Tampilkan postingan dengan label filmkorea2015. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label filmkorea2015. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Juli 2018

REVIEW VETERAN (2015); 베테랑



P.S. This movie According to 원빈님recommendation. If you enjoy watching crime genre it would be high recommendation to watch.

Cho Tae Woo (유아인) adalah seorang keturuanan konglomerat yang  memiliki sifat egois, pemarah, dan selalu ingin menang sendiri. Setelah kembali dari luar negeri Tae Woo menjadi salah satu anak yang memimpin perusahaan dengan caranya sendiri di bawa sang ayah yang kesehatannya sudah mulai menurun. Gaya hidupnya yang suka sekali befoya – foya dan bertindak sesuka hati tanpa belas kasihana membuat karakternya kuat dan jelas seperti Psycophat.
Boleh di bilang acting Yoo Ah In sangat tidak begitu penting,  karena ide cerita ini adalah seorang detektif yang keluar dari jalur aman setelah mengendus bau busuk yang di simpan oleh Tae Woo. Setelah tidak membayar dan kemudian membunuh salah seorang buruh pekerjanya, perbuatan ini kemudian tercium oleh Seo Cheol seorang detektif dari distrik Seoul. Seperti yang kukatakan peran Yoo Ah In tidak begitu penting menurutku, karna dia hanyalah objek yang membuat karakter detektif ini hidup, namun acting Yoon membuat dirinya menjadi sorotan penting penonon. He really just like a fucking Psycho.
Setelah memukul pekerja buruh tersebut habis – habisan di depan anaknya yang masih berusia di bawah umur, kaki tangan Tae Woo kemudian membuatnya seolah seperti kecelakaan bunuh diri dengan melempar tubuhnya dari lantai atas gedung.  Bau usuk ini terus – terusan di tutup dengan menyuap semua aparat Negara yang seharusnya berperan menegakkan hukum. Seo Cheol yang ambisius tidak mau tinggal diam, meski bukan wilayah tugasnya dia terus – terusan mencari dan menggali masalah tersebut dengan usahanya sendiri.
Permasalahan ini semakin tercium insting kecurigaan Seo Cheol sebagai seorang detektiv ketika beritanya tidak terlihat di media massa sedikitpun. Beberapa media masa mencoba menutup amta dan telinga untuk kasus yang seharusnya mereka bela. Karena pengaruh Tae Woo sebagai anak dari konglomerat perusahan tekemuka, segala kejahatannya bisa dengan mudah tertutupi.
Tae Woo yang pernah di kenalkan dengannya ketika peluncuran film baru yang di sponsorinya diharapkan ‘Awas’ dengan kehadiran Seo Cheol. Sejak pertama kesan yang di terima Seo Cheol memang tidak baik; memukul beberapa wanita yang sering mengisi pestanya dan melakukan hal sesuka hati.


Dengan karakter Yoo yang seperti ini kembali teringat skandal beberapa waktu lalu yang sempat perang mulut dengan beberapa di jejaring sosial Twitter. Yoo yang kala itu terpancing dengan sebuah tweet yang menyebutkan dia salah satu orang yang susuah untuk di ajak berteman itu pun kemudian terpancing untuk membalas hingga adu komentar terjadi. Yoo tidak gentar menjawab tweet masa yang memukulnya habis – habisan kala itu, beberapa orang mengecam dia sudah merendahkan wanita dengan mengeluarkan kata – kata yang mengarah pada “cyber bullying toward woman”. Namun dari sudut pandangku sendiri setelah membaca artikel yang dituis dalam bahasa Inggris, aku menyimpulakn Yoo adalah seorang lelaki berperawakan tegas dan tidak mau kalah, dan masa yang menghakiminya dengan kata – kata kasar adalah sekumpulan orang yang salah mengartikan “Feminist” dan hanya ingin menjatuhkan populeritas seseorang.
Apa yang film terlihat dalam film ini?
Bahwa semua orang yang bekuasa hidup dengan segala bau busuk dan kotoran. Setiap bau busuk yang mereka ciptakan akan mereka sumpal dengan uang sampai tidak tercium lagi. Begitu bobobrok kehidupan dari seorang manusia yang bergelimangan harta ternyata. Apa yang terjadi di dalam film ini seolah mengatakan di setiap kesempurnaan yang terlihat pastilah ada hal – hal kotor untuk melaluinya. Uang akan menjadi satu – satunya benda yang dapat memberi kuasa dan kekutan pada suatu kelompok untuk ikut andil dalam menggerakkan suatu kejahatan dan ketidak-adilan. Entah sampai kapan uang akan menjadi benda bisu yang dengan bebas memerintah manusia untuk menjadi lebih rendah dari se-ekor binatang. Tanpa kita sadari apa yang terlihat pada film ini adalah realita yang sebenarnya kita semua hadapi dalam diam.

Apa yang aku lihat?
As long as we breath andlive our life on this earth our chance to face injustice are 100%  possible. We live side by side with man kind, the very complex human being that  their lust never stop getting thirsty.
Kehidupan itu seperti  koloseum selalu ada petarung dan lawan, selalu ada yang menang dan terpaksa kalah, sealalu ada manusia yang tidak manusiawi. Hingga pada akhrinya kekejian yang kita tinggalkan menjadi sejarah yang baik menjadi pelajaran untuk anak cucu atau malah menjadi kutukan memalukan yang melekat sampai mati. Tidak ada salahnya menjadi sosok yang naïf seperti Seo Cheol yang merebut kembali hak orang kecil seperti seorang buruh yang tidak di bayar upahnya. Dan kebobrokan penagak hukum yang sudah menjadi rahasia umum.

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post