Nama
Keigo Higashino pasti sudah tidak asing lagi bagi para pencinta genre misteri,
crime, dan thriller. Jalan cerita yang penuh dengan teka – teki semakin membuat
karya – kaya Higashino makin diminati oleh banyak orang. Bahkan Higashino masuk
kedalam koleksi Best Seller di Gramedia, toko buku terbesar di Indonesia.
Hal
ini yang kemudian mendorong aku untuk memulai membaca karya – karyanya. Diawali
dengan series Detektif Kaga ‘Pembunuhan Di Nihonbashi’ aku kemudian serasa
terhipnotis dengan gaya penulisan Higashino yang terasa seperti alur aliran
sungai. Higashino kerap mengajak para pembaca untuk ikut serta dalam
perjalannya mengumpulkan bukti dan memecahkan teki – teki dalam setiap
kasusnya.
Malice
menjadi buku ke-tiga dari series Detektif Kaga karya Higashino yang kubaca
diawal tahun ini. Menceritakan tentang kematian seorang penulis Novel ternama
bernama Hidaka Kunihiko di dalam ruang kerjanya yang terkunci dari dalam.
Jasadnya ditemukan oleh seorang Temannya sejak kecil Nonoguchi Osamu dan Istri
mudanya Rie Hidaka. Dan kisah penelusuran Detektif Kaga dimulai dari sini.
Orang
– orang yang terkait dengan Kunihiko mulai ditanyai termasuk dua orang yang
pertama kali menemukan jasadnya. Rie sang istri yang baru saja menikah dengan
sang penulis terkenal memiliki alibi yang kuat untuk membuat namanya dicoret
dari daftar orang – orang yang patut diurigai. Nonoguchi kemudian menjadi orang
yang dicurigai, namun Nonoguchi cukup kooperatif ketika pertama kali dimintai
kesaksian, ia bahkan mendokumentasikan pertemuan terakhirnya bersama Hidaka
sebelum dia dijumpai mati didalam ruang kerjanya dalam bentuk catatan.
Dari
dokumentasi tulisan Nonoguchi sang detektif menguak siapa yang ada dibalik
kematian Kunihiko. Singkatnya, detektif berhasil mematahkan alibi Nonoguchi dan
menemukan bukti kuat untuk menjadikan Nonoguchi sebagai tersangka. Namun
menemukan tersangka tidak cukup untuk detektif
keras kepala ini. Pertanyaan yang terus menghantuinya bukan lagi “Siapa
pembunuh sang novelis?” namun “Mengapa sang novelis terkenal dibunuh?”
berangkat dari sini Kaga menelusuri lebih jauh apa motif dari pembunuhan ini
dan hubungan tak biasa antara Nonoguchi dan Kunihiko.
Cerita
yang disuguhkan sangat menarik dengan alur maju – mundur, dan keahlian
Higashino sensei dalam menyuguhkan dokumentasi dalam cerita memberi sensasi nyata
dunia detektif bagi pembaca, sehingga buku setebal 303 halaman ini tidak terasa
dapat dihabiskan hanya dalam beberapa jam saja.
Sejak
dulu masyaraat Jepang dikenal memiliki budaya membaca yang sangat tinggi sehingga
karya sastra menulis merupakan produk yang sangat laku keras di Negri sakura
ini. Dari kebudayaan ini kemudian melahirkan kebiasaan dokumentasi kehidupan
melalui catatan harian.
Dari
cerita Higashino kita sadar bagaimana masyarakat Jepang sangat senang
mendokumentasikan kehidupan mereka sebagai peninggal peradaban di masa depan.
Secara
keseluruhan aku sangat menikmati karya Higashino sensei ini. Ini merupakan buku
ke-tiga dari series Detektif Kaga yang menjadi rekomendasiku untuk tahun ini.
Kalau teman – teman sangat mencintai genre thriller dan misteri maka Malice
karya Keigo Higashino menjadi pilihan yang tepat.
Sekian
dulu ulasanku kali ini. Sampai jumpa dilain waktu dengan berbagai ulasan buku
lainnya. Membaca dapat menenangkan pikiran dan memperkaya otak, so keep reading
because cool people read books.
Salam
hangat dari kerajaan yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar