Kamis, 05 Juli 2018

PETER RABBIT REVIEW




Finally I got some others weekend worth to watch movie again, how lovely~
Seperti yang sering aku katakan bahwa animasi bukanlah diciptakan untuk anak – anak semata, namun di desain untuk kita—orangdewasa—agar dapat hidup lebih bijak lagi. Karna hampir semua dari animasi yang pernah aku temui selalu saja di bumbui dengan pelajaran – pelajaran bijak yang tidak hanya baik bagi pertumbuhan sosial seorang anak manusia yang masih balita, namun baik juga sebagai obat hati orang dewasa yang sering tumbuh salah kaprah.
Peter Rabbit adalah film animasi produksi Sony Picture Animation yang rilis pada tahun 2018. Bukan hanya ide ceritanya yang menggabungkan animasi tiga di mensi dengan manusia namun juga pengisi suara yang merupakan bintang – bintang besar yang sudah di akui kemampuan aktingnya di layar kaca seeprti James Corden (Peter Rabbit), Margot Robbie (Flopsy Rabbit ), Daisy Ridley (Cottontail Rabbit), Elizabeth Debicki (Mopsy Rabbit), Collin Moody (Benjamin Bunny).  Peter dan keluarga merupakan kelinci pedesaan Windemere yang hidup berdampingan dengan Bea (Rose Byrne) dan Mr. McGregor yang begitu membenci binatang – binatang liar. Kebencian Para keluarga kelinci di mulai ketika McGregor menangkap ayah para anak kelinci, membunuhnya dan menjadikannya adinan Pie.
Peter kemudian menjadi kepala keluarga menjada adik dan sepupunya di samping Bea. Kebencian itu terus tumbuh sampai akhirnya McGregor meninggal dunia karena serangan Jantung. Ini adalah kemenangan mutlak bagi para kelinci, namun siapa yang sangka bahwa McGregor mewariskan propertinya di pedesaan kepada keponakannya yang bekerja di sebuah toko mainnan terbesar di London, Thomas McGregor menerima property tersebut setelah dirinya di pecat dari posisinya di Harrods.

Walaupun tidak sekeji pamannya Thomas tetepa mewarisi karakter pammnya yang tidak suka dengan binarang liar. Kehidupan Thomas Di Windemere kemudian di penuhi dengan pertengkaran dengan para kelinci dan kisah asmaranya bersama Bea. 

Why you need to watch this ?
Selain kids friendly, animasi anak – anak ini membungkus pelajaran bijak yang dibungkus sederhana bahwa kebencian akan menghancurkan segala hal termasuk orang yang kita sayangi, dan bahwa cinta dan perasaan tulus dapat mengubah rasa ego dan benci, hanya jika kita ingin melihatnya dengan hati. Peter yang kemudian mampu meluluhkan kebencian yang meracuni diri Thomas mampu mengantarkannya kembali menadapatkan hal yang paling di carinya dalam hidup, mengembalikan Thomas untuk menemukan cinta sejatinya.


Ini memang pesan sederhana untuk menyuarakan isu kebencian yang menyebar di mana – mana di sekitar kita saat ini. Kebencian antar agama, suku, bangsa. Kita lupa dengan jati diri kita, kebencian menginvasi pikiran yang seharusnya dapat berfikir lebih rasioa dari makhluk manapun. Animasi bergenre fantasy adventure yang tepat untuk menjadi  tontonan anak di akhir pekan. Karena seperti yang kita ketahui membiarkan anak belajar untuk berfikir dan bertindak bijak dalam kehidupan adalah bukan hal yang mudah. Sebagai orang dewasa kita berhak menemukan media yang tepat untuk mereka mnegumpulkan pemikiran atau tindakan – tindakan bijak salah satunya dari film.




What I learned from Peter ?
Apologize; sebagai seorang laki – laki dan kepala keluarga, Peter berani mengakui kesalahannya atas kehilangan rumah pohon mereka kepada seluruh keluarga. Dan menebus kesalahannya dengan menemui Thomas di London. Permintaan maafnya membuat Thomas mempercayai Peter dan kembali menemui Bea gadis yang telah membuatnya jatuh cinta.
Honest; mengetahui Bea yang tidak hanya sekedar suka kepada Thomas membuatnya berhutang dan harus mengembalikan separuh hati Bea yang sudah di berikannya kepada Thomas. Kehancuran yang terjadi terhadap rumah keluarga kelinci dan Bea bukanlah kesalahn Thomas  sepenuhnya, Peterlah yang memutuskan untuk menekan remot peledak saat itu. Di luar rencananya dia menghancurkan banyak hal. Setelah mengatakan yang sebanarnya hasilnya tidak buruk, Bea memang agak syok tetapi kata maaf itu diterimanya dengan sangat baik.

“How I can trust you? “
“You just need to trust me, you listen to your heart that’s how you can trust.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post