I was happy to call you Mom.
Satu lagi Drama asal Negri gingseng yang mencuri
hatiku, selain jumlah episod yang terbilang amat sangat sedikit, tema keluarga
memang sangat aku gemari dalam pemilihan film yang ingin di tonton. Drama yang
merupakan salah satu Remake dari
drama awal yang rilis pada tahun 1996 ini rilis pada Desember 2017.
Menceritakan seorang wanita paruh baya yang telah mendedikasikan seluruh
hidupnya untuk keluarganya. Namun, ditegah kehidpan yang begitu harmonis dia
harus mempersiapkan kata – kata perpisahan untuk seluruh keluarga tercinta.
In Hee (Woon Mi Kyung) merupakan seorang wanita yang
menikah dengan seorang pria berprofesi Dokter. Hasil dari perikahannya dengan
Jung Cheol (Yoo Dong Geun) mereka di karunia seorang anak perempuan Yeo Soo
(Choi Ji Woo) dan seorang anak lelaki Jung Soo (Minho Shinee). In Hee tumbuh
menjadi seorang ibu, istri, dan menantu yang begitu sabar dan rela melakukan
apapun. Selain mengurus keluarga kecilnya di usianya yang semakin beranjak tua
In Hee juga harus mengurus ibu mertuanya (Kim Young Ok) yang kondisinya sudah
pikun dan kembali memiliki sifat kekanakan.
Untuk karakter ibu, istri, dan menantu yang sahaja
Woon Mi Kyung benar – benar memerankan perannya dengan sangat baik. Ini yang
aku suka dari drama Korea yang selalu menunjukkan nilai – nilai budaya yang
sangat kuat. Untuk ukuran istri seorang istri dari dokter seniro In Hee
memiliki kehidupan sederhana layak istri da ibu pada umunya, semua dikerjakan
sendiri; masak, mencuci, bahkan membersihkan rumah. Dilansir dari pengalaman
pribadi sendiri ketika berbincang – bincang dengan seorang teman dan bertanya
perihal profesi di Korea, si- teman mengaku bahwa tingkatan pendapatan yang
paling di level aman di Korea adalah pergawai negri atau Dokter. Dua profesi
itu yang hidup di zona aman. Yah, tidak ada bedanya dengan Indonesialah….
Tetapi yang bikin berbeda adalah budaya dalam rumah tangga para Dokter atau
Pegawai Negeri. Masyarakat Korea sudah terbiasa melakukan segala pekerjaan
rumah tangga sendirian dan tidak membutuhkan jasa asisten rumah tangga. Ya,
tidak heranlah merek rajin meracik kimchi sendirian di rumah.
Jadi, untuk masalah pendalaman karakter seorang ibu
yang legowo peran In Hee sukses berat.
In Hee di diagnosa kanker ovarium setelah mengeluh
terus – terusan merasa sakit ketika buang ari kecil. Diagnosa itu diketahui
pertama kali oleh rekan kerja suminya yang merupakan junior dalam dunia
kedokteran. Setelah memberi tahu Jung – Cheol, diagnosa ini dirahasiankan Jung-
Cheol dari istrinya. Diagnosa ini merupakan salah satu pukulan keras bagi Jung
– Cheol. Sebagai suami yang berkarakter dingin dan tidak banyak bicara membuat
Jung – Cheol menjadi karakter yang tidak pedulian. Namun sifat diamnya
menyimpan rasa cinta yang penuh kepada sang istri. Diagnosa ini membuatnya
begitu terpukul.
Sampai ketika selurh keluarga mengetahui penyakit yang
diderita In Hee, momen ini adalah klimaks dimana air mata pelan – pelan mulai
menetes sambil terus nonton. Ya, jujur saja.. aku punya karakter alergi air
mata, maksudku tiap kali seseorang menangis didepanku baik itu nyata atau hanya
karangan dalam sebuah film secara otomais aku juga akan menangis, ya sekarang
kau tahu alasanku jarang pergi ke bioskop, kan? hahahahahaha
Penyesalan yang kemudian datang silih berganti
diantara keluarga. Aku mengerti mengapa ombak penyesalan datang begitu besar
dalam diri masing – masing anggota keluarga; bagi suaminya, profesi seorang
dokter merupakan seorang yang dapat menolong orang lain agar tetap dalma tubuh
yang sehat. Penyesalan itu muncul ketika dia berperan menolong orang lain yang
sedang kesakitan sedang di sisi lainnya dia tidak pernah tahu kesakitan yang
dirasakan istrinya sendiri. Bagi Yeon Soo, anak perempuan tertua dalam keluarga
dia merasa terlalu banyak menempatkan pikirannya pada pekerjaan dan masalah
pribadinya di luar rumah, hingga dia lupa dengan sosok ibu yang selalu hadir
tiap kali dia pulang kerja, menyiapkan ini – itu. Begitu juga dengan Jeong anak
lelaki bungsu. Semua rasa penyesalan ini muncul karena kurangnya perhatian
mereka pada seorang yag sudah menjadi lilin untuk mereka selama ini.
Empat episod membuat drama ini menyampaikan pesan dan
kesan yang cukup baik. 4 Episod membuatnya terasa begitu penuh dengan cerita
bahagia dan tragis, membuat drama ini lenih manusiawi dengan menggambarkan hal
yang akan seharusnya kita hadapi dalam hidup nanti; memiliki dan kehilangan.
Pesan – pesan perpisahan kepada kedua orang anaknya
disampaikan In Hee kepada kedua roang anaknya sebelum dia menghabiskan waktu –
waktu terakhirnya di sebuah rumah jauh dari desa bersama suami.
Film ini aku rekomendasikan untuk kalian yang sedang
ingin nonton film sambil mewek – mewek, karena menurutku tidak ada hal yang
lebih menyenangkan dari sebuah film
daripada ketika film mampu mengaduk – aduk emosimu dengan kejam hehehehehe.