Tampilkan postingan dengan label 자기전이야기. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 자기전이야기. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Juni 2018

REVIEW RAMPAGE; 램페이지



Setelah sukses dengan Jumanji:Welcome To The Jungle  Dawyne Johnson kembali beraksi sebagai mantan pasukan khusus yang telah bebas tugas dan melanjutkan hidupnya sebagai Primatologist di Rampage. Film yang rilis pada tahun 2018 ini kembali memukau penonton denga kehadiran Davis Okoye (Dawyne Johnson) yang selalu tampak gagah dengan posturnya yang luar biasa.
Davis merupakan Primatologist yang bersahabat dengan se-ekor gorilla albino bernama George. Geroge bukanlah hanya sekedar gorilla yang tinggal dan besar dalam penangkaran, namun juga memiliki kemampuan berkomunukasi dengan manusia melalui bahasa isyarat. Davis merupakan pelatih sekaligus sosok yang telah menyelematkan hidupnya dari pemburuan ilegal. Sampai suatu hari hasil eksperimen luar angkasa yang gagal dan jatuh mengenai beberapa kelompok binatang, sehingga merubah bentuk mereka ke dalam bentuk yang tidak dapat dihentikan. Salah satunya George.

Perubahan beberapa binatang ini menumbuhkan PR baru bagi pihak – pihak berwenang untuk kembali mengamankan kondisi. Setelah Geroge positif terkontaminasi virus yang merupakan hasil eksperimen Calire Wyden (Malin Akerman). Kemunculan Dr. Kate Caldwell memberi jalan yang jelas untuk Davis memecahkan masalah besar ini. Dr. Kate merupakan mantan kepala Lab penelitian Claire yang kemudian di pecat dengan tuduhan mencuri data – data mereka. Kate kemudian mencari cara untuk kembali masuk ke dalam Lab Claire untuk mencari penawar.
Sedang di luar sana tiga binatang dari spesies berbeda terus – terusan menggila mencari sinyal yang mengganggu fikiran mereka.
Hal yang tidak bisa dipungkiri lagi kehebatannya dalam sebuah film fiksi ilmiah Amerika adalah efek yang mereka hasilkan. Gedung yang berhancuran, helikopter yang jatuh tanpa korban jiwa, atau binatang – binatang berukuran besar, dan Brad Peyton berhasil menyihir filmnya menjadi film yang menarik 91% penonton tidak lama setelah di rilis. Tidak dipungkiri juga dukungan bintang – bintang besar seperti Dawyne yang juga pernah bermain dalam film fiksi San Andreas yang menceritakan tentang gempa bumi dasyat yang membuat permukaan bumi hancur lebur.
Walaupun kurang setuju dengan segala ‘super hero’ yang digambarkan dalam film ini, aku setuju bahwa efeknya patut di acungi jempol. Dengan peran yang sama Dawyne kembali muncul sebagai seorang mantan militer yang memutuskan bepisah dengan istrinya. Di hari gempa terjadi Dawyne di tuntut untuk bejuang mencari anak perempuannya di dalam puing – puing permukaan bumi yang luluh lantak.
So..well done for Rampage. Ini menjadi rekomendasi selanjutnya dari Azhari Kingdom. Bisa kamu tonton sebelum tidur dan kemudian mengkritik atau memuji film ini bersama temanmu sebelum tidur. Semoga harimu menyenangkan..

Rabu, 14 Maret 2018

REVIEW FERDINAND (2017)



Apa yang diberikan Ferdinand setelah menonton sampai habis? Cartoon always give wise thing to learn, dari Ferdinand kita belajar bahwa nothing can limiting you to pursue your dream. Anak petani tidak selamanya harus menjadi petani, anak seorang dokter tidak selamanya harus menjadi dokter, dan anak pencuri tidak selamanya akan berakhir menjadi pencuri juga. Anyone can be anything.
Berangkat dari rumah produksi Blue Sky,  Ferdinand mengambil tema perternakan banteng dengan latar Spanyol yang Indah. Ferdinand merupakan salah satu anak banteng yang dibesarkan bersama beberapa banteng lainnya. Banteng tumbuh menjadi petarung, tapi berbeda dengannya Ferdinand tumbuh menjadi banteng pecinta tanaman.  Dia tumbuh menjadi banteng yang menentang perkelahian,  benci akan kekerasan, ferdinand selalu berfikir dia dapat menjadi sesuatu yang lain.
“Tidak selamanya anjing menjadi anjing” begitu motto hidup Ferdinand.
Berawal dari perginya sang ayah menuju arena matador dan tidak pernah kembali, Ferdinand kemudian kabur dari peternakan dan tersesat di hutan. Ketika kelelahan berjalan dan pingsan,  seorang penduduk menemukannya. Nina,  anak dari seorang petani bunga yang kemudian mengurus Ferdinand si banteng matador yang lembut tumbuh di kebun bunga bersama se ekor anjing bernama Paco. Seperti banteng kebanyakan tubuh Ferdinand tak kalah besar dan kekar,  hanya saja hatinya yanh selembut mentega. 
Sifat Ferdinand yang selalu menjunjung tinggi “setiap orang bida menjadi apa saja” masih di pegang Teguh sampai ketika dia kembali lagi ke peternakan Banteng tempat dimana dia di besarkan. Bermula dari perayaan bunga yanh dilakukan di pusat kota,  Ferdinand tidak dapat ikut bergabung karena tubuhnya yang sudah semakin besar dan akan status stereotipnya sebagai binatang buas. Nina tidak dapat membawanya ikut serta tahun ini. Tetapi kecintaannya kepada bungan membuat Ferdinand memaksakan diri terjun ke kota dan mulai menjadi teror bagi penduduk kota. Benar saja,  siapa yang tidak shock melihat banteng jalan – jalan di pinggiran kota. Bermula dari itu,  Ferdinand kemudian di amankan,  terpisah dari Nina dan keluarganya dan kemudian kembali ke peternakan masa kecil yang penuh dengan kenangan pahit.
Ferdinand kembali bertemu dengan Bones, Guapo,  dan Valiente teman dan lawan masa kecilnya. Tidak ada yang berubah, dari mereka. Tidak ada hal lain dari sebuah peternakan banteng selain matador yang datang dan memilih banteng yang akan melawannya di arena. Ferdinand bersikeras untuk kembali kabur dan mengatakan pada semuanya bahwa mereka tidak hidup hanya untuk menjadi petarung seperti anggapan umum yang telah melekat pada diri seorang banteng.  Banteng juga bisa menjadi penjaga taman bunga,  binatang peliharaan, tidur bersama manusia.  Sceen ini membuatku teringat pada little prince yang juga mengatakan bahwa kau bebas memilih jalan hidupmu. Kau bukan boneka tali orang tuamu yang harus dibatasi mimpi – mimpinya. 
Bagiku film animasi adalah remainder yang tepat ketika kau tumbuh dewasa.  Film animasi bukan untuk anak kecil,  tetapi untuk orang dewasa yabg lupa bahwa mereka pernah menjadi anak kecil,  bahwa mereka juga pernah punya mimpi,  pengingat bahwa mereka tumbuh menjadi pesimis dan menyerah pada mimpi mereka sendiri dan menjadi seseorang seperti orang kebanyakan.
Ferdinand terus berusaha kabur sampai akhirnya dia berhasil masuk ke dalam rumah penilik peternakan dan melihat deretan foto banteng petarung yang bertarung di arena dan tidak pernah kembali lagi. Seperti ayahnya yang tidak pernah kembali di hari pertandingannya. Kemudian Ferdinand sadar bahwa mereka hanya menjadi lawan matador di arena, bahwa kemenangan adalah hak mutlak matador bukan mereka.  Sekeras apapun mereka berlatih,  mereka tidak akan pernah menang. Kemapuan merka tidak akan pernah di haragai they never awarded,  they never be appreciated. Sekeras apapun kau bekerja,  penghargaan itu akan selaku jatuh ke kantong orang lain.
Kemudian Ferdinand berhasil kabur,  dengan membawa teman – temannya termasuk Valiente pergi meninggalkan peternakan yang hanya mengotakkan mimpi mereka. Sayangnya ditengah perjalanan Ferdinand berhasil dilumpuhkan dan kemudian dibawa ke arena untuk melawan seorang matador terkenal, Ferdinand tetap pada pendiriannya . Dia tidak akan pernah bertarung. Sampai pada titik penghabisan dia tidak akan pernah bertarung. Ferdinand hanya menghindari matador tanpa menyakitinya sedikitpun.
Bagiku Ferdinand adakah tokoh animasi selanjutnya yang mengajarkanku;
1.   Menjadi apa yang kau inginkan itu adalah hal yang tidak mustahil. Semua orang dapat menjadi apapun, karna hidup berawal dari mimpi.
2.      Seperti Ferdinand yang tidak akan pernah bertarung, prinsip itu adalah fundamental.  Seorang individu harus memiliki prinsip agar pondasi hidupnya kokoh.  Dan prinsip bukan suatu hal yang dapat di tukar dengan emas sekalipun.
Sekian cerita sebelum tidur hari ini.  Jadi siapa tokoh animasi yang masih mengajarkan kalian nilai kehidupan di usia 24?

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post