For Indonesia and Korea Japanese army has a lot hurtful meaning, there is a lot perfectly awful memories.
Berawal dari kepindahan tugas pekerjaannya Park Minjae kemudian sering bertemu dengan Na Ok Boon seorang nenek yang sering sekali menyampaikan Complain tentang masalah – maslaah sekitarnya ke kantor social. Min Jae merupakan seorang pegawai negeri golongan 5 yang mahir berbahasa Inggris, tidak punya keluarga selain adik laki – lakinya yang saat itu masih berada di abngku SMA.
Na Ok Boon merupakan pelanggan kanto social yang sudah sering meresahkan para pekerja karena laporannya yang dating bertubi – tubi setiap harinya. Sampai pada suatu hari Ok Boon berhadapan dengan Min Jae yang menghapinya dengan muka tebal dan pura – pura kebal.
Masa lalu Ok Boon membuatnya hanya berakhir menjadi seorang pejahit di pasar tradisional, tinggal sendirian, dan kesepian. Ok Boon kemudian terfikir untuk belajar bahasa Inggris ketika bertemu dengan teman lamanya di sebuah kafe dan melihat si kawan berbicara dengan sangat lancar dalam bahasa Inggris. Walaupun sudah berusia lanjut, semangatnya untuk terus menggali dan mencapai keinginannya untuk dapat berbahasa Inggris tidaklah punah. Suatu hari dia ditolak oleh sebuah lembaga belajar bahasa Inggris karena keterlambatannya dalam menyerap dan mendengarkan penjelasan sangatlah lamban dibandingkan peserta yang berada dalam kelas lainnya.
Ok Boon kemudian bertemu dengan Min Jae pegawai negeri yang sering di isenginya dengan laporan keluhan masyarakat yang berjibun. Awalnya Min Jae menolak permintaan Ok Boon sampai suatu hari dia menemukan adiknya yang pergi ke rumah Ok Boon untuk makan malam. Di rumah Ok Boon yang kecil dan penuh dengan tumpukan kain, Min Jae menemukan banyak tempelan kertas bahasa Inggris yang dapat menjadi bukti betapa besar keinginan Ok Boon dalam mempelajari bahasa Inggris. Sejak saat itu Min jae kemudian bersedia untuk mengajarinya bahasa Inggris.
Ketika hubungan mereka sudah semakin dekat, Min Jae kemudian mengatakan tujuan utamanya belajar bahasa Inggris yaitu untuk bertemu dengan adik kandungnya yang di adopsi dan tinggal di Los Anggles sejak kecil. Sang adik tidak dapat berkomunikasi dengan bahsa Korea. Rasa rindu Ok terus menjadi – jadi sehingga suatu hari Min Jae kemudian menelfon sang adik dan respon yang didapatkan malah tidak baik. Sang adik tidak bersedia bertemu dengan Ok dan ingin Ok tahu bahwa dia tidak pernah mengenang kakaknya lagi.
Untuk menghindari keterpurukan yang mendalam Min Jae berhenti bertemu dan memberinya jasa mengajarkan bahasa Inggris. Banyak hal yang tidak di ketahui mengenai Ok termasuk kesendiriannya tanpa menikah, keluarga adik yang diadopsi, dan latar belakangnya yang merupakan seorang pekerja seks para tentara Jepang ketika usianya 13 tahun.
Lagi – lagi negri gingseng mengangkat sejarah kelam mereka bersama Negara sakura ke layar kaca. Sama seperti Indoensia mereka juga mendapat banyak perlakuan tidak manusia oleh tentara jajahan Jepang. Wanita – wanita yang dipergunakan sebagai budak seks dan diperlakuakn seperti binatang masih menjadi perbincangan dan masalah yang masih di tuntut keadilannya. I Can Speak merupakan sebuah cerita yang di angkat dari kejadian nyata. Jepang masih enggan melayangkan kata maaf pada Negara – Negara yang mereka zalami. Meninggalkan sejarah memalukan untuk generasi – genarasi mereka kelak.
Film ini menjadi rekomendasiku kali ini. Walaupun aku bukan pengkritik film yang handal dan hanya seorang pemimpi sebelum tidur, percayalah kau tidak akan menyesal menonton film ini. Film yang rilis bersamaan dengan Taxi driver ini menjadi salah satu film baru yang masuk kedalam list abadiku heheheheh.
So, sampai jumpa di cerita sebelum tidur selanjutnya.
posted by Azhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar