Jika masa kecil kalian ditemani oleh R.L. Stine, aku
rasa kalian salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki masa kecil yang
luar biasa. Luar biasa! Benar! Aku tidak melebih – lebihkan. R.L.Stine berhasil
menciptakan masa kecil luar biasa bagiku. Lewat buku misterinya yang khas, yang
kubaca setiap kali sebelum tidur malam. Bermula dari sepupu perempuanku yang
sering mencuri buku paman kami didalam kamarnya, aku mulai mengenal R.L. Stine melalui
series Goosebumps. Saat itu usiaku delapan (mungkin), masih duduk di bangku
sekolah dasar.
Ketika usia delapan, segala hal bisa saja mempengaruhi
pikiran dan kemudian diyakini sebagai hal yang benar ada. Maskudku, saat itu
aku percaya semua tokoh mengerikan dalam Goosebumps memang benar – benar mengerikan.
Alhasil aku sering tidak bisa tidur karna ketakutan setiap kali membaca
Goosebumps. Tapi itulah yang merupakan titik menyenangkannya, ketika aku
ketakutan karna imajinasiku liar dan menjalar entah kemana – mana. Seringnya
aku mengiprovisasikan cerita sebenarnya menjadi lebih dalam lagi, seperti
membayangkan King Jelly warna ungu berada di bawah tempat tidurku, dan aku
diculik, dan bahwa di suatu tempat dikotaku Camp itu benar – benar ada, dan
kami akan disekap, dan aku mulai mencari – cari titik yang tepat yang dapat
dijadikan Camp oleh King Jelly karna seluruh kotaku dikelilingi laut.
Berimajinasi itu menyenangkan, katanya itu akan
membuatmu lebih kreatif (walaupun aku tidak yakin bahwa aku seorang yang
kreatif), dan kufikir memiliki masa kecil penuh dengan imajinasi adalah suatu
yang luar biasa, siapa sih yang pernah berimajinasi bahwa seorang muazin yang
mengumandangkan adzan itu ada di langit? bahwa di suatu tempat entah dimana ada
sebuah tangga yag bisa membawamu kelangit untuk beribadah. Itu aku, imajinasiku
seperti itu. Jadi, sewaktu kecil setiap kali adzan berkumandang, aku akan
berlari keluar rumah dan berdiri di teras sambil memicingkaan mata dan menunggu
orang – orang yang naik tangga menuju langit. Aku penasaran mereka naik dari
mana, tapi untungnya imajinasi (tak kreatif) itu diluruskan ibuku. Ibu bilang seorang
yang mengumandangkan adzan itu ada di mesjid, rumah ibadah umat muslim, dan
tidak ada tangga menuju langit selain pesawat NASA (?). Thanks Mom for being in
patience to take care of me. Oh, ngomong – ngomong aku berimajinasi seperti itu
ketika usia 4 tahun, jauh sebelum aku membaca buku R.L. Stine au sudah rajin
day dreaming (Lol).
Belakangan ini aku kembali tertarik mencari buku –
buku R.L.Stine. Jadi aku pergi mencari buku – buku lamanya. Sekarang aku sedang
membaca pertualangan Wendy dan Adiknya di Camp Jellyjam. Walaupun sudah 22
tahun, jujur aku masi menikmati setiap sense
horornya sama seperti ketika aku berusia delapan. Kata – katanya ringan, setiap
detail kejadian dapat dengan mudah terbayang dalam otakku. Ini yang sebenarnya
yang kucari dari sebuah buku, caranya menghidupkan visualisasi sederhana dalam
otakku. Ketika aku menemukan buku yang berhasil membuatku mengimajinasikan
kejadian yang sedang kubaca, maka kukatakan buku itu berhasil. Memang
keberhasilan setiap penulis itu bermacam – macam, tapi bagiku kau akan menjadi
seorang penulis ketika kau berhasil membawa pembacamu seperti berada dan
mengalami kejadian dalam cerita yang kau tulis.
R.L.Stine punya bahasa sederhana yang mudah dimengerti
anak – anak menurutku, walaupun yang aku baca dulu adalah hasil terjemahan
Inggris – indonesia aku tetap mendapatkan feelnya.
Kalo boleh jujur aku lebih suka dengan bahasa buku terjemahan, entah bagaimana
itu bisa lebih menghidupkan imajinasiku.
Satu lagi series Goosebumps yang masih melekat dalam ingatankanku adalah ‘Arwah
Penasaran’. Aku ingat bagian sampulnya gambar sebuah danau dengan kepala
seorang perempuan yang menyembul dipermukaannya. Series ini yang paling memicu
adrenalinku ketika usia delapan. Aku merasa benar – benar ketakutan setengah
mati membacanya, tetapi karna aku anak usia delapan yang memegang teguh
pendirian, maka aku memutuskan untuk membacanya sampai selesai. Alhasil setiap
kali aku mandi dan melihat kedalam bak mandi, aku selalu berimajinasi akan ada
penggalan kepala yang menyembul dari permukaan air, dan itu berhasil membuatku
mangkir dari mandi selama beberapa hari (tell me I’m dirty-stupid-kid, at leat I
can imagination).
Tidak ada yang rugi dari membaca buku dan
berimajinasi. Rasanya berimajinasi adalah hal terbebas yang bisa kau lakukan. Well,
when all of our life restricted by those and these rule, none of that matter in
imagination. Jika kau punya adik ataupun anak yang sedang dalam masa kanak –
kanak mungkin buku ini bisa menjadi bagian dari teman – teman masa kecilnya. Make
their childhood incredible, let they travel the world by books.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar