Sabtu, 20 November 2021

THE BLIND SIDE REVIEW



Saat kecil ibuku memiliki Uwak (kakak dari ibu) yang cukup dekat dengannya. Ibuku kehilangan sosok ibu kandung saat dia berusia 8 tahun dengan meninggalkan 3 orang adik yang masih usia kanak dan balita. Ibu kemudian tumbuh bersama ayah yang penyayang dan  keluarga dari pihak ibunya. Hampir setiap sore ibuku menghabiskan waktunya di rumah nenek pihak ibunya. Sampai usianya cukup besar ibuku masih betah menghabiskan separuh harinya di rumah nenek.


Dia memiliki 2 orang Uwak yang cukup dekat dan secara emosional sering menggantikan posisi seorang ibu kandung di dalam kehidupannya. Keduanya juga memiliki sifat dan interest yang berbeda. Uwak A tidak suka menghabiskan waktu dengan sesuatu yang berbau duniawi seperti menonton Tv misalnya, sedang Uwak B menganggap Tv adalah hiburan yang cukup manusiawi dinikmati selama kau masih berkontribusi menghirup oksigen di muka bumi ini.

Ibuku bilang Uwak B suka nonton sinetron di TV dan menangis tersedu – sedu. Dia sering disela oleh kakaknya (uwak A) yang mengatakan reaksi emosinya cukup konyol karna itu hanya karangan manusia yang tidak perlu ditangisi, tapi Uwak B selalu bilang “Sebuah cerita akan muncul ketika kejadian tersebut muncul di kehidupan nyata, kebanyakan ciptaan manusia terinspirasi dari kehidupan nyata.  Apa yang muncul di dalam sinetron ini boleh jadi fenomena yang sering terjadi namun tidak terekspose atau sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan di masa mendatang.”

Uwak B benar karna fenomena dunia sekarang mengadapasi dari apa yang sudah digambarkan dalam karya layar lebar atau layar lebar yang mengedukasi dari kisah – kisah yang pernah terjadi di kehidupan nyata.

The Blind Side tidak sengaja lewat di FYP Tiktok kakak perempuanku, aku yang tidak punya akun sosial media (kecuali instagram) memang suka menempel di samping kakak berjam – jam saat dia sedang rehat sambil nonton Tiktok. Cuplikan Mike Oher yang menghabiskan libur Thanks Giving di rumah seorang berkulit putih muncul di layar Hp, saat itu juga tertarik dengan cuplikan tersebut dan langsung mencari tahu judulnya dengan mengetik nama Sandra Bullock di google dan semua film yang pernah di perankan Tante Sandra keluar dari mesin pencarian.

BACA JUGA: REVIEW I FELL IN LOVE LIKE A FLOWER

The Blind Side kisah seorang anak kulit hitam yang terlantar, lahir dari ibu yang merupakan pecandu obat – obatan. Michael berulang kali di titipkan kepada orang tua asuh karna ketidak mampuan ibunya untuk membesarkan anak mausia, namun Michael berulang kali pergi dan kembali kepada ibu biologis yang berulang kali menelantarkannya. Hidup di dalam lingkungan yang tidak sehat membuat Mike kecil luntang – lantung, pergi kesekolah namun daya serapnya dalam belajar sungguh rendah.

Suatu hari Mike bertemu dengan Keluarga Tuohy. Kedua anak Touhy bersekolah di sekolah yang sama dengan Mike. Dalam pekat malam yang dingin Mike berjalan kaki dengan sepotong baju kaus tipis yang menutupi badannya. Keluarga Touhy awalnya hanya menyapa tanpa menaruh perasaan berlebihan, namun Leigh Anne Touhy yang merupakan seorang ibu merasa ini tidak wajar, dia tidak bisa membiarkan seorang anak mati kedinginan di luar sana. Singkat cerita mereka berbalik arah dan meminta Mike untuk naik ke dalam mobil mereka dan menuju Rumah.

Sempat terjadi perang batin dalam diri Leigh, bagaiman jika Mike adalah anak kecil perampok yang akan merampok rumah mereka dan besok pagi mereka akan terbangun dengan jeritan histeris anak perempuan mereka. Namun Sean Touhy mencoba untuk menenangkan istrinya dan meyakinkan istrinya apapun yang terjadi besok adalah hari yang tepat untuk mencari jawaban dari segala kegelisahan Leigh.

Leigh bangun esok paginya dan menemukan sofa yang tadi malam ditiduri Mike kosong dengan selimut yang sudah dilipat rapi. Leigh kemudian mengejar Mike yang sudah memutuskan untuk angkat kaki dari rumah mereka. Leigh menawarkan Mike untuk menghabiskan hari Thanks Giving bersama keluarga mereka.

Dari sini ikatan ibu – anak itu terjadi, Sean dan Leigh Touhy adalah sepasang suami istri yang dikarunia sepasang anak; Collins dan Sean Junior (SJ). Leigh adalah seorang desain interior yang begitu tajam dan lugas dalam pekerjaannya, dan Sean adalah mantan atlit basket yang kemudian menjadi pembisnis 85 rumah makan cepat saji yang tersebar di mana – mana di Memphis. Mereka juga aktif dalam beragai aktivitas amal, juga menjadi penyumbang di beberapa institusi pendidikan. Keluarga Touhy memiliki kenyamanan dan kebahagian yang berlimpah sedang Mike bahkan tidak pernah merasakan memiliki ranjang sendiri untuk tertidur nyenyak.

Leigh memutuskan untuk menampung Mike di rumahnya, membelikannya baju, memberikannya tempat tidur yang layak, dan membantunya untuk mendapat pendidikan yang layak. Leigh merasa hidupnya berubah ketika mengenal Mike, dengan membuka pintu utuk Mike Leigh belajar bagaimana kehidupan menampar anak kecil ini dengan sangat keras namun dia tidak pernah menyerah untuk hidup. Leigh merasa Mike seperti anak kandungnya sendiri walaupun tidak lahir dari rahimnya.

Lalu bagaimana dengan Sean Touhy? Atau kedua anak mereka?

Tidak ada masalah, mereka menerima Mike karna entah bagaimana hati kecil mereka semua sama – sama ingin memberikan kesempatan pada anak manusia ini untuk mendapatkan kehidupan dan kasih sayang yang seharusnya dia dapatkan. Begitu juga Sj, anak bungsu dari pasangan Touhy yang begitu akrab dengan Mike dan memperkenalkan anak ini sebagai Big Brothernya kepada seluruh umat di sekolah, dia bahkan tidak merasa terganggu dengan perbedaan warna kulit mereka. Sj anak periang yang sangt cerdas. Dia juga menjadi satunya – satunya pelatih dan pendukung setia Mike ketika dia bergabung dengan team American Football sekolah.

Sean Touhy memutuskan untuk memasukkan Mike ke dalam team football sekolah karna postur badan Mike yang cukup atletis. Mike memang cukup atletis dan dia juga pandai bermain Basket, tapi Football adalah cerita lain. Mike sama sekali tidak pernah bermain Football. Sifat Mike yang tidak ingin menyakiti orang lain dan memiliki 98% insting melindung sungguh tidak cocok dengan football yang begitu banyak aktifitas fisik yang keras.

Namun dukungan dari Leigh dan adik kecil kesayangannya Sj Mike bermain dalam team sekolah, mengwali karirnya dari nol hingga menjadi atlit yang mendapatkan begitu banyak tawaran beasiswa. Kehidupan Mike berubah membaik, dia sah menjadi anak dari pasangan Touhy, namun menjadi anak seorang yang sukses dan berpengaruh seperti pasangan Touhy tidaklah mudah. Suatu hari Mike diundang menemui seorang agen yang bertanggung jawab pada deivisi pemaksaan terhadap anak (ini semacam bagian perlindungan anak di negara kia mungkin).

Mike datang bersama ibu sambungnya. Mereka hanya menanyakan beberapa pertanyaan yang benar – benar mengacaukan kepala Mike saat itu. Si Agen menyudutkan pilihan Mike untuk menjadi Atlit football dan menerima beasiswa Ole Miss bukan karna dia yang memilih tapi karna orang tua angkatnya yang memutuskan. Si Agen megatakan bahwa semua dari keluarga Touhy alumni Ole Miss, bahkan guru Privatenya Miss Sue juga alumni dari kampus yang sama. Mike terdiam, mencoba menimbang, sedikit masuk akal jika dia mulai merasa bahwa dirinya diangkat dan dimanfaatkan untuk memnuhi keingian pasangan Touhy. Mike tidak hidup berdasarkan keinginannya, pasangan Touhy lah yang memutuskan caranya untuk hidup. Pikiran Mike campur aduk diantara percaya dan tidak percaya bahawa dia sudah dimanfaatkan. Pasangan Touhy yang aktif menjadi penyumbang di Ole Miss kemudian seolah mendapat tuduhan sebagai orang kulit putih yang menjadi orang tua asuh bagi atilt – atlit miskin yang kemudian mereka sumbangkan untuk almamater mereka.

Mike pergi, lari menjauh, kembali mencari ibunya, seperti yang sering dia lakukan dulu setiap kali dia di titipkan negara kepada orang tua asuh. Mike kembali ke lingkungannya yang tidak sehat. Leigh merasa bersalah, dia mulai ragu akan dirinya, mungkin saja tuduhan yang dilayangkan si Agen perlindungan itu benar, dia tidak pernah menanyakan apa yang diinginkan Mike, dia hanya memilih apa yang menurutnya baik untuk Mike.

Leigh mencari – cari anak laki – lakinya, sampai dia rela masuk ke Hurt Village yang dikenal sebagai lingkungan yang tidak sehat. Sampai akhirnya Leigh menerima telfon dari Mike dan merekapun bicara. Leigh membiarkan anaknya memilih dan memutuskan hidupnya sendiri.

 

Aku nyaris berdesis dengan nada skeptis jika saja film ini tidak diangkat dari kisah nyata. Too good to be true, begitulah yang terbersit dalam kepalaku. Karna sulit rasanya menemukan seseorang yang membagikan cintanya untuk seorang anak manusia yang kurang beruntung seperti Michael. Beberapa kritikan bahkan mengatakan bahwa film ini terkesan seperti kaum kulit putih yang menolong anak – anak kulit hitam yang kurang beruntung atas dasar kemanusian padahal hanya memenuhi tujuan dan keinginan tertentu mereka.

Tapi, Micahel bukan karakter fiksi. Michael Oher lahir pada tanggal 28 Mei 1986 di Memphis Amerika Serikat. Lahir dari orang tua biologis Michael jerome William dan Denis Oher. Micahel kemudian diangkat oleh Sean dan Leigh Anne Touhy. Michael secara resmi memiliki 3  orang saudara; Collins Touhy, Sean Junior Touhy, dan Marcus Oher. Kisah Michael dituliskan dalam buku berjudul “The Blind Site: Evolution Of A Game” oleh Michael Lewis.

The Blind Side sendiri meraih banyak penghargaan dan nominasi dalam ajang penghargaan bergengsi seperti Academy Award. Peran Sandra Bullock sebagai Leigh Anne Touhy mendapat kritikan dan pujian yang bercampur aduk, tetapi hal itu tidak membuatnya gagal untuk memenangkan Academy Award sebagai Aktris terbaik. Sandra Juga memenangkan Golden Globe Award untuk kategori Best Actress In Motion.

The Blind Side mengajarakan kita bahwa hidup berbanding lurus dengan nasib buruk dan nasib baik. Persis seperti kisah layar lebar yang akan berakhir dalam satu jam (atau lebih) penayangan, begitu juga hidup; berawal untuk menemui akhir. Jangan pernah ragu untuk berbuat kebaikan jika hati kecilmu bilang itu benar, begitu juga dengan keburukan jangan pernah ragu untuk ditinggalkan. Selama kau kenal Tuhan, Tuhan tidak akan membiarkanmu luntang – lantung dalam buminya.

Dan cinta—emm—kurasa tidak kenal warna kulit.

 

Salam bahagia dari Kerajaaan yang jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post