Memenuhi
standar yang digariskan sosial adalah hal paling mustahil yang dapat dilakukan
seorang manusia. Musthil, karna menurutku setiap manusia diberikan kemampuan,
nafsu, dan keinginan yang berbeda – beda porsi. Ketika A mengatakan kamu cantik
hanya mengenakan baju warna merah, si B meminta kamu untuk meminta warna
kuning, keingina manusia tidak pernah berujung dan cenderung musthil untuk
dipenuhi. Seharusnya tidak perlu dipenuhi, jika kita terlahir dengan kadar kemampuan
dan nafsu yang berbeda – beda kenapa kita harus mendengar standar orang lain
dan tutup telinga terhadap standar yang dipinta oleh diri kita sendiri ?
Imperfect
adalah sebuah cerita yang diaptasi dari sebuah novel Karya Merisa Anastasia dan
di sutradarai oleh Ernest Prakasa, dibintangi oleh Jessica Mila dan Reza
Rahardian. Bercerita tentang seorang wanita bernama Rara yang lahira dari rahim
yang sama dengan Lulu namun mereka secara fisik sangat berbeda; Rara yang lebih
gemuk, kulit gelap dan agaknya tidak suka mengurus diri benar – benar bertolak
belakang dengan Lulu yang sejak lahir sudah tampak benih modelnya mengikuti
jejak ibu mereka yang merupakan seorang model era 90-an.
Mendapati
diskriminasi dalam soisial atau ledekan halus teman – teman kantor sudah
menjadi hal yang biasa didapatkan Rara, namun tidak seperti cerita si kurang cantik lainnya Rara memiliki
seorang kekasih yang menerimanya apa adanya, Dika. manusia – manusia toxic itu
tidak hanya ada di lingkungan kerja Rara; karyawan laki – laki yang bahkan
tidak rela memberi kursi saat makan siang kepada Rara padahal mereka sudah
selesai makan siang (Heran, ketika kecantikan mendorong seseorang menjadi tidak
manusiawi terhadap manusia lain, padahal di sisi lain mereka sering mengelu –
elukan hak asasi manusia), atau bos yang mengakui bahwa perusahaan membutuhkan
otak Rara tapi lagi – lagi Rara menjadi second
option karna casingnya yang tidak indah dipandang jika dilihat secara
standart masyarakat umum, toxic itu bahkan didapatnya dari dalam rumah, tempat
pertama yang dia lihat ketika dia terlahir di dunia.
Ibunya
memang mantan seorang Model dan setuju akan statement bahwa cantik adalah harga
mati agar dapat menjalani hidup dengan damai, tapi menurutku apa yang
digerakkan sang ibu adalah hal toxic kepada Rara. Seharusnya ibu menjadi tempat
Rara berlindung ketika dia mendapat perundungan terhadap bentuk tubuhnya di
luar, bukan malah menjadi akar dari ketidak percayaan diri Rara berasal.
Tapi
kemudian hidup Rara sesaat membaik ketika dia memenuhi keinginan bosnya yang
ingin dia ‘memperbaiki’ diri. Rara mulai diet, rajin berolah raga, pelit makan,
mengonsumsi jus buah – buahan, belajar make up, mengaplikasikan standar cantik
umum pada dirinya. Rara jelas mendapatkan posisi tinggi di kantornya, akhirnya
dia mampu maju bersama otak dan casingnya menjadi sebuah entitas yang satu.
Tapi apakah lantas hidupnya baik – baik saja ketika dia memenuhi standar orang
lain pada dirinya? Jelas tidak.
Konfilk
– konflik mulai muncul, percikan – percikan kecil yang jelas menjadi alasan
menimbulkan ledakan besar; hubungannya dengan Fey teman dekatnya menjadi tidak
sehangat dulu. Tidak hangat bukan karna Rara yang naik pangkat, tapi karna Rara
yang mulai masuk ke dalma jajaran masyarakat cantik menurut masyarakat, sedang Fey
tidak memenuhi itu. Kemudian Dika, sang kekasih yang tidak menuntut ini – itu
pada Rara, cek cok mulai muncul, Rara yang tidak mau lagi naik motor jika
diajak pergi, Rara yang lama berdandan di pagi hari, Rara yang terus – terusan
mengecek ponselnya ketika sedang makan malam bersama Dika, Rara yang lupa akan
janji temunya bersama Dika.
Aku
setuju dengan perubahan untuk menjadi pribadi lebih baik, tapi jangan pernah
lupa bahwa terkadang ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, kita
kehilangan apa yang sudah kita miliki. Aku setuju dengan perubahan fisik Rara
yang menurunkan berat badan dan lebih ngurus diri, tapi tidak setuju jika semua
buku panduan hidupnya kemudian mengikuti cara orang lain; Rara bukan mengatur
makan, tapi tidak makan agar tetap menjaga berat badan yang jelas – jelas
berdampak pada tubuhnya. Rara yang dulu memiliki moment pribadi bersama Dika
mulai menjadi orang lain.
Film
ini mengangkat isu yang sudah biasa kita temukan di kehidupan sehari – hari,
tapi tidak pernah mendapat jalan akhir untuk selesai, sehingga harus diangkat
berkali – kali ke permukaan agar menjadi pengingat bagi banyak orang. Body
shaming adalah topic paling sering ditemui sehari – hari bukan begitu? Aku,
kau, dan dia pasti pernah mengalami atau sekedar melihat aktivitas Body Shaming
terjadi didepan mata. Bagiku film ini pantas mendapat bangku di dalam
masyarakat dalam berbagai usia, orientasi, dan lingkungan sosial, karena body
shaming terjadi di seluruh lapisan masyarakat, tapa terkecuali.
Bagaimana
menurutmu?
Salam
hangat dari kerajaan yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar