Senin, 28 Agustus 2017

REPLY 1997

personal document

Seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa judul diatas adalah judul dari salah satu drama Korea Selatan yang sangat terkenal. Jadi, apakah aku akan menulis tentang bagaimana dramanya?
Tentu saja!
Tidak!
Hahahahah
Karna aku belum pernah nonton drama Reply 1997 sekalipun. Daripada menonton dramanya maraton tiap malam aku lebih prefer untuk membeli novel terjemahannya di toko buku. Yah, mungkin novelnya juga udah lama sih, tapi apa boleh buat aku sudah se-abad tidak pernah ke toko buku, jadi buta akan update buku terbaru.
Novel terjemahan terbitan Gramedia ini memang terjemahan yang sangat baik. Kadang – kadang novel terjmahan akan turun valuenya ketika hasil terjemahannya tidak begitu kena dihati pembaca, jadi kurang dapat momennya jadi seperti membaca tulisan hambar tanpa rasa. Untungnya novel ini bisa menyentuh antena imajinasi saya, jadi tanpa menontot dramanya saya bisa mebayangkan segmen setiap episode. Terlebih lagi dibagin cover depannya sudah tertulis dua orang bintang utama yang membintintangi drama tersebut jadi makin mudah untuk berimajinasi.
Menurut seorang teman drama ini punya tiga part. 1997, 1993, dan 1989 dan yang paling terkenal di negara si- teman adalah 1989, tapi dia juga gak pernah nonton dramanya hahahahaha. Jika si-teman nonton drama tidak akan dipungkiri bahwa drama itu worth. Karna sepengetahuan saya sangat sulit untuk membujuk ketertarikan laki – laki yang satu itu dalam sebuah film. Ingat ketika dia nnton Annabele 2, ketika selesai nonton dengan gamblang dia kirim pesan bilang “Gak bagus, nyesel nontonya. Jangan dit tonton.”  Hahahaha.. ya sejauh ini dia informan saya tentang film – film baru yang baik mutunya.
Jadi, kembali pada novel Reply. Memang benar masa remaja itu masa pergolakan besar – besaran dalam diri masing – masing. Semua hal yang terlihat mudah dimata orang dewasa sebenarnya adalah hal yang luar biasa sulitnya saat itu. Masa – masa itu masa dimana kita diperkenalkan dengan segmen – segmen baru dalam kehidupan, masa dewasa adalah masa dimana kita harus menjalankan sisa – sisanya, begitu kan?
Selalu ada yang pertama untuk segala hal, nah itu berlaku ketika kita dimasa – masa itu. semuanya diperkenalkan ketika usia remaja. Sedang dewasa adalah masa peralihan dimana hal – ha pertama tersebut menjadi pengalaman yang akan kita pelajari di masa dewasa. Seperti misalnya pertam kali tinggal jauh dari orang tua (pengalaman pribadi) ketika seorang anak manusia yang tidak  pernah tingggal sejengkalpun berjarak dari orang tuanya tiba – tiba saja harus keluar rumah, menuntut ilmu ketemapat yang jaraknya 9 jam perjalan darat (bus). Yah, ini momen dimana saat itu comfort zoneku masa SMA masi melekat banget, dna tiba – tiba saja tinggal di kota orang yang apa – apa harus sendiri, ngambil keputusan sendiri(menekan egoisme diri sendiri untuk memnuhi kebutuhan yang tidak bisa dikeluhkan lagi pada orang tua). Masa dimana ketika sekarang sudah usia 23 aku jadi terbiasa dengan ngambil keputusan buat diri sendiri dan gak boleh ragu.
Dalam novel ini pergolakan romantisme yang begitu khas drama koreanya tergambar begitu jelas dan syukurnya tertangkap radarku dengan baik. Yoon Je yang menyukai Shi Woon sejak dia mencium teman masa kecilnya itu dilapangan sekolah, tapi malah memilih untuk mundur hari dimana dia akan memberi sebuah cincin pada Shi Woon demi kakak yang begitu banyak berkorban deminya dan menaruh perasaan pada Shi Woon.
Dan lagi yang paling aku suka dari sebuah drama atau novel Korea adalah, sebuah komitmen dalam hubungan, sebuah pengorbanan yang menunjukkan loyalitas. Seprti Yoon Je yang menjahi Shi Woon selama 6 ahun karena dia tahu perasaan sang kakak laki – laki. Seperti kakak laki – laki Yoon Je yang kemudian memberika kemenangan mutlak padanya untuk memiliki Shi Woon sampai akhir hayat. Pengorbanan semacam itu buatnya gak gampang brayyy, makanan kesukaan di sikat abis sama orang rumah aja kita gak relanya sampe berhari – hari, ya ini cewe men… mengiklaskannya untuk menjadi teman hidup orang lain, ohh noooo!!
Benar – benar memenuhi karakter kehidupan anak – anak remaja, cerita fangirling yang tidak lekang dari jiwa anak remaja pada umumnya, dan Korea memiliki anak – anak remaja seperti Shin Woon for real hahahaha. Para pecinta K – pop pasti tahu jelas bagaimana sepak terjang para fans Korea terhadap idola mereka. Buku ini mengemas semuanya dengan sangat baik gambaran kehidupan remaja Korea pada zamannya.
Jadi, setelah membaca novelnya aku tidak tertarik menonton dramanya, bukan karna tidak bagus loh. Justru karna novelnya bagus aku tidak ingin membuyarkan imajinasiku dengan drama. Imajinasi yang ditimbulkan dari sebuah novel lebih berharga dari sebuah drama. Hehehe…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post