Sabtu, 20 Januari 2018

THE MOST BEAUTIFUL GOODBYE IN THE WORLD


I was happy to call you Mom.

Satu lagi Drama asal Negri gingseng yang mencuri hatiku, selain jumlah episod yang terbilang amat sangat sedikit, tema keluarga memang sangat aku gemari dalam pemilihan film yang ingin di tonton. Drama yang merupakan salah satu Remake dari drama awal yang rilis pada tahun 1996 ini rilis pada Desember 2017. Menceritakan seorang wanita paruh baya yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarganya. Namun, ditegah kehidpan yang begitu harmonis dia harus mempersiapkan kata – kata perpisahan untuk seluruh keluarga tercinta.

In Hee (Woon Mi Kyung) merupakan seorang wanita yang menikah dengan seorang pria berprofesi Dokter. Hasil dari perikahannya dengan Jung Cheol (Yoo Dong Geun) mereka di karunia seorang anak perempuan Yeo Soo (Choi Ji Woo) dan seorang anak lelaki Jung Soo (Minho Shinee). In Hee tumbuh menjadi seorang ibu, istri, dan menantu yang begitu sabar dan rela melakukan apapun. Selain mengurus keluarga kecilnya di usianya yang semakin beranjak tua In Hee juga harus mengurus ibu mertuanya (Kim Young Ok) yang kondisinya sudah pikun dan kembali memiliki sifat kekanakan.

Untuk karakter ibu, istri, dan menantu yang sahaja Woon Mi Kyung benar – benar memerankan perannya dengan sangat baik. Ini yang aku suka dari drama Korea yang selalu menunjukkan nilai – nilai budaya yang sangat kuat. Untuk ukuran istri seorang istri dari dokter seniro In Hee memiliki kehidupan sederhana layak istri da ibu pada umunya, semua dikerjakan sendiri; masak, mencuci, bahkan membersihkan rumah. Dilansir dari pengalaman pribadi sendiri ketika berbincang – bincang dengan seorang teman dan bertanya perihal profesi di Korea, si- teman mengaku bahwa tingkatan pendapatan yang paling di level aman di Korea adalah pergawai negri atau Dokter. Dua profesi itu yang hidup di zona aman. Yah, tidak ada bedanya dengan Indonesialah…. Tetapi yang bikin berbeda adalah budaya dalam rumah tangga para Dokter atau Pegawai Negeri. Masyarakat Korea sudah terbiasa melakukan segala pekerjaan rumah tangga sendirian dan tidak membutuhkan jasa asisten rumah tangga. Ya, tidak heranlah merek rajin meracik kimchi sendirian di rumah.

Jadi, untuk masalah pendalaman karakter seorang ibu yang legowo peran In Hee sukses berat.

In Hee di diagnosa kanker ovarium setelah mengeluh terus – terusan merasa sakit ketika buang ari kecil. Diagnosa itu diketahui pertama kali oleh rekan kerja suminya yang merupakan junior dalam dunia kedokteran. Setelah memberi tahu Jung – Cheol, diagnosa ini dirahasiankan Jung- Cheol dari istrinya. Diagnosa ini merupakan salah satu pukulan keras bagi Jung – Cheol. Sebagai suami yang berkarakter dingin dan tidak banyak bicara membuat Jung – Cheol menjadi karakter yang tidak pedulian. Namun sifat diamnya menyimpan rasa cinta yang penuh kepada sang istri. Diagnosa ini membuatnya begitu terpukul.

Sampai ketika selurh keluarga mengetahui penyakit yang diderita In Hee, momen ini adalah klimaks dimana air mata pelan – pelan mulai menetes sambil terus nonton. Ya, jujur saja.. aku punya karakter alergi air mata, maksudku tiap kali seseorang menangis didepanku baik itu nyata atau hanya karangan dalam sebuah film secara otomais aku juga akan menangis, ya sekarang kau tahu alasanku jarang pergi ke bioskop, kan? hahahahahaha

Penyesalan yang kemudian datang silih berganti diantara keluarga. Aku mengerti mengapa ombak penyesalan datang begitu besar dalam diri masing – masing anggota keluarga; bagi suaminya, profesi seorang dokter merupakan seorang yang dapat menolong orang lain agar tetap dalma tubuh yang sehat. Penyesalan itu muncul ketika dia berperan menolong orang lain yang sedang kesakitan sedang di sisi lainnya dia tidak pernah tahu kesakitan yang dirasakan istrinya sendiri. Bagi Yeon Soo, anak perempuan tertua dalam keluarga dia merasa terlalu banyak menempatkan pikirannya pada pekerjaan dan masalah pribadinya di luar rumah, hingga dia lupa dengan sosok ibu yang selalu hadir tiap kali dia pulang kerja, menyiapkan ini – itu. Begitu juga dengan Jeong anak lelaki bungsu. Semua rasa penyesalan ini muncul karena kurangnya perhatian mereka pada seorang yag sudah menjadi lilin untuk mereka selama ini.

Empat episod membuat drama ini menyampaikan pesan dan kesan yang cukup baik. 4 Episod membuatnya terasa begitu penuh dengan cerita bahagia dan tragis, membuat drama ini lenih manusiawi dengan menggambarkan hal yang akan seharusnya kita hadapi dalam hidup nanti; memiliki dan kehilangan.

Pesan – pesan perpisahan kepada kedua orang anaknya disampaikan In Hee kepada kedua roang anaknya sebelum dia menghabiskan waktu – waktu terakhirnya di sebuah rumah jauh dari desa bersama suami.

Film ini aku rekomendasikan untuk kalian yang sedang ingin nonton film sambil mewek – mewek, karena menurutku tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari sebuah  film daripada ketika film mampu mengaduk – aduk emosimu dengan kejam hehehehehe.

posted by Azhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post