“ sergeant Collier!”
“Yes son”
“I’m scared “
“I’m scared too.”
Film ini
mengantarkan aku ke masa kecil yang sudah jauh tertinggal dibelakang. Aku lahir
dan tumbuh di dalam zona DAERAH OPERASI MILITER. Jika kalian lahir dan besar di
indonesia kalian pasti tahu persis daerah mana yang kumaksud. Aku memang bukan
korban kekejaman Nazi, tapi agak – agaknya aku bisa menangkap ketakutan dan
atmosfer yang ingin disampaikan setiap film peperangan di layar kaca.
BACA JUGA : REVIEW FILM THE BLIND SIDE (2009)
Terbangun di tengah
pekat malam karna suara Bom atau kontak senjata, berusaha keras menjejalkan
seluruh badan di kolong tempat tidur berharap peluru tidak menembus dinding
rumah yang dibangun dari kayu. Atau terbangun di pagi hari karena jeritan
tetangga yang menemui mayat suaminya tanpa kelapa tergeletak di depan pintu
rumah. Segala udara menyeramkan perang itu sudah pernah kurasakan. Lantas,
apakah aku bangga? Tidak! Aku hanya ingin mengatakan Peperangan adalah sisi terkelam
dari peradaban manusia. Dari perang kau akan melihat sisi buas manusia untuk
manusia lainnya.
Furry dibuka dengan adegan kawasan tempur yang sudah porak –
poranda. Mayat bergelimpangan, tank yang terbakar dan terkulai lemas. Furry
satu – satunya tank yang tersisa, berkamuflase diantara mayat dan bangkai untuk
kemudian bebas pergi kembali ke markas besar mereka. Pada pembukaan film kita
disuguhkan wajah 4 dari 5 pemeran film yang lesu seakan tak bernyawa diatas
mobil tank yang berjalan pelan. Perang menyedot habis diri mereka!
Tak lama kembali ke
markas Wardaddy/Don ( Brad Pitt) yang merupakan ketua dari Tank Furry langsung
ditugaskan untuk misi selanjutnya. Don yang belum sempat berkabung atas
kepergian satu awak tanknya yang memeluk Granat agar tidak meledak di dalam
tank, sudah harus kembali ke medan perang. Tidak manusia ketika perang tidak
pernah mengizinkan kita merasa kehilangan atau berkabung, tapi begitulah satu –
satunya cara untuk bertahan.
Kemudian, Norman
(Logan Lerman) si anak kecil yang kerjanya mengetik 60kata dalam satu menit
muncul setelah diseret paksa ke medan perang. Norman kemudian bergabung ke
dalam Tank Furry menggantikan posisi snipper mereka yang mati karna memeluk
Granat.
Boyd Swan (Shia
Labeouf), Grady( Jon Brenthal), dan Gordo (Michael Pena) 3 orang lainnya yang
ikut ke dalam tour tank untuk misi penyelamatan tentara yang terjebak di medan
perang tanpa leader. Disinilah Norman si anggota paling kecil belajar akan
pernah yang menyelimuti mereka. Norman ditugaskan untuk menembak siapa saja
yang terlihat mencurigakan dari sekeliling tour mereka. Beberapa tank dan truck
mengangkut puluhan tentara. Furry berada di posisi kedua setelah tank pemimpin
tour.
Tidak ada yang
menyadari pergerakan antek – antek Nazi yang merayap dari sela – sela pepoh9nan
yang menutupi pinggiran jalan selain Norman. Norman melihat jelas ada yang
bergerak, dan dengan jelas dia tahu itu hanyalah seonggok tubuh anak kecil yang
di paksa masuk ke medan perang, sama seperti dirinya. Norman berperang dengan jiwa
kemanusiaannya, bagaimana bisa seorang manusia membunuh manusia lain
sebelum tahu jelas apa maksud mereka
mengendap – endap di balik semak – semak .
Namun perang tidak
pernah kenal dengan rasa kemanusian. Hitungan detik anak – anak Jerman
tersebut menembakkan Tank pemimpin yang mana membakar hebat seluruh tentara, pemimpin tour menembak kepalanya karna tidak ingin mati dalam kesakitan api
yang melahap habis tubuhnya. Don turun dengan sigap mengejar tentara dalam
semak dan menembak mereka tepat di jantung. Don menyadari mereka hanya anak –
anak dibawah umur yang dipaksa berperang
untuk Negara dengan nyawa sebagai ancaman. Don juga manusia, dia terdiam sesaat
menyadari betapa perang merubahnya menjadi buas, tapi kehilangan kerabat di
depan mata jugalah bukti betapa buas manusia lain terhadap dirinya.
Norman kemudian
dipaksa turun, kredibilitasnya sebagai Snipper dipertanyakan, apa yang
membuatnya ragu untuk menembak ?sehingga dia rela mengorbankan nyawa seluruh anggota
tank pemimpin.
“He just a
kid"
Jawaban ini menohok
terlalu dalam jantungku, perang sudah cukup menyiksa psikologis banyak manusia,
tapi tidak menjadi alasan untuk kita berhenti menjadi makhluk penyayang. Ketika
aku kecil kami sering mendengar banyak anak laki - laki umur 13 -15 di daerah
pedalaman lari dari rumah untuk bertahan di bumi Tuhan, jika tidak mereka akan
menjadi sasaran para pemberontak untuk masuk paksa ke dalam Militan mereka,
atau sasaran kelompok lainnya yang berasumsi anak – anak adalah calon
pemberontak yang harus dimusnahkan. Tuduhan tak mendasar seperti ini sudah
menjadi makanan sehari – hari.
Norman, benar –
benar tidak dapat menahan siksaan ini lebih lama lagi, ketika di titik
selanjutnya setelah misi penyelamatan mereka menemukan tentara Nazi yang
memakai seragam tentara Amerika, ia meminta untuk dibunuh daripada membunuh
tentara tersebut. Dia rela menukar semua siksaan ini dengan nyawanya, tapi
perang tidak mengajarinya untuk berjuang mundur, kau harus maju apapun resikonya.
Peperangan memaksamu
menyaksikan banyak hal; kesetiaan sersan kepada anak buahnya, tentara yang
pergi meninggalkan keluarganya, wanita yang menjual tubuhnya untuk sebatang
coklat, anak kecil yang dipisahkan dari orang tuanya, atau wanita yang dicintai
meregang nyawa dalam perang yang kau hadiri.
Satu pelajaran yang
aku dapat dari film ini adalah kesetiaan. Kesetiaan mereka kepada negara,
seragam, tank, dan teman seperjuangan. Jerman berperang untuk membela tanah air
mereka (katanya), the furries berperang
untuk meredam perang dunia yang tidak pernah usai. Kesetiaan mereka
dipertaruhkan ketika akhirnya mereka terjebak di jalan pulang setelah bertempur
dan kehilangan semua tank teman yang berangkat dalam tour yang sama dengan
mereka tadinya.
Ranjau yang mereka
pijak menghancurkan rel tank yang putus, namun sialnya disaat bersamaan pasukan
Jerman berjalan kaki dengan nyanyian tak gentar mereka. Jumlah mereka ratusan.
Secara akal sehat mereka bisa saja meninggalkan tank dan bersembunyi. 2 manusia
tidak mampu meredam kebuasan ratusan manusia haus darah seperti tentara Nazi.
Tapi Don memilih untuk diam dalam tanknya, Don merasa disanalah rumahnya,
disanalah dia berawal dan berakhir. Sersan Don Collier tidak menahan anak
buahnya untuk pergi; Boyd , Norman, Gordo, dan Grady. Mereka bebas lari, ambil
senjata dan bersembunyi.
Mereka hendak
melakukannya, hendak pergi dengan senjata yang sudah siap dalam pelukan. Tapi
misi penyelamatan diri ini tidak sempurna tanpa Don, sersan yang sudah bersama
mereka diberbagai perang di seluruh dunia. Norman orang pertama yang memutuskan
untuk tinggal didalam tank, yang kemudian di ikuti oleh 3 orang lainnya. Bagi
mereka Jika Tuhan menyelamatkan nyawa mereka bersama dalam perang yang sudah
mereka takhlukkan, maka Tuhan harus merenggut nyawa mereka bersamaan di dalam
perang yang sama.
Tapi ini misi gila,
bagaimana bisa 5 orang mengalahkan ratusan orang hanya mengandalkan tank
rongsokan yang sudah putus relnya?!
Nazi merupakan sebuah
partai yang mengambil alih Jerman dengan kediktatorannya. Dibawah pimpinan Hitler
mereka mulai mengeliminasi orang – orang yg tidak sejalan terutama kaum Yahudi.
Hal ini memicu tercetusnya perang dunia ke 2 yang mengacau seluruh kehidupan umat
manusia secara global.
Furry sendiri lahir
karena terinspirasi dari cerita para veteran perang dunia ke-2 yang bertahan di
dalam tank. Film ini ditulis dan di sutradarai oleh David Ayar. Diproduksi oleh
Brad Pitt dan beberapa orang lainnya. Sudah memenangkan beberapa award
diantaranya; HOLLYWOOD FILM AWARD, NATIONAL BOARD OF REVIEW, DAN SANTA BARBARA INTERNATIONAL FILM FESTIVAL
.
Salam hangat dari kerjaaan yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar