Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

REVIEW FILM : ME BEFORE YOU (2016)

“Mata birumu selalu berhasil mempesonaku, bang.” Begitulah yang kira-kira ingin aku sampaikan padamu wahai Abang Sam Claflin.  pesona yang tiada henti dari lelaki bermata biru yang satu ini. Film-Filmnya kebanyakan ber-ending romantic and happily ever after. Tapi kali ini lain, Me Before you ini sedih. Agak kecewa karena aku termasuk penikmat film yang ujungnya ketemu bahagia misalnya Love, Rosie(2014)tapi it’s ok aku tetap suka. Setelah nonton film ini kepikiran sampai dua hari. Kok ya ada gitu loh inspirasi sang peng-ide cerita untuk membuat akhir yang tak terduga sama sekali.

Will Traynor (Sam Claflin) dibiarkan mengambil keputusan yang tentu berat bagi semua orang, bunuh diri. Ya dia bunuh diri. ia adalah pribadi yang aktif dan berani menantang maut sebelumnya namusn semuanya berubah setelah sebuah motor menabraknya. Will menjadi lumpuh total namun tetap bisa berbicara. Will menjadi putus asa dan bersedih karena segala terapi yang di jalaninya tak membuahkan hasil sama sekali hanya gerakan kecil jari saja yang ia dapatkan. Sampai akhirnya datanglah Lou Clark (Emilia Clarke) mengisi hari-hari muramnya. Lou satu satunya alasan baginya untuk membuka mata di pagi hari.

Lou yang meliliki selera busana aneh yang nyentrik selalu berhasil membuat Will tersenyum, membuat Will mau melakukan sesuatu yang orang hidup lakukan. Wil selama ini seolah-olah kehilangan "hidup". hidup yang tak lagi sama dengan hidupnya yang dahulu. jika dahulu ia bisa loncat-loncatan dari tebing kini ia harus duduk selamanya diatas kursi roda dan semua aktifitasnya dibantu orang lain.  Lou berhasil mengembalikan tawa di wajah Will yang telah sekian lama hilang. Will berhasil menghidupkan mimpi-mimpi yang tak bisa Lou wujudkan selama ini. Will berhasil membuat Lou keluar dari Kota nyaman yang mereka sebut rumah untuk melihat indahnya dunia luar, melihat indahnya Paris. Membuat Lou berhasil mengekspresikan dirinya dengan kaoskaki Bumble bee nya. Waktu singkat yang mereka alami bersama telah menciptakan sesuatu yang baru, yaitu cinta. cinta yang benar-benar bisa membutakan. 


Jalan cerita Me Before You memang menarik, tapi lebih menarik setting tempatnya yang mempertontonkan Rumah-rumah munggil yang nyaman, castil wow khas Inggris, bagaimana kehidupan dan aksen seksi orang Inggis benar saja memikat hatiku. Will berasal dari keluarga kaya yang hanya memiliki seorang anak yaitu hanya dirinya. Sedangkan Lou gadis berusia 26 tahun yang sangat membutuhkan pekerjaan. Sampai akhirnya mereka bertemu sebab keluarga Traynor membutuhkan perawat untuk merawat Will. Awalnya Will tampak sangat menyebalkan namun lama kelamaan mereka menjadi teman yang terpisahkan oleh maut.

Tragis sekali ketika sedang cinta-cintanya dengan seseorang malah ditinggal pergi mengakhiri dunia. Hari-hari Lou bersama Will berjalan semestinya karena Will kembali ceria berkat Lou yang periang. Namun rencana utama harus tetap berjalan. Semua harus berakhir indah sekaligus sedih. Mau tidak mau harus ikhlas jika Will telah menetapkan jika memberikan waktu 6 bulan adalah waktu yang pantas untuk melepaskan jiwa dari raganya.

Buat mewek ya akhirnya. Saat Lou meninggalkan Patrick yang telah 7 tahun bersama demi mengurus Will membujuknya untuk mengurungkan niat kejamnya. Namun begitulah takdir. Semua telah mafhum jika Will memang tak akan sembuh dan keajaiban tak kunjung datang. Mau bagaimana lagi Will tak dapat menerima keadaan nya yang sekarang. Bahkan mantan pacarnya telah menikah dengan sahabat baiknya. Bukankah Will juga berhak mendapatkan kebahagiaan walau bukan dalam porsi yang sama. Satu-satunya kebahagiaan Will adalah menjadi bebas dari segala penderitaan dan kekejaman yang menimpa dirinya ini. Sedih sekaligus harus bahagia. Memang Will harus pergi.  Saat Inilah pentingnya ilmu ikhlas itu, memahami bahwa tak ada yang abadi dan harus dilepaskan pada akhirnya.


BY : SUNFLOWER 7:28 PM 2/22/18

Kamis, 25 Januari 2018

Review Film : THE PROPOSAL (2009)


Kadang-kadang dalam hidup memang banyak hal yang mau gak mau harus dijalani harus dilakukan. Terpaksa ya mau bagaimana lagi memang begitulah adanya. Mengupayakan segala hal demi berlangsungnya hidup yang sesuai keinginan. Film The Proposal atau yang boleh diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lamaran merupakan film yang cukup menarik untuk memunculkan sumringah diakhir cerita. Margaret Tate (Sandra Bullock) seorang editor yang tegas dan mandiri bahkan dapat dikatakan kejam berusaha mempertahankan eksistensinya di dunia percetakan amerika. Ia adalah seorang Kanadian yang terancam dideportasi karena visanya di tolak. Visa ditolak, otomatis ia tak akan bisalagi kerja di perusahaan Amerika. Andrew Paxton(Ryan Reynolds) asisten sang Editor yang 3 tahun lamanya tahan bekerja dalam tekanan demi tercapainya cita-citanya sebagai pengarang novel. Margaret baru saja memecat rekan kerjanya Bob sebelum ia tau jika dia dideportasi maka Bob lah yang akan menggantikkannya. Margaret mulai putar otak supaya ia tak di deportasi.

Kalau dibilang licik sih aku rasa gak juga ya, mungkin lebih tepatnya Margaret orang yang suka berlaku seenaknya. Dia mengatakan kepada pihak Imigrasi bahwa ia dan Andrew akan menikah. Well, otomatis sih kalau dia nikah sama orang amerika dia gak akan di deportasi. Andrew kebingungan dengan rencana Margaret. Pihak imigrasi mencurigai bahwa pernikahan mereka hanya settingan dan mengancam akan memenjarakan Andrew apabila ketahuan

Namanya pernikahan ya harus saling kenal satu sama lain kan? Andew mengenal Margaret karena dia asistennya tapi Margaret tak tahu apa-apa tentang Andrew. Sudah tiga tahun lamanya  Andrew tidak pulang kampung dan akhir pekan ini akan menjadi saat yang tepat untuk pulang dan mengabarkan kepada orang tua Andrew atas pernikahan mereka. Ini juga kesempatan yang paling baik untuk lebih mengenal keluarga Andrew.

Setelah naik pesawat kelas VIP mereka harus naik pesawat kecil lagi untuk sampai di Sitka, Alaska. Jangan  kira berakhir sampai disana, mereka menaiki mobil untuk pergi ke dermaga dan selanjutnya melakukan perjalanan dengan speedboad untuk sampai ke rumah Anderw. Sepanjang perjalanan Margaret melihat hampir seluruh toko di Kota itu milik keluarga Paxton dan benar saja Keluarga Paxton adalah keluarga kaya lihat saja rumah besarnya di pulau itu.

Margaret seorang anak yatim piatu yang sedari remaja sudah hidup sendirian dan menangani hidupnya sendiri sunngguh kontras dengan Andrew.Andrew adalah anak laki laki satu-satunya keluarga Paxton yang di harapkan menjadi penerus usaha keluarga miliknya. Margaret terbiasa hidup keras maka tak heran jika ia menjadi pribadi yang keras pula. Banyak hal yang dapat dipelajari dari keluarga Andrew. Ia kembali merasakan bagaimana rasanya di sayangi dan punya keluarga. Banyak pula kejadian kejadian konyol yang dialaminya disana bersama nenek Andrew. Entah bagaimana hari-hari yang dilewatinya di pulau itu menjadi sangat menyenangkan dan ia mulai nyaman dengan keberadaan Andrew di sisinya sebagai tunangannya. Sepertinya Margaret dan Andrew telah jatuh cinta.

Aku kira itu hal yang bagus saat margaret dan Andrew mulai jatuh cinta. Takada seorangpun yang ingin menikah dan menghabiskan hari-harinya nanti bersama orang yang tak dicintainya kan? Ternyata semua rencana tak berjalan mulus seperti yang mereka harapkan.ayah Andrew yang memang tak menginginkan Margaret memanggil petugas imigrasi dan mengatakan bahwa semua ini hanyalah sandirwa.

Sedih ya saat sudah mulai cinta-cintanya dengan seseorang malah harus pergi karena dideportasi. Tapi itulah yang harus dilakukan margaret. Dia tak ingin mernggut kebahagian Andrew hanya karena dirinya. Margaret akhirnya pergi. Lagi-lagi tingkah konyol Nenek Andrew membuat mereka kembali bersatu. Andrew menyusul Margaret dan menemuinya di kantor. Ia menyatakan perasaannya dan melamar Margaret.

Masalah cinta dan pernikahan memang masalah yang complicated tapi presentase kebahagian dan kesedihan atas cinta dan pernikahan tentu saja dominan ke arah bahagia toh. Dengan cinta dapat menjadikan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Meluluhkan karakter yang keras seperti batu dan menjadikannya sesuatu yang indah. Ah sudahlah memang tak ada habisnya membahas persoalan cinta. Intinya sih walaupun ini film lama (2009), tetap cocok masukkan list film untuk weekend. Happy Watching !


Posted by : Sunflower

Rabu, 20 Desember 2017

REVIEW KIDNAP (2017)


”They messed with the wrong mother”
Kidnap salah satu film bertema kriminal penculikan yang kembali dibintangi oleh Halle Berry. Jika di film The call Helle menjadi seorang operator 911 yang menangani kasus penculikan seorang anak remaja, kali ini dia menjadi seorang ibu yang menjadi korban penculikan anak, anak semata wanyangnya di culik di taman bermain sehingga ia memutuskan untuk mengejar anaknya sendirrian.

Mainly film ini bersetting di dalam mobil dan jalan raya. Karla (Halle Berry) merupakan singgle parent yang sebentar lagi akan menjalankan sidang perceraian dan tengah berdebat hak asuh anak. Karla bekerja sebagai seorang waiters di salah satu Café. Setelah bekerja di café  hari itu Karla dan Farnkie—anak laki- lakinya—pergi ke taman bermain untuk menghabiskan waktu bersama. Ketika sedang menerima telfon dari pengacara perceraian yang mengatkan bahwa suaminya ingin hak asuh penuh atas Frankie.

Inilah permulaan dimana Frankie menghilang. Asumsi pertama yang keluar dalam kepalaku adalah; Frankie diculik oleh orang bayaran ayahnya sendiri. Tapi ini teori yang paling gampang ditebak. Asumsi kedua muncul, sebelumnya ketika main Marco-Polo bersama Farakie Karla duduk bersebelahan denan seorang Pria yang rambutnya agak ikal. Pria itu bertanya berapa usia Frankie. “Ini bisa saja penculiknya” pikirku. Asumsiku didukung oleh fokus kamera yang agak banyak ke arah Pria yang berbicara dengan Karla tersebut. Biasanya fokus kamera bisa menjadi kata  kunci, kan?


Setelah semua asumsiku salah, aku memutuskan untuk terus lanjut nonton saja hehehe.
Disinalah letak dilema yang kemudian datang. Sebagai seorang ibu yang melihat anaknya diculik akan menjadi insting naluriah pertama yang akan keluar dari dalam dirinya yaitu untuk mengejarnya tanpa henti. Karla kemudian memutuskan mengejar anaknya dengan mobil pribadi tanpa bantuan polisi melawan ketakutannya sendiri. Akting Halle memang tidak pernah kuragukan, dia selau berhasil fitin dengan peran pantang menyerahnya, atau dengan rasa tegang yang diberikannya pada penonton.

Pengejaran terus terjadi tanpa pertolongan pihak berwajib. Sampai pada sewaktu ketika Karla melihat seorang polisi lalu lintas yang sedang beroperasi dibelakangnya. Karla mencoba memancing perhatian pak polisi dengan mengemudi ugal – ugalan. Rencananya berhasil, polisi tersebut terpancing dengan aksinya. Karla mencoba untuk memberi tahu polisi tersebut bahwa anaknya menjadi seorang korban penculikan mobil yang berada didepannya. Malangnya Pak polisi yang berada disamping mobil Karla di pepet oleh si penculik. Setelah berhasil melumpuhkan seorang polisi, Karla dan si penculik bertatap muka. Seorang lelaki keluar dari mobil dengan sebuah pisau. Karla  mengatakan bahwa dia akan memberikan dompet dan kartu kreditnya jika mereka melepaskan Frankie.

Ini belum berakhir, masih banyak pengejaran dan perkelahian yang terjadi, bertengkar bersama seorang wanita didalam mobil sampai membunuh pria bersenjata tajam tadi dengan tangannya sendiri sebelum menemukan sebuah rumah dimana mereka menyembunyikan Frankie dan beberapa anak lainnya.

Sebelumnya Karla mencoba melapor ke polisi daerah Chaster dimana dia kemudian mencoba menghubungi suaminya David, di saat bersamaan Karla sadar bahwa polisi setempat tidak dapat menjadi harapan, begitu banyak laporan anak hilang dan mereka hanya menunggu.

Singkatnya, Karla mengejar anak semata wayangnya dengan masuk kedalam sangkar harimau(read: markas penculikan) tanpa pengawalan siapapun. Seorang Wanita yang tadi bertengkar didalam mobil dengannya berhasil kembali ke markas dan menjadi satu – satunya penjaga yang separuh tubuhnya penuh luka – luka.

Tidak hanya Frankie, Karla juga menemukan dua orang anak lainnya yang disekap. Karla sempat menelfon 911 dari rumah si penculik yang mana kemudian mati ditanannya sendiri. Kasus Karla mengungkap gembong penclulikan anak terbesar yang berbasis di tiga daerah besar; New York, London, dan Dubai.


Well, sometime movie just not for amusement. Terkadang dari film kita bisa belajar banyak hal seperti nilai – nilai moral, pengorbanan, dan arti pentingnya waspada dengan kondisi sekitar. 

posted by Azhari

Sabtu, 09 Desember 2017

REVIEW THE GREAT WALL (2016)


Kadang-kadang pembahasan tentang legenda terasa membosankan karena apa yang dibahas belum tentu benar adanya. Legenda hampir disamakan dengan dongeng yang keberadaannya kadang hanya khayalan. Banyak cara untuk menyampaikan legenda, biasanya dari mulut kemulut ataupun dari film. Film The Great Wall adalah film tentang Legenda yang sumpah keren! Buat merinding. Malam ini aku kurang lebih 2 jam mantengin film ini, seru lah. Fantasy ceritanya bagus didukung gambar yang bagus dan ritme film yang buat geregetan.

Tembok besar China yang telah berdiri berabad-abad, dan telah menjadi salah satu keajaiban dunia. Panjangnya lebih dari 8850 KM pembangunannya butuh lebih dari 1700 tahun. Bayangkan aja gimana luar biasanya tembok yang panjangnya ampun-ampunan. Di tembok besar China inilah yang menjadi latar belakang film The Great Wall. Film yang menyajikan setting dengan full Chinese empire, dengan costume prajurit zaman kekaisaran China, dan setting kerajaan yang bagus banget. Ceritanya juga dari awal sampai akhir juga bener-bener ga bosenin.

Pemerintahan orde tanpa nama kedatangan tamu tak diundang : William dan Tovar. Wiliiam dan Tovar sebelumnya gerombolan prajurit yang mencari bubuk hitam, akan tetapi di perjalanan mereka diserang oleh penjahat padang gurun hingga yang tersisa tinggal 4 orang. Pada malam mereka di kejar penjahat, mereka bersembunyi di balik bukit. Kedua teman mereka dimakan monster legenda yang belakangan diketahui bernama Tao Tie, William berhasil memotong tangan dan membunuh monster tersebut dan memutuskan untuk membawa tangannya.


Tao Tie berasal dari legenda pada berabad-abad lalu ada seorang kaisar yang jahat dan membuat rakyat menderita, langit mengirim meteor yang menghantang gunung Gouwu mengubahnya menjadi hijau dan melepaskan Tao Tie. Sejak hari itu, Tao Tie akan bangkit setiap 60 tahun untuk menghukum China bagian utara. Mereka datang untuk mengingatkan bahwa apa yang terjadi saat keserakahan tidak dapat dicegah. Mereka makan apa saja hidup dan mati, membawa makanannya pada sang ratu, ratu makan tergantung pada pasukannya dan ratu akan berkembang biak dengan makanan yang diberikan prajuritnya. Jadi bayangkan saja kalau misalnya ibu kota memiliki lebih dari 2juta penduduk, berapa banyak Tao Tie yang akan di lahirkan sang Ratu dan Menyerang dunia. Oohh tidak! Kita harus selamatkan dunia !


William dan Tovar berhasil masuk ke pemerintahan orde tanpa nama sebagai tahanan, di hari pertama mereka menjadi tahanan ternyata Tao Tie menyerang. Mereka yang memang prajurit yang mumpuni dalam perang akhirnya ikut membantu pasukan yang kewalahan. Karena kemauan dan keahlian mereka menyerang Tao Tie, mereka pun akhirnya di izinkan untuk tinggal di tempat tersebut. Penyerangan kembali terjadi dan membuat Jendral pemimpin Orde tanpa mana tewas dan akhirnya digantikan oleh Jendral Lin Mae-seorang perempuan-.

Cerita terus berlanjut dan menghadirkan adegan-adegan pertempuran yang menegangkan dan dramatis. Berkali kali Tao Tie menyerang banyak terjadi pertempuran dan mereka kehilangan banyak nyawa. Ternyata, penyerangan Tao Tie merupakan pengalihan sementara yang lainnya menggali trowongan untuk masuk lebih jauh ke ibu kota.

Yang terjadi diakhir cerita sungguh dramatis, Tao Tie berhasil masuk ke ibu kota dan membuat koloni seperti Zombi di Film World World Z. Kini harapan ada ditangan Jendral Lin Mae dan William karena sudah banyak yang tewas dan Tovar lebih memilih kabur bersama Ballad dengan bubuk hitam. William dan Jendral Lin Mae membidik Ratu Tao Tie, dua kali membidik dua kali mereka gagal. Tao Tie monster hijau yang cerdas dalam melindungi Ratunya, mereka membuat blockade seperti yang di lakukan polisi hingga sang Ratu tak bisa diserang walau dipanah dari atas. Hingga akhirnya usaha William dan Jendral Lin Mae berhasil, sang ratu berhasil diledakkan dan seluruh koloni tak berkutik lagi. 

 Posted by : Sunflower



THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post