Senin, 27 November 2017

REVIEW THE CALL (2013)




“911 WHAT’S YOUR EMERGENCY?”

“Hal tersulit menjadi seorang polisi adalah  mengetahui kau adalah penentu antara seorang tetap hidup atau meninggal.” Sama halnya seperti Jordan Tunner (Halle Berry) yang merupakan operator 911 yang setiap harinya akan bertemu dengan jutaan kejuatan masalah kriminal, pembunuhan berantai, atau laporan tersesat ketika ingin mencari kedai kopi. Sebagai operator 911 mereka harus dapat bekerja dibalik layar dengan sangat baik. Mereka harus tahu apa yang harus dilakukan ketika seseorang tejatuh di pinggir jalan dan tidak bernafas. Atau harus  tahu bagaimana caranya melindungi pelapor yang akan menjadi korban penculikan agar tetap aman hingga polisi sampai di lokasi hanya dengan duduk dibalik layar. Ini bukan pekerjaan yang mudah, dimana kau menjadi penyambung antara polisi dan pelapor yang hampir mati di ujung telfon. Mengetahui seseorang yang sekarat diujung telfonmu sedang yang hanya bisa kau lakukan adalah mengatakan padanya “Semuanya akan baik – baik saja” adalah bukan hal yang mudah.

The Call akan dibuka dengan potongan – potongan suara pelapor yang menelfon operator 911, sebelum akhirnya langsung masuk kedalam scene dimana para operator bekerja di dalam sarang seperti lebah, terus berdengung dan tidak berhenti. Jordan Tunner merupakan operator senior yang kemudian membuat kesalahan karena kelalain kecil yang dilakukannya hingga membuatnya harus menanggunng ini dengan gangguan psikis.

Berawal dari malam ketika dia menerima sebuah telfon dari seorang pelapor remaja yang tinggal sendirian sedang diluar rumah seseorang sedang mengintainya. Jordan langsung menghubungi para Polisi yang bertugas malam itu dan mengarakan remaja wanita tersebut untuk bersembunyi untuk  mengelabui penculik ketika dia berhasil masuk kedalam rumah.
Sebagai operator 911, keselamatan pelapor adalah prioritas mereka. Jordan tidak bermaksud untuk menempatkan remaja tersebut dalam bahaya namun dialing yang dilakukannya membuat penculik mengetehui dimana remaja tersebut bersembunyi, dan menyebabkan remaja tersbeut ditemukan telah menjadi mayat beberapa hari kemudian.

Akting Halle yang begitu menyatu dengan perannya membuat film ini menjadi salah satu film yang ingin aku rekomendasikan. Sejauh ini, Halle masih menjadi Storm yang menawan didalm hatiku hehehe.  Kehilangan remaja tersebut membuat dirinya begitu terpukul. Jordan kemudian berganti posisi dari operator menjadi seorang Trainer. Enam bulan kemudian kejadian yang sama terjadi kembali. pelaku kriminal yang sama menculik anak remaja. Seorang operator muda menangani masalah ini, namun dia tidak dapat berbuat banyak karena tidak dapat melacak lokasi si penelfon dari telfon yang digunakannya. Untuk kesian kalinya Jordan kembali ke meja operator dan menangani masalah yang sama. Sempat terjadi perguncangan dalam dirinya, sebelum ia benar – benar merasa ini kewajibannya.


Casey Welson ( Abigail Breslin) anak remaja yang memiliki wajah menawan, mata biru yang indah, dan rambut blonde yang sama indahnya. Diculik diparkiran Mall dan kemudian dimasukkan kedalam bagasi mobil. Casey mencoba menghubungi 911 menggunakan ponsel prabayar milik teman wanitanya yang tidak sengaja tertinggal ketika mereka sedang makan bersama. Masalah utama muncul dari sini, ketika posisi penelfon tidak dapat dilacak karena menggunakan telfon prabayar. But still,  seperti yang kukatakan diawal tadi, menjadi seorang operator 911 dituntut untuk berfikir cepat seperti seorang polisi. Jordan memberikan berbagai inisiatif kepada Casey untuk dapat kabur, di posisi lain Jordan menghubungi semua Polisi yang sedang beroperasi, sisi satunya terus bertanya perkembangan pelacakan nomer telfon prabayar. Damn, aku merasa ini pekerjaan luar biasa yang pernah ada, kau dipaksa untuk terus bernafas normal ketika kau ditanam didalam tanah, seperti itulah perasaanku ketika menyaksikan scene ini.


Sementara pencarian terus dilakukan, Casey yang masih terkurung didalam bagasi mobil, dan Jordan yang terus menjadi terapis terbaik untuk menenangkan anak remaja yang sedang ketakutan setengah mati.

Michael Foster (Michael Eklund) seorang prikopat yang sering menculik anak – anak remaja yang memiliki rambut pirang yang panjang. Motif penculikan yang cukup aneh, dengan tujuan penculikan hanya untuk mengambil rambut si korban dari kepalanya hidup – hidup. Foster akan membiarkan para korbannya tetap hidup dan merasakan kesakitan ketika dia menguliti kulit kepala mereka.


Halle dan Abigail menjadi teman peran yang sangat pas dalam film ini. Posisi keduanya berhasil memberikan ketegangan yang greget dalam jiwa hahahahah. Well, aku tidak bisa berhenti bilang “Ahh.. cepat..cepat.” atau “Jangan.. jangan…” sendirian sampil nepok – nepok ujung meja heheheh. Se
Mengejar Foster seperti mengejar hantu yang tanpa kriminal record dan tampak normal – normal saja sebagai seorang bapak, suami dan pekerja medis. Officer Paul Phillips (Moriris Chsetnut) mencoba mengmpulkan satu – persatu puzzel Foster hingga mereka menemukan suatu tempat yang seharusnya tempat terakhir tujuan Foster bersama sekapannya. Instead Paul Jordan come down to place and checking by herself.

Jordan menemukan sebuah pintu bawah tanah yang ditutup dengan rerumputan. Dengan rasa berhutang pada Casey dan nyawa seorang remaja yang pernah hilang karenanya dulu Jordan memilih untuk mengejar Foster sendirian. Foster merupakan orang yang sama yang pernah menculik seorang remaja sebelumnya didalam rumahnya sendiri.
Sesuai seperti apa yang seharusnya terjadi, terjadi pertikaian antara Foster dan Jordan dengan Casey yang sudah terbaring lemah dimeja operasi dengan kulit kening yang sudah disilet sedikit. Kedatangan Jordan tidak sia – sia, sebagai operator dia sangat berjiwa kemanusian yang tinggi dan sebagai wanita dia cukup tangguh. Berhasil kabur dan membuat Foster hilang kesadran lantas tidak membuat keduanya langusng pergi. Casey dan Jordan kemudian mengikat Foster dan mengurungny didala gudang bawah tanah yang berada jauh didalam hutan.

Foster: so when the police come?
Jordan: police?
Foster: ya.

Casey: I escaped, Jordan found me in the woods, and you DISAPPEARED.

posted by Azhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post