Jumat, 19 Oktober 2018

LITTLE FOREST (2018)



Rumah adalah tempat yang paling indah, dimana kau bisa bertemu dengan teman – teman lamamu, walaupun kadang – kadang hal aneh sering terjadi.

Little Forest adalah film Korea Selatan yang diadaptasikan dari film Jepang. Walaupun beberapa orang mengatakan versi poriginalnya lebih seru dan menyenangkan, bagiku versi korea lebih terasa perkampungannya. Hye Won seorang gadis yang besar di desa namun selalu memiliki tekat untuk tinggal di pusat kota Seoul. Ketika ayagnya mengidap penyakit keluarg kecil mereka emmutuskan untuk pindah ke desa. Mereka tidak pernah pindah bahkan ketika ayah Hye- won meninggal dunia.
Ketika suatu hari ibunya meninggalakan tanpa alasan, Hye Won bertekat untuk pergi dan melanjutkan mimpinya di kota. Hye – Won kemudian berhasil melanjutkan mimpinya di kota. Lulus perguruan tinggi hingga ikut ujian menjadi Guru di Seoul. Namun, kehidupan kota yang serba instan, ramai, dan sumpek mmebuatnya benar – benar ingin merasakan hidup kembali. Merasakan hidup yang sebenarnya.
Setelah ditinggalkan sang ibu Hye – Won tidak pernah menginjakkan kaki kembali kerumah mereka, tepat di musim dingin dia kembali pulang. Hye – won ingin menjauh dari keramaian suara manusia, dari kehidupan kota yang terus memaksanya berlari dan tidak pernah berhenti, meninggalkan ujian menjadi pengajarnya yang tidak lulus dan juga seorang kekasih di kota sibuk. Orang – orang menganggapnya kabur untuk mencari jawaban dari pertanyaan penatnya selama ini, padahal dia kembali ke rumah untuk mencari tujuan hidup selanjutnya.

Disinilah Hye – won kembali bertemu dengan teman – teman masa kecilnya; Eun – Sook dan Jae – ha. Film ini jauh dari ceirita romantis, tetapi memberi renungan bahwa ketika lelah rumah adalah tempat paling tepat untuk pulang. Konsep desa yang serba tradisional juga memberi nilai plus dan menjadi alasan kuat untuku merekomendaikan film ini untuk kalian semua. Menurutku pribadi sangat susah menjadi anak muda yang mengerti berkebun, bertani, hingga berternak sendirian. Tapi film ini menuntut Hye – won yang masih muda untuk menjalani kehidupan kampung kembali.
Tidak seperti di kota, sosialisasi orang – orang desa masih sangat amat terlihat jelas. Tidak beda dengan Indonesia, dan didalam film ini juga di tampilkan beberpaa scene yang menunjukkan Hye – Won yang terpaksa bergabung dengan ibu – ibu karena hal ini merupakan bagian dari sosialisasi yang belum hilang dikehidupan desa.

Setelah melewati musim per- musim Hye – won kemudian mengambil sikap untuk kembali paham pada keputusan ibunya yang pergi meninggalakannya beberapa tahun lalu. Didalam suratnya sang ibu mengatakan bahwa dia pergi untuk mengejar sesuatu yang tidak pernah bisa dia kejar semenjak menikah, Tapi cintanya pada Hye – Won, memasak, dan alam adalah rumah kecil yang sudah berhasil dibangun, yang sudah begitu terikat dengannya kemanapun dia pergi.  Bagi sang ibu, kepergiannya adalah sebuah libura panjang yang akan membawanya kembali pulang ke rumah.
Begitu juga Hye – Won, perjalanan panjangnya membawanya kembali pulang ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post