Tampilkan postingan dengan label Papa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Papa. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2018

Review Film Animasi : COCO (2017)


Tidak ada yang lebih penting dari pada keluarga

Keluarga tetap menjadi yang utama di bandingkan apapun, siapapun tentu setuju dengan hal ini kan. Apapun yang terjadi diluar sana, keluarga adalah tempat kau kembali. Keluarga tempat kita pulang dan mereka pasti tetap menerima kita dengan kehangatan dan tangan terbuka tak perduli seberapa buruk yang telah terjadi diluar sana.
Kehangatan keluarga benar-benar disajikan dalam tampilan Film Animasi Coco produksi Disney Pixar tahun 2017. Kehidupan dan kebudayaan warga Meksiko benar-benar dituangkan secara indah diselingi nyanyian-nyanyian khas Meksiko lengkap dengan gitar klasik orang meksiko. Tau kan Gitar spayol yang sering kita gambarkan sebagai indahnya bentuk tubuh wanita, menjadi sorotan utama sebagai perkenalan budaya mereka-orang meksiko- bermusik.

Film Coco bukan hanya mempertontonkan musik-musik dan budaya meksiko, melainkan menunjukkan bagaimana sebenarnya arti keluarga bagi kita. Coco diambil dari nama nenek buyut Miguel yaitu Coco atau lebih dikenal dengan Mama Coco. Keluarga Miguel adalah kelurga pembuat sepatu yang telah turun temurun dijalankan. Mama Imelda adalah pecetus bisnis pembuatan sepatu yang dilakoni keluarga Miguel. Mama Imelda terpaksa menjadi pembuat sepatu untuk memenuhi kebutuhan ia dan anaknya mama Coco yang telah ditinggal pergi suaminya yang terobsesi menjadi Musisi. Dengan kata lain mama Imelda adalah nenek monyang Miguel. Karena kebencian Mama Imelda yang ditinggal pergi suaminya, Mama Imelda menjadi benci sekali musik dan ia dengan keras menjalankan prinsip kepada keturunannya untuk tak boleh ada musik dalam kehidupan mereka. Sedangkan Miguel sangat menggilai musik dan sangat ingin menjadi musisi.

Jadi, ada hal baru yang aku pribadi ketahui setelah menonton film ini, ternyata orang-orang Meksiko punya tradisi menghormati dan mengingat arwah nenek-kakek moyang mereka dengan memajang foto leluhur di Kamar sembahyang. Kemudian foto-foto leluhur yang dipajang tersebut diberikan sesaji dan menaburkan kelopak-kelopak bunga sebagai jalan bagi arwah yang akan pulang kerumah mereka agar tidak tersesat. Boleh percaya boleh tidak namanya juga tradisi. Sayangnya Miguel tidak percaya dengan hal-hal semacam itu. Ia hanya bocah 12 tahun yang sangat terobsesi dengan Musik.



Wajar kalau difikirfikir musik kan hak konsumsi batin setiap orang. Musik membuat jiwa bahagia bagaimana mungkin bisa menghalangi jiwa yang bahagia dengan tak boleh sedikitpun ada musik dirumah atau bersentuhan sedikitpun dengan musik. inilah yang membuat Miguel jadi nekat untuk mengikuti kompetisi di alun alun kota. Ia Ingin Menjadi Musisi! Tapi gitarnya telah di rusak neneknya dan ia butuh Gitar untuk berkompetisi. Miguel terpaksa mencuri gitar di pemakamanan milik Ernesto de la Cruz sang musisi legenda. Wel, akhirnya miguel terkena kutukan karena mencuri sesaji. Miguel masuk ke alam arwah.
Di alam arwah Miguel bertemu dengan semua anggota keluarganya yang telah mati, kecuali kakek buyutnya sang musisi. Untuk kembali ke alam kehidupan Miguel butuh Restu dari keluarganya, namun sayang sekali Mama Imelda yang sangat membenci musik memberikan syarat untuk merestuinya kembali asal tak  bermain musik lagi. Tentu saja Miguel tak akan memenuhi janji itu. Ingatkan bagaimana Miguel sangat menggilai Musik?


Ada banyak kemiripan yang ditemukan Miguel tentang kakek moyangnya yang tak pernah ia ketahui karena fotonya dirobek dengan sang legenda musik Ernesto de la cruz. Terutama gitarnya! Gitar milik de la cruz sangat mirip dengan foto gitar milik kakek Moyang Miguel. Miguel memutuskan untuk meminta restu de la cruz yang disangka kakeknya untuk kembali kealam kehidupan.
Masalah mulai terjadi disana-sini Miguel mulai menemukan kebenaran saat ia bertemu dengan Hector yang membantunya bertemu dengan De la cruz. Sementara arwah Keluarga Miguel yang lainnya masih terus mencari Miguel yang kabur bersama Hector. Kenyataannya, Hector menginginkan bantuan Miguel untuk memanjang fotonya di kamar sembahyang anak perempuannya. Hector terdesak waktu, jika fotonya tidak segera dipajang, anak perempuannya akan melupakannya dan tak akan ada seorangpun yang mengingatnya, ia akan menghilang selamanya, jadi debu.  Kasihan Hector.

Miguel malang masih percaya de la cruz adalah kakek buyutnya. Ia harus kembali sebelum matahari terbit atau ia akan selamanya ada dialam arwah. De la cruz ternyata orang jahat. Ia pembunuh Hector, ia meracuni Hector dan mencuri gitar serta lagu-lagu milik Hector. Miguel shock mendengar semua itu. De la cruz yang awalnya bersikap manis pada Miguel sekarang menjadi jahat. Baginya tak ada yang lebih penting selain fans dan popularitasnya.

Keluarga Miguel yang awalnya sangat membenci musik kini telah terbuka hatinya bahwasanya musik adalah hak semua orang tak ada satupun yang boleh mengambil hak tersebut. Mama Imelda sudah bertemu Suaminya yang disangkanya tak bertanggung jawab itu, Papa Hector. Dengan susah payah mereka mengembalikan Miguel ke alam kehidupan dan melawan  De la cruz.

Akhir filmnya sih dramatis. Kehidupan keluarga itu tak hanya semata-mata orang-orang yang tinggal ditempat yang sama. Tapi, orang orang yang saling berkasih sayang bukan hanya semasa mereka hidup melainkan seterusnya walaupun ada yang sudah meninggal kita harus tetap mengingat dan berkasihsayang kepada mereka. Ingatlah Tidak ada yang lebih penting dari pada keluarga.

Posted by : Sunflower

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post