Growing
up can be little bit scary and weird
The first thing that comes up on my mind when I
watch this movie is how tough my eigth grade was. I mean I’m doing really good at the moment because i turned to be invisible in purpose. But, I do understand how to be Kayla.
Kayla adalah seorang anak SMP berusia 13 tahun yang
bergumul dengan status sosial dalam kalangannya. Tidak seperti anak sebayanya,
Kayla lebih pendiam dan sulit membawa diri ketika berada diantara orang
sekitar. Kayla yang dibesarkan oleh sang ayah seorang diri juga terkadang
menjadi salah satu alasan mengapa Kayla
tumbuh menjadi remaja yang tidak percaya diri. Kayla menjadi sosok yang terus –
terus mencari jati dirinya dengan mengikuti tingkah dan pola bergaya beberapa
temannya yang memilki popularitas di sekolah.
Aku mengerti apa yang dipirkan anak – anak seperti
Kayla dengan menjadi copy-cat beberapa orang yang dipercayainya dapat
memberikannya pengakuan sosial, menjadi seperti mereka yang sudah lebih dulu
tenar berarti akan memerikannya ruang di soasial. Mengubah cara pandang, jati
diri, hingga bentuk tubuh kemudian jalan terakhir yang dipilih banyak remaja.
Harus kuakui bahwa menjadi remaja berarti menjadi sosok yang terus – terusan di
tuntut menjadi ini – itu oleh sekeliling. Sebagai seseorang yang pernah
melewati masa remaja aku mengakui menjadi “cantik” seperti aturan yang mereka
tetapkan adalah mimpi terbesarku saat itu, tapi untungnya aku terlahir dengan
jiwa introvert yang sangat besar dalam diriku, hingga terkadang terlihat apatis
terahadap lingkungan sekitar.
Imitating
Kayla
yang banyak menghabiskan waktu dengan internet mengadaptasi nilai – nilai
cantik yang diterima oleh banyak pengguna internet. Meninggalkan komentar
dibanyak foto milik teman – teman sebayanya, atau menonton make up Youtuber untuk
merubah penampilan wajahnya. Memang tidak ada yang salah dari memperbaiki diri,
karna ada hal – hal yang mungkin tampak kurang sempurna, atau tidak sesuai
dengan tempatnya. Seperti ketika kau bertembah usia, maka banyak hal – hal dari
sifatmu yang harus kau ubah menyesusaikan lingkungan sosialmu yang kemudian
berganti. Ketika kau sudah bekerja maka kau akan mengubah cara berpenampilan
karna tuntutan pekerjaan. Tapi pada kasus Kayla dia berubah seperti seseorang yang dia yakini dapat
diterima di lingkungan sosial, tidak menjadi dirinya sendiri dalam memperbaiki diri demi diterima di lingkungan
sosialnya.
Become what they expected her tobe
Sebagai
anak remaja yang tumbuh normal pantas saja jika Kayla menaruh perasaan pada
lawn jenis, terlebih pada mereka yang sering menjadi pusat perhatian banyak
orang. Usia remaja usia dimana kau hanya akan melihat apa yang di lihat
seseorang kebanyakan. Aiden adalah teman sekelas yang di sukai Kayla. Anak
remaja yang banyak mendapat perhatian dari sosial, Aiden adalah tipikal anak
yang akan diterima dan di sukai banyak orang.
Namun, satu hal mendasar yang harus kau ketahui tentang Aiden bahwa dia
adalah anak remaja yang cabul. Terlalu cepat jatuh kedalam tontonan berkonten
seksual. Demi Aiden Kayla hampir mencoba seorang gadis yang hobi foto
terlanjang di dalam handphonenya.
to easy to trust
Olivia
memang bukan anak SMA yang jahat tetapi percaya bahwa semua orangyang berada di
sekelilingnya persis sama sepertinya adalah kesalahan fatal yang pernah
dilakukan Kayla. Hari dimana mereka melakukan kunjungan di SMA adalah hari yang
tidak pernah dapat dilupakan Kayla, alasannya karna di hari itulah dia bertemu
dengan Olivia. Bermula dari pertemuan itu, mereka kemudian menjadi teman hingga
sampai suatu hari Olivia mengajaknya untuk hang out bareng teman – temannya
yang lain. Kayla yang saat itu masih kelas depalapan pastilah harus selalu
dibawah pengawasan orang tuanya, terlebih teman – teman yang mengajaknya
berkumpul adalah teman – teman baru yang bahkan belum dia ketahui sifat
aslinya.
Di
hari yang sama sang ayah menguntitinya,
tentu saja hal tersebut membuat Kayla marah besar dan membuat egoisnya berada
di atas pikiran sehat. Well, apa yang dikhawatirkan sang ayah memang ada
benarnya, ketika Kayla memutuskan diantar oleh salah seorang teman lelaki
Olivia hal yang tidak nyaman terjadi.
Untukku
pribadi film ini sempurna. Kau mungkin tidak menemukan banyak konflik
menengangkan ala – ala anak remaja Amerika yang sering kau saksikan di film –
film lainnya, juga tidak begitu banyak tokoh yang muncul. Cerita lebih fokus
pada apa yang dihadapi Kayla sebagai anak remaja yang beranjak dewasa.
Sekilas
terlihat tidak ada pesan penting dalam film ini karena tidak ada konflik yang
begitu menganggangkan, tapi jika kau bisa melihat lebih dalam lagi dalam diri
Kayla, kemudian kau sadar bahwa apa yang dihadapi Kayla adalah masalah besar
yang sering di sepelekan. Tingkat bunuh diri banyak terjadi pada usia labil
ketika seseorang tengah mencari jati diri. Usia remaja adalah usia yang paling
labil.
Tapi
pada kenyataanya kita menganggap pencarian jati diri ini adalah hal sepele
tanpa harus diberi perhatian lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar