Rabu, 28 November 2018

EIGTH GRADE (2018)





Growing up can be little bit scary and weird

The first thing that comes up on my mind when I watch this movie is how tough my eigth grade was. I mean I’m doing  really good at the moment because i turned to be invisible in purpose. But, I do understand how to be Kayla.
Kayla adalah seorang anak SMP berusia 13 tahun yang bergumul dengan status sosial dalam kalangannya. Tidak seperti anak sebayanya, Kayla lebih pendiam dan sulit membawa diri ketika berada diantara orang sekitar. Kayla yang dibesarkan oleh sang ayah seorang diri juga terkadang menjadi  salah satu alasan mengapa Kayla tumbuh menjadi remaja yang tidak percaya diri. Kayla menjadi sosok yang terus – terus mencari jati dirinya dengan mengikuti tingkah dan pola bergaya beberapa temannya yang memilki popularitas di sekolah.
Aku mengerti apa yang dipirkan anak – anak seperti Kayla dengan menjadi copy-cat beberapa orang yang dipercayainya dapat memberikannya pengakuan sosial, menjadi seperti mereka yang sudah lebih dulu tenar berarti akan memerikannya ruang di soasial. Mengubah cara pandang, jati diri, hingga bentuk tubuh kemudian jalan terakhir yang dipilih banyak remaja. Harus kuakui bahwa menjadi remaja berarti menjadi sosok yang terus – terusan di tuntut menjadi ini – itu oleh sekeliling. Sebagai seseorang yang pernah melewati masa remaja aku mengakui menjadi “cantik” seperti aturan yang mereka tetapkan adalah mimpi terbesarku saat itu, tapi untungnya aku terlahir dengan jiwa introvert yang sangat besar dalam diriku, hingga terkadang terlihat apatis terahadap lingkungan sekitar.

Imitating

Kayla yang banyak menghabiskan waktu dengan internet mengadaptasi nilai – nilai cantik yang diterima oleh banyak pengguna internet. Meninggalkan komentar dibanyak foto milik teman – teman sebayanya, atau menonton make up Youtuber untuk merubah penampilan wajahnya. Memang tidak ada yang salah dari memperbaiki diri, karna ada hal – hal yang mungkin tampak kurang sempurna, atau tidak sesuai dengan tempatnya. Seperti ketika kau bertembah usia, maka banyak hal – hal dari sifatmu yang harus kau ubah menyesusaikan lingkungan sosialmu yang kemudian berganti. Ketika kau sudah bekerja maka kau akan mengubah cara berpenampilan karna tuntutan pekerjaan. Tapi pada kasus Kayla dia berubah seperti seseorang yang dia yakini dapat diterima di lingkungan sosial, tidak menjadi dirinya sendiri dalam memperbaiki diri demi diterima di lingkungan sosialnya.

Become what they expected her tobe

Sebagai anak remaja yang tumbuh normal pantas saja jika Kayla menaruh perasaan pada lawn jenis, terlebih pada mereka yang sering menjadi pusat perhatian banyak orang. Usia remaja usia dimana kau hanya akan melihat apa yang di lihat seseorang kebanyakan. Aiden adalah teman sekelas yang di sukai Kayla. Anak remaja yang banyak mendapat perhatian dari sosial, Aiden adalah tipikal anak yang akan diterima dan di sukai banyak orang.  Namun, satu hal mendasar yang harus kau ketahui tentang Aiden bahwa dia adalah anak remaja yang cabul. Terlalu cepat jatuh kedalam tontonan berkonten seksual. Demi Aiden Kayla hampir mencoba seorang gadis yang hobi foto terlanjang di dalam handphonenya.




to easy to trust

Olivia memang bukan anak SMA yang jahat tetapi percaya bahwa semua orangyang berada di sekelilingnya persis sama sepertinya adalah kesalahan fatal yang pernah dilakukan Kayla. Hari dimana mereka melakukan kunjungan di SMA adalah hari yang tidak pernah dapat dilupakan Kayla, alasannya karna di hari itulah dia bertemu dengan Olivia. Bermula dari pertemuan itu, mereka kemudian menjadi teman hingga sampai suatu hari Olivia mengajaknya untuk hang out bareng teman – temannya yang lain. Kayla yang saat itu masih kelas depalapan pastilah harus selalu dibawah pengawasan orang tuanya, terlebih teman – teman yang mengajaknya berkumpul adalah teman – teman baru yang bahkan belum dia ketahui sifat aslinya.
Di hari yang sama sang ayah  menguntitinya, tentu saja hal tersebut membuat Kayla marah besar dan membuat egoisnya berada di atas pikiran sehat. Well, apa yang dikhawatirkan sang ayah memang ada benarnya, ketika Kayla memutuskan diantar oleh salah seorang teman lelaki Olivia hal yang tidak nyaman terjadi.

Untukku pribadi film ini sempurna. Kau mungkin tidak menemukan banyak konflik menengangkan ala – ala anak remaja Amerika yang sering kau saksikan di film – film lainnya, juga tidak begitu banyak tokoh yang muncul. Cerita lebih fokus pada apa yang dihadapi Kayla sebagai anak remaja yang beranjak dewasa.
Sekilas terlihat tidak ada pesan penting dalam film ini karena tidak ada konflik yang begitu menganggangkan, tapi jika kau bisa melihat lebih dalam lagi dalam diri Kayla, kemudian kau sadar bahwa apa yang dihadapi Kayla adalah masalah besar yang sering di sepelekan. Tingkat bunuh diri banyak terjadi pada usia labil ketika seseorang tengah mencari jati diri. Usia remaja adalah usia yang paling labil.
Tapi pada kenyataanya kita menganggap pencarian jati diri ini adalah hal sepele tanpa harus diberi perhatian lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post