personal document |
Seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa judul
diatas adalah judul dari salah satu drama Korea Selatan yang sangat terkenal.
Jadi, apakah aku akan menulis tentang bagaimana dramanya?
Tentu saja!
Tidak!
Hahahahah
Karna aku belum pernah nonton drama Reply 1997
sekalipun. Daripada menonton dramanya maraton tiap malam aku lebih prefer untuk
membeli novel terjemahannya di toko buku. Yah, mungkin novelnya juga udah lama
sih, tapi apa boleh buat aku sudah se-abad tidak pernah ke toko buku, jadi buta
akan update buku terbaru.
Novel terjemahan terbitan Gramedia ini memang
terjemahan yang sangat baik. Kadang – kadang novel terjmahan akan turun
valuenya ketika hasil terjemahannya tidak begitu kena dihati pembaca, jadi
kurang
dapat momennya jadi seperti membaca tulisan hambar
tanpa rasa. Untungnya novel ini bisa menyentuh antena imajinasi saya, jadi
tanpa menontot dramanya saya bisa mebayangkan segmen setiap episode. Terlebih lagi dibagin cover
depannya sudah tertulis dua orang bintang utama yang membintintangi drama
tersebut jadi makin mudah untuk berimajinasi.
Menurut seorang teman drama ini punya tiga part. 1997,
1993, dan 1989 dan yang paling terkenal di negara si- teman adalah 1989, tapi
dia juga gak pernah nonton dramanya hahahahaha. Jika si-teman nonton drama
tidak akan dipungkiri bahwa drama itu worth. Karna sepengetahuan saya sangat
sulit untuk membujuk ketertarikan laki – laki yang satu itu dalam sebuah film. Ingat ketika dia nnton Annabele 2, ketika
selesai nonton dengan gamblang dia kirim pesan bilang “Gak bagus, nyesel
nontonya. Jangan dit tonton.” Hahahaha..
ya sejauh ini dia
informan saya tentang film – film baru yang baik mutunya.
Jadi, kembali pada novel Reply. Memang benar masa
remaja itu masa pergolakan besar – besaran dalam diri masing – masing. Semua
hal yang terlihat
mudah dimata orang dewasa sebenarnya adalah hal yang luar biasa sulitnya saat itu. Masa – masa itu masa dimana kita
diperkenalkan dengan segmen – segmen baru dalam kehidupan, masa dewasa adalah masa dimana kita harus
menjalankan sisa – sisanya, begitu kan?
Selalu ada yang pertama untuk segala hal, nah itu
berlaku ketika kita dimasa – masa itu. semuanya diperkenalkan ketika usia
remaja. Sedang dewasa adalah masa peralihan dimana hal – ha pertama tersebut menjadi
pengalaman yang akan kita pelajari di masa dewasa. Seperti misalnya pertam kali
tinggal jauh dari orang tua (pengalaman pribadi) ketika seorang anak manusia
yang tidak pernah tingggal sejengkalpun
berjarak dari orang tuanya tiba – tiba saja harus keluar rumah, menuntut ilmu
ketemapat yang jaraknya 9 jam perjalan darat (bus). Yah, ini momen dimana saat
itu comfort zoneku masa SMA masi melekat banget, dna tiba – tiba saja tinggal
di kota orang yang apa – apa harus sendiri, ngambil keputusan sendiri(menekan
egoisme diri sendiri untuk memnuhi kebutuhan yang tidak bisa dikeluhkan lagi
pada orang tua). Masa dimana ketika sekarang sudah usia 23 aku jadi terbiasa
dengan ngambil keputusan buat diri sendiri dan gak boleh ragu.
Dalam novel ini pergolakan romantisme yang begitu khas
drama koreanya tergambar begitu jelas dan syukurnya tertangkap radarku dengan
baik. Yoon Je yang menyukai Shi Woon sejak dia mencium teman masa kecilnya itu
dilapangan sekolah, tapi malah memilih untuk mundur hari dimana dia akan
memberi sebuah cincin pada Shi Woon demi kakak yang begitu banyak berkorban
deminya dan menaruh perasaan pada Shi Woon.
Dan lagi yang paling aku suka dari sebuah drama atau
novel Korea adalah, sebuah komitmen dalam hubungan, sebuah pengorbanan yang
menunjukkan loyalitas. Seprti Yoon Je yang menjahi Shi Woon selama 6 ahun
karena dia tahu perasaan sang kakak laki – laki. Seperti kakak laki – laki Yoon
Je yang kemudian memberika kemenangan mutlak padanya untuk memiliki Shi Woon
sampai akhir hayat. Pengorbanan semacam itu buatnya gak gampang brayyy, makanan
kesukaan di sikat abis sama orang rumah aja kita gak relanya sampe berhari –
hari, ya ini cewe men… mengiklaskannya untuk menjadi teman hidup orang lain,
ohh noooo!!
Benar
– benar memenuhi karakter kehidupan anak – anak remaja, cerita fangirling yang
tidak lekang dari jiwa anak remaja pada umumnya, dan Korea memiliki anak – anak
remaja seperti Shin Woon for real hahahaha. Para pecinta K – pop pasti tahu
jelas bagaimana sepak terjang para fans Korea terhadap idola mereka. Buku ini
mengemas semuanya dengan sangat baik gambaran kehidupan remaja Korea pada
zamannya.
Jadi, setelah membaca novelnya aku tidak tertarik
menonton dramanya, bukan karna tidak bagus loh. Justru karna novelnya bagus aku
tidak ingin membuyarkan imajinasiku dengan drama. Imajinasi yang ditimbulkan
dari sebuah novel lebih berharga dari sebuah drama. Hehehe…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar