Sabtu, 24 Februari 2024

REVIEW BUKU MALICE KARYA KEIGO HIGASHINO

 


Nama Keigo Higashino pasti sudah tidak asing lagi bagi para pencinta genre misteri, crime, dan thriller. Jalan cerita yang penuh dengan teka – teki semakin membuat karya – kaya Higashino makin diminati oleh banyak orang. Bahkan Higashino masuk kedalam koleksi Best Seller di Gramedia, toko buku terbesar di Indonesia.

Hal ini yang kemudian mendorong aku untuk memulai membaca karya – karyanya. Diawali dengan series Detektif Kaga ‘Pembunuhan Di Nihonbashi’ aku kemudian serasa terhipnotis dengan gaya penulisan Higashino yang terasa seperti alur aliran sungai. Higashino kerap mengajak para pembaca untuk ikut serta dalam perjalannya mengumpulkan bukti dan memecahkan teki – teki dalam setiap kasusnya.


Malice menjadi buku ke-tiga dari series Detektif Kaga karya Higashino yang kubaca diawal tahun ini. Menceritakan tentang kematian seorang penulis Novel ternama bernama Hidaka Kunihiko di dalam ruang kerjanya yang terkunci dari dalam. Jasadnya ditemukan oleh seorang Temannya sejak kecil Nonoguchi Osamu dan Istri mudanya Rie Hidaka. Dan kisah penelusuran Detektif Kaga dimulai dari sini.

Orang – orang yang terkait dengan Kunihiko mulai ditanyai termasuk dua orang yang pertama kali menemukan jasadnya. Rie sang istri yang baru saja menikah dengan sang penulis terkenal memiliki alibi yang kuat untuk membuat namanya dicoret dari daftar orang – orang yang patut diurigai. Nonoguchi kemudian menjadi orang yang dicurigai, namun Nonoguchi cukup kooperatif ketika pertama kali dimintai kesaksian, ia bahkan mendokumentasikan pertemuan terakhirnya bersama Hidaka sebelum dia dijumpai mati didalam ruang kerjanya dalam bentuk catatan.

Dari dokumentasi tulisan Nonoguchi sang detektif menguak siapa yang ada dibalik kematian Kunihiko. Singkatnya, detektif berhasil mematahkan alibi Nonoguchi dan menemukan bukti kuat untuk menjadikan Nonoguchi sebagai tersangka. Namun menemukan tersangka tidak cukup untuk detektif  keras kepala ini. Pertanyaan yang terus menghantuinya bukan lagi “Siapa pembunuh sang novelis?” namun “Mengapa sang novelis terkenal dibunuh?” berangkat dari sini Kaga menelusuri lebih jauh apa motif dari pembunuhan ini dan hubungan tak biasa antara Nonoguchi dan Kunihiko.

Cerita yang disuguhkan sangat menarik dengan alur maju – mundur, dan keahlian Higashino sensei dalam menyuguhkan dokumentasi dalam cerita memberi sensasi nyata dunia detektif bagi pembaca, sehingga buku setebal 303 halaman ini tidak terasa dapat dihabiskan hanya dalam beberapa jam saja.

Sejak dulu masyaraat Jepang dikenal memiliki budaya membaca yang sangat tinggi sehingga karya sastra menulis merupakan produk yang sangat laku keras di Negri sakura ini. Dari kebudayaan ini kemudian melahirkan kebiasaan dokumentasi kehidupan melalui catatan harian.

Dari cerita Higashino kita sadar bagaimana masyarakat Jepang sangat senang mendokumentasikan kehidupan mereka sebagai peninggal peradaban di masa depan.

Secara keseluruhan aku sangat menikmati karya Higashino sensei ini. Ini merupakan buku ke-tiga dari series Detektif Kaga yang menjadi rekomendasiku untuk tahun ini. Kalau teman – teman sangat mencintai genre thriller dan misteri maka Malice karya Keigo Higashino menjadi pilihan yang tepat.

Sekian dulu ulasanku kali ini. Sampai jumpa dilain waktu dengan berbagai ulasan buku lainnya. Membaca dapat menenangkan pikiran dan memperkaya otak, so keep reading because cool people read books.

 

Salam hangat dari kerajaan yang jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post