Selamat tahun baru untuk seluruh umat mausia yang menakjubkan di muka bumi tuhan~ bagiku tahun baru hanya momen berbaring diatas ranjang sambil menghitung berapa banyak goals yang belum tercapai dan harus masuk ulang ke list tahun selanjutnya. Malam tahun baru yang lalu hanya kuhabiskan dengan makan – makan bersama keluarga, kemudian nonton NatGeo yang siarannya di ulang terus sama ayah, lalu masuk kamar berbarng diatas ranjang samil menghitung berapa jam lagi sampai ke masa depan dan menghabiskan series yang ada di watchlist.
Dopesick adalah
salah satu diantaranya, setelah menonton trailernya aku langsung tertarik
menonton series ini. Memecahkan sebuah kasus, berhubungan dengan hukum dan
masyarakat adalah salah satu ide cerita yang memikatku dari dulu, dan ternyata
Dopesick diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Amerika Serikat.
Dopesick
atau dalam bahasa Indonesia Sakau adalah series Amerika Serikat yang
menceritakan bagaimana Amerika kecolongan atas penyalahgunaan obat adiktif yang
menjadi masalah kecanduan terbesar dalam sejarah Amerika sejak tahun 1996.
Bermula dari Purdue Pharma sebuah perusahaan farmasi yang meluncurkan sebuah
obat anti nyeri berbahan dasar Oxycodone yang diklaim bersifat kurang dari1%
adiktif atau dengan kata lain tidak bersifat adiktif. Tidak sama dengan obat
lainnya Purdue Pharma mendapat persetujuan FDA (pengawan makanan dan obat –
obatan Amerika Serikat) dengan lancar tanpa hambatan untuk obat baru mereka
Oxycontin. Dengan adanya label persetujuan FDA obat ini dengan cepat dipromosikan
ke para dokter, apotek, dan rumah sakit. Penjualan mereka naik drastis gila –
gilaan. Seluruh dokter yang masuk kedalam aliansi dokter spesialis nyeri
dikumpulkan dala sebuah seminar dengan pembicara – pembicara ahli dalam bidang
kesehatan semakin membuat obat ini begitu meyakinkan.
Tidak
sama dengan obat nyeri lainnya, Oxycontin dapat meredakan rasa nyeri dengan
sangat cepat bagi orang – orang pekerja berat di daerah pertambangan,
pertanian, dan perkebunan. Hampir seluruh dokter meresepkan Oxycontin pada
semua keluhan nyeri untuk setiap pasien yang mereka temui.
Dr.
Samuel Finnix (Michael Keaton) adalah salah satu dokter terbaik di sebuah desa
pertambangan. Finnix mendedikasikan dirinya yang seorang anak kota kepada
penduduk desa bersama sang istri yang sangat dicintiainya bertahun – tahun yang
lalu. Lewat Billy Cutler (Will Poulter) seorang sales farmasi yang bekerja
untuk Purdue Pharma. Finnix ditawarkan Oxycotin yang pada awalnya memancing
keragunannya karna Oxycontin jenis opioid yang pada dasarnya berbahan dasar
serbuk bunga opium. Namun setelah Billy meyakinkan bahwa produk baru ini non –
adiktif sehingga dapat digunakan pada penderita nyeri ringan Finnix menyetujui
untuk menggunakan Oxycontin, tanpa disadari inilah awal dimana Finnix menghancurkan
seluruh hidup anak – anak remaja yang besar bersamanya di lingkungan
pertambangan, juga kerabat – kerabat pertambangan yang hidup berdampingan dan
menghormatinya sebagai satu – satunya dokter yang bersedia mendedikasikan
dirinya selama 40 tahun disana.
Kasus
ini pada awalnya mencuri perhatian Bridget (Rosaro Dawson) seorag mayor
dikepolisian, dari semua kasus kriminal yang terjadi selalu merujuk pada
pencurian obat Oxycontin di rumah, apotik, atau siapa saja yang memiliki resep
mengandung Oxycontin. Bridget memulai investigasi rahasianya setahun setelah
obat itu diluncurkan namun tidak ada yang setuju dengan pernyataanya yang
menyebut obat ini adalah narkotika yang membahayakan, karna obat tersebut
mendapat izin edar dari FDA dan juga dipromosikan oleh para ahli kesehatan yang
ahli.
Bridget
menghentikan penyelidikannya karna tidak ada yang berpihak padanya setelah
menghabisan beberapa tahun melakukan penyelidikan. Ditahun 2004 dua orang Jaksa Randy
Ramseyer (John Hoogenakker) dan Rick Mountcastle (Peter Sansguard) dibawah
firma hukum milik John Brownlee (Jake Mcdorman) mulai membuka kasus ini kembali
dan berusaha keras mencari celah untuk dapat menuntut Richard Sackler (Michael
Stuhlbarg) yang merupakan CEO dari Purdue Pharma. Cerita akan diputar bolak – balik dari tahun
1996 hingga 2005 ini merupakan waktu yang dihabiskan para orang – orang hebat
mengulik rahasia busuk Purdue Pharma yang menelan setidaknya 200 nyawa mati
overdosis setiap harinya.
Diangkat
dari kisah nyata, aku kemudian tertarik mencari apa saja yang berhubungan
dengan kasus ini;
Opioid
adalah salah satu obat pereda rasa sakit yang digunakan didunia kedokteran.
Termasuk ke dalam jenis narkotika, opioid tidak dapat digunakan sembarangan.
Obat ini bekerja dengan reseptor opioid di dalam sel tubuh, dibuat dari bahan
tanaman opium seperti morfin (kandian, ms contin) atau yang disentesis di
laboratorium seperti fentanil (actiq, buragesic)
Ketika
opioid masuk dan mengalir ke dalam darah, obat ini akan menempel pada respetor
opioid di sel otak, sumsum tulang belakang, dan organ lain yang mengatur sistem
saraf rasa sakit atau senang. Sel kemudian melepaskan sinyal yang meredam rasa
sakit dari otak ke tubuh dan melepaskan dopamin dalam jumlah besar ke seluruh
tubuh dan menciptakan perasaan senang.
Jenis
opioid digunakan untuk meredam rasa sakit sedang hingga berat seperti sakit
sehabis operasi atau nyeri akibat kanker dan harus dalam pengawasan ketat para
dokter. Jenis obat yang termasuk ke dalam opioid antara lain; kodein,
morfin,methadone,oxycodon(oxycontin), dan hydrocodone (seperti vicodin).
Oxycontin
sendiri merupakan resep obat yang sangat adiktif (berbeda dari pernyataan
Purdue Pharma yang mengatakan 1% less addicted). Merupakan golongan obat pereda
nyeri sedang hingga kronis yang berbahan dasar oxycodon dan obat ini disalahgunakan
di Amerika Serikat.
Penyalahgunaan
Oxycontin banyak terjadi dikalangan remaja, penggunaan yang salah seperti
menghancurkan tablet dan menghirup bubuk obat yang sudah hancur atau mencairkan
dengan air kemudian menyuntikkannya ke tubuh adalah akar masalah dimana obat
ini akan memberi dosis yang fatal. Pada 2010 FDA menyetujui formulasi baru
Oxycontin untuk mencegah gangguan semacam itu. Purdue Pharma kemudian
melaksakan perubahan formula sehingga tablet tidak langsung segera melepas
oxycodon, juga jika seseorang mencoba menghancurkan obat (formula baru) ini
untuk injeksi jarum suntik, cairannya akan menjadi getah.
Ini
kasus terpanjang dan melelahkan bagi Amerika, bayangkan dari sejak kasus ini
diusut obat ini sudah menelan begitu banyak korban, tapi keluarga Sackler
pemilik Purdue Pharma adalah para setan yang tidak peduli akan berapa banyak
kematian yang disebabkan obat produksi mereka, kekayaan mereka dihasilkan dari
nayawa – nyawa yang melayang. Dari sini aku belajar satu hal bahwa dokter tidak
mutlak menjadi penanggung jawab tubuh kita ketika kita harus mengonsumsi obat.
Hak mutlak tersebut ada pada tiap – tiap individu.
Tiba
– tiba aku teringat dengan kebiasaan abangku yan sering mencari satu – persatu
fungsi, efek samping, hingga jenis obat tiap kali dia berobat kerumah sakit.
Sebelum menelan obat yang diresepkan dokter untuknya, dia akan sejenak duduk
mengetik nama – nama obat tersebut dan mulai mencari – cari di mesin pencarian.
Awalnya aku fikir dia hanya buang – buang waktu dengan menunda obat untuk masuk ke dalam tubuh dan bekerja
lebih cepat, dopesick kemudian memberi persepsi lain untuk diriku pribadi.
Kasus
Purdue Pharma tidak pernah mendapatkan akhirnya yang setimpal bahkan sampai
hari ini. Beberapa orang yang tidak puas dengan putusan hakim masih mengajuka
gugatan hukum kepada seluruh keluarga Sackler yang tidak pernah bangkrut dan
dengan tegas mengatakan kecanduan massal yang terjadi di Amerika bukanlah
tanggung jawab mereka.
Untuk
menyelesaikan gugatan yang dilayangkan kepada mereka, Purdue Pharma setuju
membayar sebanyak 4,5 Milliar Dollar. Keluarga Sackler juga melepas kepemilikan
mereka terhadap obat tersebut, namun tetap saja hal ini tidak cukup untuk
membuat mereka bangkrut. Mereka hanya bersembunyi dari keramaian tanpa menjual
aset kekayaan mereka. Dalam persidangan anggota Sackler yang mewakili keluarga
mereka hadir tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikitpun didepan puluhan keluarga
korban yang mati akibat Oxycontin. Tidak satupun dari kelurga Sackler yang
berhasil masuk ke dalam penjara.
Series ini menguras habis emosimu, but trust me it’s
worth to watch.
Salam hangat dari kerajaan yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar