Tampilkan postingan dengan label brithistale. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label brithistale. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Desember 2017

REVIEW IT (2017)



“Percayalah, pernah ada Pennywise dalam hidupku juga dimasa kanak – kanak”
Film yag paling menyebalkan sekaligus mengagumkan adalah film yang mampu mengaduk – ngaduk imajinasiku sampai aku ketakutan setengah mati. Film Horror menakutkan tapi tidak berhasil mengaduk imajiansi dengan sempurna, mereka hanya memberikan rasa takut yang bergulung – gulung diperutmu, dan hilang ketika Film habis dan kau keluar dari ruangan bioskop.

IT berangkat dari suatu tempat dalam dunia imajinasi masa kecil dimana ada balon, perayaan, dan badut menjadi mimpi buruk yang memakan ilusiku habis tak bersisa semalaman diatas tempat tidur tanpa berani memejamkan mata. Menurutku IT merupakan salah satu film supranatural yang menceritakan ketakutan yang kita miliki dimasa kecil, ketakutan anak – anak dan bagaimana cara mereka melawannya.


Dalam film yang diangkat dari novel penulis kondang dunia Stephen King menceritakan 4 orang anak lelaki yang saling berteman dengan latar belakang keluarga berbeda – beda dan ketakutan yang berbeda juga. Bill(Jaeden Lieberher) kehilangan seorang adik yang tidak dapat ditemukan dan kedua orang tua yang seakan Move on dari sang adik tanpa menacari penjelasan atas kematiannya. Kecemasan tumbuh dalam diri Billi yang kemudian menjadi pusat kesedihan dan ketakutannya. Richie(Finn Wolfarhard) anak lelaki berkacamata yang betah sekali berceloteh memiliki ketakutan pada Badut, Stanley(Wyatt oleff) anak Yahudi yang belum bisa membaca Torah, dan ketakutan terbesarnya adalah lukisa wanita dengan wajah berantakan di  runang kerja ayahnya, dan Eddie (Jack Dylan Gnazer) seorang anak lelaki yang punya kebiasaan minum obat ini – itu tanpa tahu jelas apa penyakitnya, ibu menjadi alasan  yang tidak bisa dibantah Eddie.
Mereka pemeran utama yang kemudian bertemu dengan Mike(Chosen Jacobs), Baverly(Sophia Lilis), dan Ben(Jeremy Ray Taylor) dengan ketakutan mereka masing – masing. Dalam film ini digambarkan teror badut yang setiap 27 tahun sekali muncul dan menculik anak – anak. Kota Derry dianggap seperti mendapatkan kutukan. Tapi setiap kabar kehilangan hanya berakhir dengan foto – foto orang hilang yang ditempel dimana – mana tanpa hasil sama sekali.


Pennywise (Bill Skansgard) begitu nama badut penari yang menyeranga anak – anak ini satu – persatu. I can tell you Pennywise sukses sekali berakting se-psikopat – psikopatnya. Tanpa Dia  aku tidak pernah tahu bahwa Pennywise punya wajah menawan nan tampan di kehidupan aslinya hehehe..

Misi inti mereka adalah mencari dimana Jasad Georgie adik Bill yang menghilang setahun yang lalu. Bill hanya ingin menemui kenyataan pasti terhadap apa yang terjadi pada adik semata wayangnya. Pencarian itu tidak gampang, mereka mulai ditakuti oleh ketakutan mereka masing – masing. Diujung ketakutan tersebut selalu saja muncul seorang badut dengan balon merah. Masuk kedalam gorong – gorong, menulusuri sumur, dan kemudian berada di titik inti tempat dimana Pennywise bersembunyi dan  membawa anak – anak yang telah diculiknya melayang di udara.

Menurutku pribadi, film ini menggambarkan ketakutan masa kanak – kanak kita yang harus kita lalui untuk mencapai tahap selanjutnya dalam kehidupan. Errr—ini hanya bagaimana caraku melihat dan mengartikan IT dari kacamataku, kau boleh tidak setuju jika kau mau. Pennywise merupakan suatu tahap dalam kehidupan yang harus kau lampaui. Cara melampauinya kau harus berani melangkah dengan segala hal yang ada dibawah sol sepatumu saat ini; orang tua yang over protective, pembulian, kenangan masa lalu atas kehilangan seseorang, gosip buruk yang membuat wajahmu terlihat sangat kotor, atau peraturan – peraturan tertentu yang ditetapkan orang dewasa tanpa mendengar pendapatmu. Hal – hal tersebut sebenarnya yang akan membuatmu ketakutan, depresi, dan tidak memapu mengangkat sepatumu untuk melangkah lebih jauh lagi. Untuk menulis sebuah kehidupan yang lebih besar dari saat ini.


Pennywise adalah poin utama yang harus kau lampaui untuk mencapai kedewasaan. Kau dipenuhi ketakutan dan Pennywise merupakan perasaan antagonis yang selalu merasuki pikiranmu dan mengatakan “Menyerahlah, karna terlalu menakutkan untuk melewati masa – masa ini.”  kata – kata yang paling sering disebutkan Pennywise adalah “Float”—melayang. Ya, pikiran antagonis sering sekali membuatmu ingin melayang dari cita – cita masa depan yang sudah kau atur, sedang untuk menuju masa depan kau harus menjadi dewasa, untuk menjadi dewasa kau umurm harus bertambah dan kau harus melewati segala rintangan yang kau temui di usia saat ini; seperti pembulian yang terjadi pada Ben misalnya.

Tidak semua orang mampu menekan perasaan anatagonisnya dan bangkit dari keakutan, ketakutan bisa merubahmu menjadi makhluk lain. Seperti Henry yang merupakan pembuli paling menyebalkan namun memiliki ketakuan terhadap ayahnya sendiri. Henry tidak memilih untuk melawan ketakutan itu dengan cara yang baik; menjadi anak yang diharapkan orang tuanya. Dia membiarkan perasaan antagonis merasuki pikirannya dengan membunuh ayahnya sendiri. Sejak saat itu Henry sudah berhasil memilih masa depannnya. Menjadi seorang trouble makker.

Apa pilihan enam sekawan yang kemudian berperang dengan Pennywise? Mereka memilih untuk membung jauh – jauh rasa takut mereka dan bangkit melawan Pennywise. Di bagian ini semua dari mereka masing – masing dipertemukan dengan ketakutannya. Seperti beverly yang dipertemukan dengan wajah sang ayah yang sangat dibencinya, atau Bill yang menemukan jaket hujan Georgie dan menemukan pertanyaan besarnya selama ini bahwa Georgie benar telah mati. Ketika semua dari mereka mampu melawan ketakuannya Pennywise mulai melemah, ketakutan malah berbalik menyerangnya. Pennywise masuk kedalam sumur dan menghilang menjadi keping – keping.

Stephen King tidak pernah mengecewakan, bukan? dan aku suka film ini walaupun dia mengaduk – ngaduk imajinasiku dengan sangat kejam hahahaha. Ini visualisasi dari masa kanak – kanak kita menuju kedewasaan. Hanya pemenang yang mampu menyusun mimpi – mimpi dan kemudian mengujudkannya.


Sabtu, 01 April 2017

REVIEW FILM BIG FRIENDLY GIANT (BFG)


Sejak aku jatuh cinta pada bahasa Inggris beraksen British, aku mulai menikmati setiap film aksen british, dan bahkan para aktor dan aktris british. Aku akui bahwa bahasa inggris British merupakan bahasa inggris yang paling rumit dari semuanya, terutama pengucapannya. Walaupun demikian,  hal itu malah semakin membuatku tertarik mempelajari bahasa inggris British setiap hari melalui BBC learning english.
Well, berbicara tentang film, selain Harry potter yang merupakan film yang diperankan oleh semua aktor dan aktris british, dan bahkan pengarang novelnya pun seorang British aku kemudian jatuh cinta pada film Disney yang rilis tahun lalu. Yup, BFG (Big Friendly Giant). Film fantasi dogeng anak – anak ini merupakan adaptasi dari buku cerita anak karangan Roald Dahl yang mana sangat terkenal di masanya dan bahkan sampai saat ini. Kalau tidak salah ingta aku punya satu buku karangan Roald Dahl “Ratu Penyhir” ku beli ketika jalan – jalan ke pasar buku bekas dan menemukan buku ini dalam keadaan sehat walafiat, makanya kubeli hehehe.
Sejujurnya aku tidak pernah tau Roald Dahl sewaktu kecil, karena aku hanya membaca RL. Stine pada masa itu. Pertama kali mengenal Roald Dahl dari seorang teman (yang tidak menjadi teman lagi) ketika kami sedang berdiskusi tentuang bagaimana dia bisa menyukai buku dan sejak kapan? Tercetuslah nama Roald Dahl di sana pada waktu itu.
Well, just skip about him, what I’m going to say that I love the fantasy of the movie and how the story driving my mind to fantasize. Sebagian gak suka film ini karena gak masuk di akal atau memang mereka tidak suka berfantasi. Well, kita harus terima pendapat setiap orang dalam memberi niai suatu karya seni, asal tidak menjatuhkan.
Terlepas dari sekedar tontonan, aku malah melihat film ini sebagai sumber belajar. Aku menggunakan film ini sebagai bahan listening, aku akan mengulang bagian – bagian tertentu sampai menemukan kalimat yang tepat dari skenarionya. Kemudian, kata – kata tersebut akan aku tulis di dalam buku kosa kata (buku catatan kosa kata dari semua film berbahasa inggris yang pernah aku tonton).
Agar suatu film tampak berguna maka aku selalu menjadikannya sumber belajar. Tidak hanya film berbahasa inggris, beberapa film lain yang bahasanya sedang kupelajari sekarang juga sering kujadikan sumber ilmu.
Well, back to the movie. Yang kudapat kemudian dari film ini adalah, bahwa kita tidak dapat memukul rata suatu kelompok dengan penghakiman yang sama hanya karena beberapa dari kelompok mereka membawa pengarh buruk. Seperti yang seharusnya bahwa raksasa merupakan makhluk kanibal bertbuk besar yang sering menyerang manusia. Dogeng menetapkan raksasa akan selalu menjadi tokoh antagonis pemangsa manusia. Namun dalam cerita ini imej tersebut banting stir dan BFG merupakan vegetarian dan seorang raksasa pemberi mimpi indah kepada anak – anak.
Sebagain orang akan mengatakan fantasi ini tidak menyenagkan, tapi ini cukup menghiburku. Fantasi yang keluar dari asumsi kebanyakan terkadang akan membuatmu bertambah pintar. Seperti melihat gambar langit yang berwarna hijau. Sebagian orang akan menyalahkan gambar ini karna keluar dari asumsi biasanya, namun mereka lupa bahwa disini judulnya berfantasi, maka keluarlah dari garis imajinasimu dan ciptakanlah dunia dari sudut pandang yang lain.
Begitu juga BFG, ada sebagian yang tidak setuju atas fantasi gabungan antara raksasa dan tokoh manusia sebenarnya. Ya, semua kritik dan saran diterima. Dan bagiku ini rekomendasi untuk di tonton sendiri ataupun berasama anak (bagi yang sudah punya anak). Siapa tahu saja dengan mengenalakan fantasi sejak usia dini akan mengupas sisi kreatifitas anak. Untuk kamu pembelajar bahasa sepertiku, film ini dapat membantumu lebih dekat den

Minggu, 18 Desember 2016

British Tales; George And The Dragon (INA Translate)

BRITISH TALES; GEORGE DAN SEEKOR NAGA
Zaman dahulu kala terdapat seorang Kesatria pemberani yang bernama George. George kehilangan arah ketika dalam pertulangannya menjelajah kebanyak tempat bersama kudanya. Suatu hari, sampailah ia ke sebuah desa yang kecil dam bertemu dengan seorang lelaki yang tinggal dalam gua yang berada berseblahan dengan desa tersebut.
Sang petapa itu mengatakan pada Ksatria tentang kejadian mengerikan yang baru saja terjadi di kampung itu. Seekor Naga yang menakutkan datang dan berdiam di danau dan menyerang penduduk desa setiap hari. Para penduduk desa tidak tahu harus berbuat apa. Awalnya mereka menyerahkan semua makanan mereka kepada Naga, tetapi ia hanya mengambil makanan dan tetap menyerang desa.
Lalu kemudian penduduk desa memberikan semua hewan ternak mereka. Sang Naga mengambil semuanya, tetapi terus menyerang penduduk desa. Kemudian mereka menyerahkan semua emas dan permata mereka. Naga hanya mengambil semua harta mereka dan tetap tidak merasa puas.
Raja mengirim para tentara untuk menangkap sang Naga, namun Naga tersebut sangat kuat sehingga membuat para tentara takut dan mereka melarikan diri. Raja tidak memiliki apapun untuk diberikan lagi, raja hanya memikirkan satu hal yang dapat membantu melindungi rakyatnya. Ia mengirim anak perempuannya, seorang Tuan Putri, ke danau untuk menunggui sang Naga.
Ketika George mendengarnya, ia langsung pergi menuju danau secepat yang ia bisa. Tepat ketika Naga kelaur dari danau dan hendak memakan Tuan Putri, George menyerangnya dan bertarung dengan sangat berani. Ia memenangkan pertarungan itu dan berhasil membunuh sang Naga.
George dan Tuan Putri kemudian kembali ke desa seluruh penduduk desa merasa sangat gembira atas kematian Naga. Saat ini, sejarah cerita keberanian George dikenang dan George dikenal sebagai “Malaikat Pelindung” di seluruh Negri.


Source: LearnEnglishKids.britishcouncil.org


Goldilocks And Three Bears (INA Translate)

Just concerned about childrens whom need storytale than gadget in their childhood lately. so i'm trying my best to translate through my broken english. Hope children will read it and i completely feel usefull.

GOLDILOCKS DAN TIGA BERUANG
Pada zaman dahulu tersbutlah seorang anak perempuan bernama Goldilocks. Ia mempunyai rambut panjang yang berwarna seperti emas. Suatu hati Goldilocks berjalan – jalan kedalam hutan, ia melihat sebuah rumah dan kemudian mengetuk pintunya. Kemudian ia masuk ke dalam rumah dan tidak menemukan seorang pun disana. Goldilocks melihat ada tigabuah mangkuk di atas meja, mangkuk tersebut berisi bubur, Goldilocks merasa sangat lapar.
“Bubur ini terlalu panas! Yang ini terlalu dingin! Dan ini bubur yang tepat.” kemudian Golsilocks memakan ketiga mangkuk bubur tersebut. Goldilocks merasa lelah sekarang, dia naik kelantai aas dan menemukan tempat tidur . “Tempat tidur ini terlalu keras! Yang ini terlalu lembut! Yang satu ini tempat tidur yang pas.”
Kemudian keluarga beruang pun pulang kerumah mereka dan menemukan mangkuk bubur mereka yang kososng di atas meja.
“Seseorang sudah memakan buburku.” Kata ibu beruang
“Seseorang sudah memakan buburku.” Kata ibu beruang
“Seseorang sudah memakan buburku sampai habis.” Kata anak beruang
Kemudian ayah beruang berkata lagi “Seseorang telah menduduki tempat dudukku.” Dan ibu beruangpun mengatakan hal yang sama. begitu juga anak beruag “Seseorang telah duduk dikursiku dan sekarang sudah rusak.”
Kemudian mereka naik ke lantai atas dan masuk ke kamar tidur. Ayah dan ibu beruang berkata “Ada yang sudah tidur di tempat tidurku.”
Dan anak beruang pun berkata “Ada yang sudah tidur di tempat tidurku, dan dia masih disana.”
Ketika Goldilocks terbangun da melihat tiga beruang didepannya dia berteriak “Tolong!” kemudian ia lari menuruni tangga dan masuk ke dalam hutan. Ia tidak pernah datang kembali.

Source: LearnEnglishKids.britishcouncil.org


THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post