainya adalah Aibileen (Viola davis)
yang merupakan maid dari teman dekatnya.
Pekerjaan para color maid dari bersih – bersih sampai
mengasuh para bayi. Jadi, tidak heran jika anak – anak kulit putih banyak yang
lebih merasa dekat secara batin dengan para maid mereka. salah satunya Skeeter
yang kehilangan maid kesayangannya yang telah mengasuhny sejak bayi hingga
tumbuh remaja.
Dari penglihatanku Skeeter merupakan gadis kulit putih
yang berbeda dari yang lainnya. Pemikiran serta tujuan hidupnyapun sungguh
berbeda, Skeeter berambisi mengujudkan mimpi sebagai penulis ketika teman –
teman seusianya telah menikah dan mempunyai anak. Begitu juga perlakuannya
terhadap orang – orang kulit hitam sungguh berbeda dari teman – tema lainnya.
Skeeter menulis semua kehidupan bangsa kulit hitam
melalui cerita – cerita Aibileen dan Minny awalnya dan terus berlanjut pada PRT
kulit hitam lainnya di Jackson Misissipi. Cerita ini dapat menimbulkan
kekacauan dan akan membahayakan baik PRT kulit hitam ataupun Skeeter. Namun
Skeeter ingin semua orang tahu bagaimana para PRT menjalani kehidupan mereka
bekerja kepada kulit putih. Meskipun demikian, tidak semua dari mereka
menjalani kenangan hidup yang buruk berasama bangsa kulit putih.
Ini akan menjadi salah satu film favoritku sepanjang
masa.
Mengapa?
Karena the real event of our life playing on it. Apa
yang terjadi dalam film ini adalah kenyataan yang sering kita hadapi dan masih
terjadi disekitar kita sampai saat ini. Kita tidak bisa menyangkal bahwa
rasisme masih melekat pada jati diri kita. Baik resisme ringan atau berat. Film
ini memberi banyak pelajaran, dan melihat Skeeter membuatku mengambil sebuah
pelajaran Family isn’t just about people
who have related blood each other, family mean whoever you found love with.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar