Selasa, 11 Januari 2022

REVIEW ENCANTO; ANIMASI DISNEY YANG LEKAT DENGAN BUDAYA KOLOMBIA

 



Satu lagi dari Disney yang penuh dengan warna. Selain identik dengan musikal Encanto datang dengan khas budaya dari masyarakat Kolombia. Setiap melihat karya seni yang terbalut dengan budaya aku akan terpukau, karna budaya akan selalu memberikan sensasi nyaman seperti rumah, kekeluargaan yang hangat. Kemudian aku mulai mencari – cari apakaha da animasi yang mengangkat budaya Indonesia?


Keuarga Madrigal disebut sebagai kepala kampung yan menjaga sihir sejak awal. Berawal dari Pedro dan Abuela yang kampung halamannya dihancurkan ketika pernikahan mereka diberi 3 orang bayi – bayi cantik: Julieta, Pepa, dan Bruno. Pedro gugur ketika melindungi keluarga dan beberapa kerabat mereka saat pergi melarikan diri. Kematian Pedro memberikan Abuela sebuah kehidupan baru dengan sihir yang membangun sebuah pemukiman untuk banyak umat manusia di pegunungan kolombia.  

Secara bertahun – tahun keluarga Madrigal menjaga sihir yang terdapat diistana mereka dan lilin kehidupan yang tidak pernah mati. Semua dari keluara Madrigal akan dikarunia mujizat yang nantinya bertanggung jawab untuk melindungi dan melayani semua penduduk Encanto. Setiap kelahiran baru akan diadakan upacara untuk melihat mukjizat apa yang mereka miliki. Mukjizat ini seolah menjadi nilai tolak ukur seberapa berguna mereka untuk kepentingan masyarakat banyak.

Namun dari seluruh keluarga Madrigal Mirabel yang tidak memiliki mukjizat, dan Bruno yang meninggalkan rumah karna tidak mampu memenuhi mukjizat yang diembannya.

 

 

 

Encanto film animas anak – anak yang lagi – lagi penuh nilai kehidupan untuk orang dewasa. Ini alasan aku tidak pernah bosan dengan film animas, walaupun (sebagian) orang (awam) bilang usiaku sudah tidak cocok dengan film gambar kartun aku tidak peduli, animasi anak adalah caraku untuk tetap waras menjadi manusia dewasa (begitu menurutku).

Encanto memaksa kita untuk setuju mengakui konsep self-worth atau Harga Diri adalah hal yang harus melekat pada setiap manusia. Semua orang seharusnya setuju dengan harga diri, harusnya setuju dengan penghargaan yang didapati oleh diri, harusnya setuju bahwa kita adalah cukup; tidak kurang – tidak lebih.

Seperti yang sudah kusebutkan diatas Mirabel adalah satu – satunya anggota yang tidak memiliki mukjizat khusus. Maka secara tidak langsung dia dianggap mati fungsi dalam ekosistem mereka. Tidak memiliki skill tertentu yang dapat menolong komunitas mereka, Mirabel tidak berpengaruh banyak dalam galaxy keluarganya sendiri. Tidak jarang dia sering menjadi yang tidak lebih penting dalam acara – acara inti. Seperti pada saat upacara mukjizat Bruno, sang nenek meminta Mirabel untuk tidak muncul dalam keramaian karna dia tidak ingin upacara ini gagal seperti upacaranya beberapa tahun yang lalu.

Mirabel selalu berusaha sekeras mungkin untuk mendapat pengakuan mereka, berusaha menjadi anggota keluarga yang siap membantu, siap memahami, siap menjadi teman untuk siapa saja. Tapi sekedar menjadi manusia yang siap membantu saja tidak cukup jika tidak punya pangkat.

Pernah satu kali ibuku bercerita tentang seseorang yang kaluarganya pernah dia kenal. Mereka punya anak bungsu perempuan yang digantungi harapan untuk menjadi seorang dokter. Satu – satunya dari keluarga mereka yang disematkan pengharapan mulia untuk menjadi dokter. Secara akademis si bungsu memang mampu, semua nilai sekolahnya diatas rata – rata tapi menjadi dokter tidak menjadi salah satu impiannya kala itu.

Demi menyenangkan seluruh keluarga, si bungsu menyanggupi untuk sekolah kedokteran, pun nilai akademisnya cukup memuaskan saat SMA. Semua saudara kandung patungan untuk membiayai si bungsu sekolah. Sampai pada titik dimana sibungsu merasa stress dengan pembelajaran yang tiada henti, dan alam bawah sadarnya mulai kacau balau ketika dia sering didatangi oleh tubuh – tubuh mayat tak bertuan yang sering dijadikan objek belajar anatomi di sekolah. Alhasil, konsentrasinya terganggu, dia dilanda dipresi dan kemudian memuuskan untuk berhenti karna tidak peduli sebaik apa nilai akademisnya mentalnya tidak cukup kuat untuk membongkar tubuh manusia tanpa identitas tersebut untuk dipelajari.

Keputusannya untuk berhenti membuat seluruh keluarga murka, semua mencerca dan menodongnya untuk ganti rugi dengan semua biaya yang sudah mereka keluarkan. Si bungsu yang cukup sadar bersalah kemudian angkat kaki, berhenti meminta orang – orang sekitarnya memberi support secara financial. Dia memutuskan untuk menjadi penjahit dikota tempat dia bersekolah, keahliannya dalam menjahit tidak jelek, sebagai pemula dia terus kebanjiran orderan jahit. Menjahit bukan hal hina setelah gagal menjadi dokter, tapi berbeda dari keluarganya yang merasa cukup malu dengan profesi yang dipilih si bungsu.

Rasa kecewa mereka tidak pernah usai, mereka tidak sempat berbicara dari hati – ke hati bersama si bungsu, tidak sempat mendengar betapa tertekan si bungsu dengan mentalnya yang dihantui rasa bersalah pada mayat – mayat, tidak pernah benar – benar bertanya apa yang diinginkan si bungsu untuk kedepannya. Si bungsu meninggal dalam musibah Tsunami tahun 2004.

 

Seperti dua orang saudara Mirable Isabela dan Luisa. Isabela si cantik yang akan memekarkan bunga mawar indah disetia langkahnya, dan Luisa si kuat yang bahkan mampu memindahkan gunung untuk siapa saja. Mukjizat yang mereka emban harus berguna untuk semua komunitas, tidak jarang mereka di tuntut untuk sempurna demi seluruh komunitas. Padahal pada kenyataanya, ada keraguan dalam diri mereka. Luisa merasa kekuatannya menggeser sisi kemanusian yang dia punya, dia tidak ingin menangis dan malu untuk berkata dia lelah pada waktu – watu tertentu. Keinginan orang lain sudah membentuk sistem hidupnya. Begitu juga Isabela yang selalu bersikap sempurna demi komunitas bukan karna keinginanya, dia ingin menumbuhkan banyak bunga dalam berbagai warna, tapi tuntutannya hanyalah mawar dengan warna – warna indah. Mirabel yang bahkan tidak punya titel apapun mampu memahami perasaan saudara – saudaranya, demi mendapat penghargaan diri mereka harus memenuhi permintaan orang lain.

Semua jiwa berharga, semua anak berhaga, semua dari kita adalah cukup. Meurutku Tuhan cukup adil dengan menciptakan manusia berbeda – beda sehingga manusia sangat beragam bentuk dan kepintarannya. Semua manusia memiliki harga diri yang sama harganya, tidak bergantung pada pangakat yang dimiliki, atau seberapa banyak harta yang dimiliki. Mungkin sekarang kita bisa lebih membuka mata; berbeda bukan berarti aneh, perbedaan adalah cara tuhan mengajari kita untuk belajar menghargai.

Film ini mengaarkan anak – anak untuk mencintai diri mereka sendiri dan puas akan semua pencapaian yang mereka miliki, bahwa mereka berharga walaupun tidak mampu menjadi pilot. Untuk orang tua, jangan pernah paksakan kehendakmu pada siapapun yang kau panggil anak, cobalah tumbuh bersama mereka, tuntun kemampuan mereka ke jalan yang lebih baik. Bukan karna dia pandai matematik lantas dia tidak layak menjadi seoran seniman. Bukan karna dia jago fisika bukan berarti dia tidak pantas menjadi atlit profesional.

Memahami adalah cara paling damai untuk hidup berdampingan.

Salam hangat dari kerajaan yang jauh.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post