Sabtu, 25 Desember 2021

THE RUNAWAY KING REVIEW (ASCENDANCE #2)

 


FOTO PRIBADI


Penulis: Jennifer A. Neilsen

Tahun Terbit: 2014

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 376

ISBN: 978-602-03-0484-7

Penerjemah: Cindy Kristanto

 

Setelah kembali merebut Tahta yang ditinggalkan sang ayah, Jaron yang baru saja memeluk namanya kembali dihantui dengan ancaman – ancaman akan kematiannya. Begitu banyak manusia yang membenci akan kenyataan bahwa dia kembali menyelamatkan kursi raja yang sempat kosong dan menjadi perebutan sengit para Ragen.

Dihari upacara kematian keluarganya Jaron memilih untuk tidak menghadiri upacara tersebut dan berdiam diri di sebuah taman. Di sana juga dia kemudian bertemu dengan perompak yang mencoba untuk menghabisi nyawanya, pertarungan itu sengit, dalam balutan baju raja Jaron masih lihai bertikai seperti Sage. Bertanya – tanya siapa gerangan sekelompok berpkaian hitam yang begitu ingin menghabisinya, ketika dia berhasil menarik topeng salah satu dari mereka, Jaron terperangah menemui Roden adalah salah satu dari mereka.

Roden yang dikenalnya sebagai sekutu saat di Farthenwood sekarang menjadi perompak yang ikut – ikutan ingin menghabisi nyawanya. Dari Roden Jaron kemudian diberi tahu para bajak laut akan menyerang Carthya karna dari dulu hanya nyawanya lah yang diinginkan mereka. Roden memberikan penawaran mundur dari tahta atau para bajak laut akan meluluh lantakkan Carthya. Jaron itu si badung yang tidak ingin kalah, mana mungkin dia menerima permintaan Roden begitu saja. Sampai akhirnya mereka sampai pada kesepakatan 1 minggu untuk menyerahkan diri.


Jaron, itu raja usia 15 tahun yang belum cukup umur tapi dipundaknya sudah lebih dulu digantungkan banyak harapan. Jaron kemudian tahu bahwa kematian keluarganya adalah sebuah yang sudah direncanakan, sama seperti penyerangan yang terjadi padanya saat usianya 8 tahun oleh pihak bajak laut Avenia. Demi mencari kebenaran dan menyelesaikan segala kerumitan ini, Jaron harus melarikan diri untuk menghancurkan para bajak laut langsung ke markasnya. Demi misi besar ini dia tidak boleh melibatkan siapapun, dia terlalu berbahaya untuk orang – orang yang dia cintai, dia akan menjadi sumber penyakit untuk mereka jika mereka terlibat. Langkah pertamanya adalah mengusi Imogen, gadis yang sudah merebut seluruh hatinya.

BACA JUGA: THE FALSE PRINCE REVIEW (ASCENDANCE #1)

Sepeti biasa, Jaron atau yang kita kenal sebagai Sage di  buku petama punya sifat pembangkang yang sudah mendarah daging. Tidak peduli apapun yang dikatakan orang – orang sekitanya dia akan tetap pada keputusannya. Jaron tidak ingin buang – buang waktu dengan duduk berunding akan rencana apa yang baik, baginya waktu yang tepat tidak akan pernah datang tapi kitalah yang harus membuat waktu tersebut menjadi tepat.

Jaron kemudian memutuskan untuk masuk kedalam sarang bajak laut sendirian. Baginya dialah orang pertama yang bertanggung jawab menjaga tanah air dan rakyatnya.

Tapi, masuk ke dalam sarang bajak laut sendirian adalah keputusan paling mengerikan, kan?

 

 

Dibuku pertama aku suka Jaron dengan segala sifat keras kepalanya, dari Jaron dibuku pertama aku belajar bahawa yang berhak memutuskan masa depan kita adalah diri kita sendiri, orang lain hanya penasihat yang memberi masukan. Saat menjadi Sage Jaron tidak membiarkan orang lain terlalu banyak memegang kendali dalam hidupnya, termasuk Conner.

Dibuku kedua aku melihat sisi lain dari Jaron, sisi seorang pria dengan segala masalah hatinya. Gamabran Jaron sebagai seorang laki – laki yang juga bisa merasakan jatuh cinta lebih jelas tergambarkan disini. Jaron mengusir Imogen dengan penuh kebencian dimukanya (dia memang jago akting), tapi sebenarnya itu adalah cara untuk melindungi Imogen, memilikinya hanya akan membuatnya mati. Jaron seperti penyakit untuk orang – orang yang dia sayang, nyawanya diinginkan oleh banyak orang, begitu juga nyawa orang – orang yang dia cintai. Lebih baik memotong segala hubungan dengan mereka sebelum penyakit itu semakin menyebar.        

           

Duka baru menguar di dada, berbeda dari yang kurasakan sebelumnya. Jika pada suatu saat ada seorang yang dapat kuberikan hatiku. Aku Baru saja mengusirnya dari hidupku selamanya.” Jaron, hlm 25

Keputusan Imogen untuk menjadi pelayan di markas bajak laut sebagai bukti perasaannya kepada Jaron, walaupun dia bedalih wajib melindungi rajanya, tapi mereka berdua lebih dari sekedar Raja dan Rakyat.

Sisi dewasa dari Jaron kembali telihat ketika pada akhinya dia harus sekali lagi melepas Imogen karna tidak bisa dipungkiri lagi dimasa depan dia harus menggantikan posisi kakaknya Darius yang sudah mati untuk menikahi Amarinda. Pernikahan ini memang tidak lebih dari hubungan diplomat tapi masa depan rakyatnya lebih besar dari pada keinginan pribadinya.

           

“ke mana pun kita dibawa kehidupan, satu hal yang pasti. kau dan aku akan selalu terhubung, kau mungkin bisa menyangkalnya, tetapi aku tidak. aku bukan pembohong yang benar - benar hebat.” Jaron, hlm 356

 

Sampai jumpa dipertualangan Jaron selanjutnya. Salam hangat dari kerajaan yang jauh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post