Tampilkan postingan dengan label halle berry. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label halle berry. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Desember 2017

REVIEW KIDNAP (2017)


”They messed with the wrong mother”
Kidnap salah satu film bertema kriminal penculikan yang kembali dibintangi oleh Halle Berry. Jika di film The call Helle menjadi seorang operator 911 yang menangani kasus penculikan seorang anak remaja, kali ini dia menjadi seorang ibu yang menjadi korban penculikan anak, anak semata wanyangnya di culik di taman bermain sehingga ia memutuskan untuk mengejar anaknya sendirrian.

Mainly film ini bersetting di dalam mobil dan jalan raya. Karla (Halle Berry) merupakan singgle parent yang sebentar lagi akan menjalankan sidang perceraian dan tengah berdebat hak asuh anak. Karla bekerja sebagai seorang waiters di salah satu Café. Setelah bekerja di café  hari itu Karla dan Farnkie—anak laki- lakinya—pergi ke taman bermain untuk menghabiskan waktu bersama. Ketika sedang menerima telfon dari pengacara perceraian yang mengatkan bahwa suaminya ingin hak asuh penuh atas Frankie.

Inilah permulaan dimana Frankie menghilang. Asumsi pertama yang keluar dalam kepalaku adalah; Frankie diculik oleh orang bayaran ayahnya sendiri. Tapi ini teori yang paling gampang ditebak. Asumsi kedua muncul, sebelumnya ketika main Marco-Polo bersama Farakie Karla duduk bersebelahan denan seorang Pria yang rambutnya agak ikal. Pria itu bertanya berapa usia Frankie. “Ini bisa saja penculiknya” pikirku. Asumsiku didukung oleh fokus kamera yang agak banyak ke arah Pria yang berbicara dengan Karla tersebut. Biasanya fokus kamera bisa menjadi kata  kunci, kan?


Setelah semua asumsiku salah, aku memutuskan untuk terus lanjut nonton saja hehehe.
Disinalah letak dilema yang kemudian datang. Sebagai seorang ibu yang melihat anaknya diculik akan menjadi insting naluriah pertama yang akan keluar dari dalam dirinya yaitu untuk mengejarnya tanpa henti. Karla kemudian memutuskan mengejar anaknya dengan mobil pribadi tanpa bantuan polisi melawan ketakutannya sendiri. Akting Halle memang tidak pernah kuragukan, dia selau berhasil fitin dengan peran pantang menyerahnya, atau dengan rasa tegang yang diberikannya pada penonton.

Pengejaran terus terjadi tanpa pertolongan pihak berwajib. Sampai pada sewaktu ketika Karla melihat seorang polisi lalu lintas yang sedang beroperasi dibelakangnya. Karla mencoba memancing perhatian pak polisi dengan mengemudi ugal – ugalan. Rencananya berhasil, polisi tersebut terpancing dengan aksinya. Karla mencoba untuk memberi tahu polisi tersebut bahwa anaknya menjadi seorang korban penculikan mobil yang berada didepannya. Malangnya Pak polisi yang berada disamping mobil Karla di pepet oleh si penculik. Setelah berhasil melumpuhkan seorang polisi, Karla dan si penculik bertatap muka. Seorang lelaki keluar dari mobil dengan sebuah pisau. Karla  mengatakan bahwa dia akan memberikan dompet dan kartu kreditnya jika mereka melepaskan Frankie.

Ini belum berakhir, masih banyak pengejaran dan perkelahian yang terjadi, bertengkar bersama seorang wanita didalam mobil sampai membunuh pria bersenjata tajam tadi dengan tangannya sendiri sebelum menemukan sebuah rumah dimana mereka menyembunyikan Frankie dan beberapa anak lainnya.

Sebelumnya Karla mencoba melapor ke polisi daerah Chaster dimana dia kemudian mencoba menghubungi suaminya David, di saat bersamaan Karla sadar bahwa polisi setempat tidak dapat menjadi harapan, begitu banyak laporan anak hilang dan mereka hanya menunggu.

Singkatnya, Karla mengejar anak semata wayangnya dengan masuk kedalam sangkar harimau(read: markas penculikan) tanpa pengawalan siapapun. Seorang Wanita yang tadi bertengkar didalam mobil dengannya berhasil kembali ke markas dan menjadi satu – satunya penjaga yang separuh tubuhnya penuh luka – luka.

Tidak hanya Frankie, Karla juga menemukan dua orang anak lainnya yang disekap. Karla sempat menelfon 911 dari rumah si penculik yang mana kemudian mati ditanannya sendiri. Kasus Karla mengungkap gembong penclulikan anak terbesar yang berbasis di tiga daerah besar; New York, London, dan Dubai.


Well, sometime movie just not for amusement. Terkadang dari film kita bisa belajar banyak hal seperti nilai – nilai moral, pengorbanan, dan arti pentingnya waspada dengan kondisi sekitar. 

posted by Azhari

Senin, 27 November 2017

REVIEW THE CALL (2013)




“911 WHAT’S YOUR EMERGENCY?”

“Hal tersulit menjadi seorang polisi adalah  mengetahui kau adalah penentu antara seorang tetap hidup atau meninggal.” Sama halnya seperti Jordan Tunner (Halle Berry) yang merupakan operator 911 yang setiap harinya akan bertemu dengan jutaan kejuatan masalah kriminal, pembunuhan berantai, atau laporan tersesat ketika ingin mencari kedai kopi. Sebagai operator 911 mereka harus dapat bekerja dibalik layar dengan sangat baik. Mereka harus tahu apa yang harus dilakukan ketika seseorang tejatuh di pinggir jalan dan tidak bernafas. Atau harus  tahu bagaimana caranya melindungi pelapor yang akan menjadi korban penculikan agar tetap aman hingga polisi sampai di lokasi hanya dengan duduk dibalik layar. Ini bukan pekerjaan yang mudah, dimana kau menjadi penyambung antara polisi dan pelapor yang hampir mati di ujung telfon. Mengetahui seseorang yang sekarat diujung telfonmu sedang yang hanya bisa kau lakukan adalah mengatakan padanya “Semuanya akan baik – baik saja” adalah bukan hal yang mudah.

The Call akan dibuka dengan potongan – potongan suara pelapor yang menelfon operator 911, sebelum akhirnya langsung masuk kedalam scene dimana para operator bekerja di dalam sarang seperti lebah, terus berdengung dan tidak berhenti. Jordan Tunner merupakan operator senior yang kemudian membuat kesalahan karena kelalain kecil yang dilakukannya hingga membuatnya harus menanggunng ini dengan gangguan psikis.

Berawal dari malam ketika dia menerima sebuah telfon dari seorang pelapor remaja yang tinggal sendirian sedang diluar rumah seseorang sedang mengintainya. Jordan langsung menghubungi para Polisi yang bertugas malam itu dan mengarakan remaja wanita tersebut untuk bersembunyi untuk  mengelabui penculik ketika dia berhasil masuk kedalam rumah.
Sebagai operator 911, keselamatan pelapor adalah prioritas mereka. Jordan tidak bermaksud untuk menempatkan remaja tersebut dalam bahaya namun dialing yang dilakukannya membuat penculik mengetehui dimana remaja tersebut bersembunyi, dan menyebabkan remaja tersbeut ditemukan telah menjadi mayat beberapa hari kemudian.

Akting Halle yang begitu menyatu dengan perannya membuat film ini menjadi salah satu film yang ingin aku rekomendasikan. Sejauh ini, Halle masih menjadi Storm yang menawan didalm hatiku hehehe.  Kehilangan remaja tersebut membuat dirinya begitu terpukul. Jordan kemudian berganti posisi dari operator menjadi seorang Trainer. Enam bulan kemudian kejadian yang sama terjadi kembali. pelaku kriminal yang sama menculik anak remaja. Seorang operator muda menangani masalah ini, namun dia tidak dapat berbuat banyak karena tidak dapat melacak lokasi si penelfon dari telfon yang digunakannya. Untuk kesian kalinya Jordan kembali ke meja operator dan menangani masalah yang sama. Sempat terjadi perguncangan dalam dirinya, sebelum ia benar – benar merasa ini kewajibannya.


Casey Welson ( Abigail Breslin) anak remaja yang memiliki wajah menawan, mata biru yang indah, dan rambut blonde yang sama indahnya. Diculik diparkiran Mall dan kemudian dimasukkan kedalam bagasi mobil. Casey mencoba menghubungi 911 menggunakan ponsel prabayar milik teman wanitanya yang tidak sengaja tertinggal ketika mereka sedang makan bersama. Masalah utama muncul dari sini, ketika posisi penelfon tidak dapat dilacak karena menggunakan telfon prabayar. But still,  seperti yang kukatakan diawal tadi, menjadi seorang operator 911 dituntut untuk berfikir cepat seperti seorang polisi. Jordan memberikan berbagai inisiatif kepada Casey untuk dapat kabur, di posisi lain Jordan menghubungi semua Polisi yang sedang beroperasi, sisi satunya terus bertanya perkembangan pelacakan nomer telfon prabayar. Damn, aku merasa ini pekerjaan luar biasa yang pernah ada, kau dipaksa untuk terus bernafas normal ketika kau ditanam didalam tanah, seperti itulah perasaanku ketika menyaksikan scene ini.


Sementara pencarian terus dilakukan, Casey yang masih terkurung didalam bagasi mobil, dan Jordan yang terus menjadi terapis terbaik untuk menenangkan anak remaja yang sedang ketakutan setengah mati.

Michael Foster (Michael Eklund) seorang prikopat yang sering menculik anak – anak remaja yang memiliki rambut pirang yang panjang. Motif penculikan yang cukup aneh, dengan tujuan penculikan hanya untuk mengambil rambut si korban dari kepalanya hidup – hidup. Foster akan membiarkan para korbannya tetap hidup dan merasakan kesakitan ketika dia menguliti kulit kepala mereka.


Halle dan Abigail menjadi teman peran yang sangat pas dalam film ini. Posisi keduanya berhasil memberikan ketegangan yang greget dalam jiwa hahahahah. Well, aku tidak bisa berhenti bilang “Ahh.. cepat..cepat.” atau “Jangan.. jangan…” sendirian sampil nepok – nepok ujung meja heheheh. Se
Mengejar Foster seperti mengejar hantu yang tanpa kriminal record dan tampak normal – normal saja sebagai seorang bapak, suami dan pekerja medis. Officer Paul Phillips (Moriris Chsetnut) mencoba mengmpulkan satu – persatu puzzel Foster hingga mereka menemukan suatu tempat yang seharusnya tempat terakhir tujuan Foster bersama sekapannya. Instead Paul Jordan come down to place and checking by herself.

Jordan menemukan sebuah pintu bawah tanah yang ditutup dengan rerumputan. Dengan rasa berhutang pada Casey dan nyawa seorang remaja yang pernah hilang karenanya dulu Jordan memilih untuk mengejar Foster sendirian. Foster merupakan orang yang sama yang pernah menculik seorang remaja sebelumnya didalam rumahnya sendiri.
Sesuai seperti apa yang seharusnya terjadi, terjadi pertikaian antara Foster dan Jordan dengan Casey yang sudah terbaring lemah dimeja operasi dengan kulit kening yang sudah disilet sedikit. Kedatangan Jordan tidak sia – sia, sebagai operator dia sangat berjiwa kemanusian yang tinggi dan sebagai wanita dia cukup tangguh. Berhasil kabur dan membuat Foster hilang kesadran lantas tidak membuat keduanya langusng pergi. Casey dan Jordan kemudian mengikat Foster dan mengurungny didala gudang bawah tanah yang berada jauh didalam hutan.

Foster: so when the police come?
Jordan: police?
Foster: ya.

Casey: I escaped, Jordan found me in the woods, and you DISAPPEARED.

posted by Azhari

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post