Sejak duduk di bangku SMA aku mulai tertarik mendengar
lagu – lagu dari korea selatan. Alasan pertamaku bukan karna para boybandnya
yag tampan – tampan. Tapi karana aku tertarik pada budaya dan bahasanya.
Kemudian jadilah aku anak SMA yang
mengikuti Korean Wave saat itu. Grup pertama yang kukenal saat itu Shinee
dengan lagu Replynya. Kemudian merambah ke Grup lainnya seperti BigBang dan
lain – lain.
Yah, mungkin banyak dari K-popers yang cinta mati
hingga rela nonton konser, merayakan ulang tahun idola, ngoleksi Marchendise,
dan melakukan ritual lainnya. Tapi sayangnya aku tidak, menurutku tidak melakukan ritual semacam itu juga berhak menyebut diri Fans,
kan? (aku payah)
. Aku menjadikan kecintaanku terhadap K-pop sebagai
candu atas kecintaanku untuk menguasai bahasanya.
Keinginan pertamaku sederhana, aku hanya ingin tidak ingin memakai subtitle
pada video suatu saat nanti.
Jadi, belakangan ini aku tengah senang mendengar
beberapa lagu yang (menurutku) bagus. Aku menyebut sebuah lagu bagus ketika
lagu tersbeut mampu memberikan arti lirik
yang membekas dalam ingatanku. Lagu – lagu yang mengandung arti tersirat dalam
lirik –liriknya. Bagiku semakin banyak pesan tersirat didalam sebuah lirik lagu
semakin tinggi tingkat kecintaanku pada lagu tersebut. Lirik yang baik adalah
lirik yang akan membuat pendengarnya berfikir keras untuk mendapatkan arti dari
lagu tersbut. Semacam
menggali potensi kreatif dari pendengarnya
(?).
Dan
salah satunya adalah Ribbon- Beast. Aku sudah lama tidak mendengar Beast, dan
ketika aku kembali iseng mencari – cari tentang mereka lagi, aku menemukan lagu
ini dan berita bahwa mereka sudah
menjadi Grup yang beridiri secara Independent dan tidak dibawah naungan Cube
Entertaiment lagi.
Ribbon ini merupakan salah satu lagu Beast dari album Hightlight. Diciptakan langsung oleh
salah satu personelnya, Junhyung. Junhyung memang dikenal banyak menulis lagu
untuk album – album Beast. Menurut pengakuan Junhyung lagu itu terinspirasi
ketika dia sedang berada di sebuah hotel dan sedang memakai sebuah mantel, dan
kemudian ikatan dari mantelnya terlepas tiba – tiba padahal ia sudah mengikatnya.
Atas dasar itulah ide lagu ini muncul, bahwa suatu hubungan itu seperti sebuah
pita, kau harus mengikatnya dengan kencang agar tidak mudah terlepas.
Ribbon sendiri menceritakan tentang sebuah hubungan
yang berada diujung tanduk. Sedang si pria tidak menginginkan perpisahan itu
terjadi. Ia ingin mereka kembali, memperbaiki hubungan, dan bersama – sama kembali.
Rasa cinta itu digambarkan seperti pita, yang oleh si pria ingin mengikatnya
kembali sekuat mungkin agar mereka tidak akan terpisah lagi. Analogi yang
cerdas.
Recommended
to hear. Menurutku musiknya enak
ditelinga. Walaupu mampu membangkitkan memori putus cinta
alias bikin galau, tapi musik dan
liriknya pas. Selain Ribbon, aku rekomendasikan untuk mendengar
Curious juga. Ini lagu kedua yang aku suka dari album Highlight.
Speaking about Beast, i’ll tell you about my old favorite playlist of their songs. Masa SMA
aku sering dengar Lights Go On Again, ini lagu rekomendasi teman dekatku
sebenarnya ( Aku selalu percaya selera musiknya). Kemudian ketika menonton mini
drama Gikwang ’20 Years Old’ Rainy Days mencuri perhatianku, jadilah kembali
mebongkar File musik dalam komputer dan dengar Rainy Days sampe suntuk. Kemudian
ada Thanks To, Soom, Special dan Beuatiful Night.
Well,
what do you think then? Mungkin kamu bisa share lagu Beast favoritmu sepanjang
masa di kolom komen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar