Sabtu, 01 April 2017

REVIEW FILM BIG FRIENDLY GIANT (BFG)


Sejak aku jatuh cinta pada bahasa Inggris beraksen British, aku mulai menikmati setiap film aksen british, dan bahkan para aktor dan aktris british. Aku akui bahwa bahasa inggris British merupakan bahasa inggris yang paling rumit dari semuanya, terutama pengucapannya. Walaupun demikian,  hal itu malah semakin membuatku tertarik mempelajari bahasa inggris British setiap hari melalui BBC learning english.
Well, berbicara tentang film, selain Harry potter yang merupakan film yang diperankan oleh semua aktor dan aktris british, dan bahkan pengarang novelnya pun seorang British aku kemudian jatuh cinta pada film Disney yang rilis tahun lalu. Yup, BFG (Big Friendly Giant). Film fantasi dogeng anak – anak ini merupakan adaptasi dari buku cerita anak karangan Roald Dahl yang mana sangat terkenal di masanya dan bahkan sampai saat ini. Kalau tidak salah ingta aku punya satu buku karangan Roald Dahl “Ratu Penyhir” ku beli ketika jalan – jalan ke pasar buku bekas dan menemukan buku ini dalam keadaan sehat walafiat, makanya kubeli hehehe.
Sejujurnya aku tidak pernah tau Roald Dahl sewaktu kecil, karena aku hanya membaca RL. Stine pada masa itu. Pertama kali mengenal Roald Dahl dari seorang teman (yang tidak menjadi teman lagi) ketika kami sedang berdiskusi tentuang bagaimana dia bisa menyukai buku dan sejak kapan? Tercetuslah nama Roald Dahl di sana pada waktu itu.
Well, just skip about him, what I’m going to say that I love the fantasy of the movie and how the story driving my mind to fantasize. Sebagian gak suka film ini karena gak masuk di akal atau memang mereka tidak suka berfantasi. Well, kita harus terima pendapat setiap orang dalam memberi niai suatu karya seni, asal tidak menjatuhkan.
Terlepas dari sekedar tontonan, aku malah melihat film ini sebagai sumber belajar. Aku menggunakan film ini sebagai bahan listening, aku akan mengulang bagian – bagian tertentu sampai menemukan kalimat yang tepat dari skenarionya. Kemudian, kata – kata tersebut akan aku tulis di dalam buku kosa kata (buku catatan kosa kata dari semua film berbahasa inggris yang pernah aku tonton).
Agar suatu film tampak berguna maka aku selalu menjadikannya sumber belajar. Tidak hanya film berbahasa inggris, beberapa film lain yang bahasanya sedang kupelajari sekarang juga sering kujadikan sumber ilmu.
Well, back to the movie. Yang kudapat kemudian dari film ini adalah, bahwa kita tidak dapat memukul rata suatu kelompok dengan penghakiman yang sama hanya karena beberapa dari kelompok mereka membawa pengarh buruk. Seperti yang seharusnya bahwa raksasa merupakan makhluk kanibal bertbuk besar yang sering menyerang manusia. Dogeng menetapkan raksasa akan selalu menjadi tokoh antagonis pemangsa manusia. Namun dalam cerita ini imej tersebut banting stir dan BFG merupakan vegetarian dan seorang raksasa pemberi mimpi indah kepada anak – anak.
Sebagain orang akan mengatakan fantasi ini tidak menyenagkan, tapi ini cukup menghiburku. Fantasi yang keluar dari asumsi kebanyakan terkadang akan membuatmu bertambah pintar. Seperti melihat gambar langit yang berwarna hijau. Sebagian orang akan menyalahkan gambar ini karna keluar dari asumsi biasanya, namun mereka lupa bahwa disini judulnya berfantasi, maka keluarlah dari garis imajinasimu dan ciptakanlah dunia dari sudut pandang yang lain.
Begitu juga BFG, ada sebagian yang tidak setuju atas fantasi gabungan antara raksasa dan tokoh manusia sebenarnya. Ya, semua kritik dan saran diterima. Dan bagiku ini rekomendasi untuk di tonton sendiri ataupun berasama anak (bagi yang sudah punya anak). Siapa tahu saja dengan mengenalakan fantasi sejak usia dini akan mengupas sisi kreatifitas anak. Untuk kamu pembelajar bahasa sepertiku, film ini dapat membantumu lebih dekat den

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post