Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Agustus 2017

GERBANG DIALOG DANUR

personal document

Sudah lama sekali tertarik ingin membaca  buku ini, tapi entah dengan alasan apa aku selalu menolak untuk mengambilnya dan membawa ke kasir untuk dibayar. Jadi, ketika setelah se-abad tidak pernah ke toko buku, aku kembali mengobati jiwa dengan melihat deretan – deretan buku lantas menemukan buku ini kembali. Tanpa harus berfikir panjang aku berkata dalam hati “Aku harus bawa buku ini pulang” and here it is on my desk now.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagaimana kehidupan Mereka  yang sebenarnya dapat melihat ciptaan Tuhan yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Melalui Risa cerita – cerita itu serasa nyata. Ketakutan dan pergolakan dalam dirinya pun begitu jelas terasa.
Pertemuannya dengan Peter dan teman – teamannya yang lain sewaktu kecil benar – benar terasa nyata, mereka yang selalu mengikuti Risa setiap pulang sekolah, atau ketika merayakan ulang tahun bersama. Risa berhasil menjabarkan kehidupan istimewanya dengan barisan kata – kata yang bisa kuimajinasikan. Dan hubungan Peter dan Risa yang terasa lebih dari sekedar teman saat itu juga masuk akal, karna Peter berusia 13 tahun, yah.. udah itungan gede lah..
Namun seiring bertambahnya usia, Risa mulai memahami kehidupan seperti apa yang sebenarnya dia miliki, kemampuan apa yang sebenarnya dimilikinya. Makhluk – makhluk baru mulai bermunculan dan semakin membuat hidupnya resah, sedang para sahabat kecilnya menghilang entah kemana.
Aku jadi mengambil motifasi untuk diriku sendiri setelah membaca buku ini. Bagian dimana Risa sempat hilang kendali pada dirinya sendiri lantas berserah pada keadaan sekitar yang mulai sesuka hati mmeperlakukannya, tanpa tahu dia lelah, tanpa tahu dia lagi tidak ingin diganggu buat aku jadi bercermin seperti diriku yang berserah pada bagaimana kehidupan membawaku, bagaimana pemikiran orang – orang yang harus membentuk rel kereta yang harus aku lewati untuk masa depanku sendiri. Ya, aku pernah pasrah dan ikut pada alur kebanyakan orang, bukan alur yang aku buat sendiri, karna society judgement sometimes can murder deep in you, if you not follow you’ll lost your league.
Tapi kemudian Risa bangkit dengan menerima apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidupnya. Kemampuan itu diberikan bukan karna dia tidak berharga, maka kemudian Risa bangki dan mencoba melihat hikmah dari apa yang dimilikinya, mulai mencintai dirinya kembali dan tidka merasa bahwa dirinya berbeda, bertmu dengan teman – temannya yang normal yang mengerti dengan kondisinya.
Itulah intinya, ketika kita mengontrol diri kita sendiri dan buka membiarkan dunia yang mengontrol kita. Coba lihat diri kita masing – masing dengan sudut pandang yang positif maka kita akan menjadi manusia yang positif pula. Kamu adalah bagaiamana kamu berfikir atas dirimu sendiri.

Buku ini memang sebenarnya tentang pengalaman asli Risa dengan kemampuannya melihat makhluk gaib, tapi berhasil mengiinspirasiku bagaimana mencintai diri dan melihat semua hal, semua kemampaun yang ada dalam diri adalah sebuah hadiah berharga. Novel yang baik adalah novel yang bida menginspirasi pembacanya dalam berbagai aspek, bukan? hehehe

Kamis, 11 Mei 2017

TODAY'S SONG

H
ello again folks, I’m back with a piece of  ( perhaps-doesn’t-matter- writing-for-you) post  I had been writen LOL.  Since I intensely reading Darius Foroux writing advice I’m trying to be productive every day through spare some my morning time to write at least 600 words. Beside I’m writing for my freelance writing job, I started to manage my blog gradaually from now on. There is no excuse anymore to neglect this passion. I’ll reach them or let it dies for nothing, I keep thinking about that since about month ago, and now is the time I’m taking myself seriously.


I have been decide to writing by following labels I have built before. So, this post will be guide you to music label (check my label to see each part of the article if you don’t mind hehehe). You perhaps realized I had mention Korean songs several times, in case their song are my jam too. Inspite of demonstrate Korean songs again this time I’ll introduce you some of  Indonesian singer I enjoyed to hear these days. And I present to you……..
For some of you who are not Indonesian but you can understand IDN speaking  it will sound weird about the singer name FYI in english it will be translate sincerity hehehe, but that’s his real name anyway. So I started following Tulus around two years ago. Frankly speaking I don’t hear a lot of my local song because some and other reasons, it doesn’t mean i don’t know them all I just don’t follow the update. But Tulus was stolen my heart haha. The way he write the lyric thoroughly different from other singer. He give us a space to interprate the song according to our own view. Despite  to  elaborate his feeling frankly, he implied the lyric so we can find the message by ourself alone. I love listen to that kind of song exactly, it can literate your brain in Literature more.
So here are some of my favorite:
·         Pamit
·         Sepatu
·         Gajah
·         Tukar jiwa
·         Ruang sendiri
Yo may can find him on Youtube. I whish I can translate some lyric for you but my skill still suck. I will try it next time maybe. Well, hope you enjoying some Indonesian song I just told you above. Untill then enjoy your day folks.

Rabu, 19 April 2017

MAIMUN PALACE IN MEDAN - INDONESIA

We are part of  history, it will be rude when we are not aware about the story that has made our day today.
I have been staying in Medan for about 5 years and I can say that I never been in Maimon Palace before. It’s not because I don’t want to, it’s just my lazy habit that shut me down a lot at home spending time sleeping and reading than walking around the city. Last week my Mom and Sist come and visit me for few days, so In the middle of the day when we scheduling our family(minus dad and big bro)-spending-time-together my mom just spontaneously saying ‘Why we are not visiting Maimon Palace?’ and without saying anything I and my sister agreed with it.
So here we are then,  the fornt gate welcoming me with park area on left and souvenir sell spot in next to the parking area. This is the first time for us and I can feel the euphoria of the history. They got many visitors on that day including local and international society. I’m about to taking a front look of the palace but I’m stuck in the middle of the crowd, so instead taking a picture with crowd on it I put my sister as an object hahahha.
pardon her face LOL,  I taken th epicture by myself hehehe
Moving forward, if you want to take alook the inside, you will go trhough the upstair, buy a ticket  price Rp. 5.000/ person. You will found chandelier, the King and Queen chair, paint of the first King and the following. The interior definitely give you a feeling like traveling time. 






My pictures quality maybe not good, because I can’t take a picture properly on that time because of so many folks running around taking a selfie in every corner, so there aren’t much spot left for my lens to capturing stuff.
You  can come and make your eyes witnessing of the heritage they still keep with. There is a lot fun when you learn the history, kinda like increasing your intelligence about the past so you can know what the history bring you today, how you could be grateful because if it wasn’t  the history it woldn’t be today. Through heritage we found our address; who we are, what kind of culture we have. Visiting the historical place make you met your decent, so you can learn how you should be responsible as the new generation to keep culture like it shoud be.


Ps; pardon (again) if you irritated with my broken english, I will keep practicing writing english for improving my writing english, I need to pass the test this year, whish me luck maybe ? hehehe





Kamis, 16 Maret 2017

BELAJAR DARI KUCING



Belajar hidup dari kucing. Judulnya terdengar aneh mungkin, tapi entah kenapa kau merasa banyak pelajaran yang aku dapatkan dari kucing ini. Dan tiba – tiba saja ketika sedang mendengarkan lagu Sterss Out milik Twenty One Pilot ide ini tercetus dalam kepalaku. Karena rindu mungkin, makanya aku ingin menulis sesuatu agar Lui (begitu aku menyebut kucing itu) tertinggal di suatu tempat dalam hidupku dalam waktu yang lama. Dan tulisan ini untuk Lui dan untuk semua pejuang animal lover yang pasti juga belajar banyak dari menyelamatkan binatang.
Aku bukan animal rescue, tapi hanya karna kau bukan seorang animal rescue bukan berarti kau tidak berhak menolong sesama makhluk hidup, kan?  Lagi pula atas nama kucing aku sering tidak bisa menahan diri. Kebiasaanku memelihara kucing sudah sejak usia 5. Setelah ibuku memeberi izin untuk memelihara peliharaan, kamii mulai mengangkat anak kucing untuk menjadi teman di rumah. Jika di hitung kucing yang sudah kami angkat dari sejak aku usia 5 sampai sekrang 23 –errrr—1,2,4… entah lah, yang pastinya aku hanya diperbolehkan memelihara satu kucing tidak boleh lebih, dan harus selalu di jaga kebersihanya walapun di lepas main ke luar rumah, harus perduli kalau kucingnya sakit atau luka, gak bole mager buat bangun ngasi dia makan. Kata ibu “Memelihara kucing, sama halnya kaya ibu ngurusin kamu, kucing juga butuh makan.” hehe. Saat ini kami punya satu kucing Jantan yang hobinya main sana – sini. Sejak kuliah dan tinggal jauh dari rumah, Bolang (begiu aku panggil kucing jantan kami sekarang) di urus oleh orang rumah. Orang yang paling dekat dengan Bolang itu ayah, jadi tiap aku pulang dia ngendus – ngendus gak kenal trus ngeraung marah suru aku jauh – jauh.  Fine!
Ok, kembali pada Lui, kucing yang aku jumpa satu bulan lalu dipinggir jalan dalam keadaan luka parah. Kedua kaki belakangnya patah dan tidak berfungsi lagi. Jadi, Lui hanya menggunakan kedua kaki depannya untuk menyeret badannya ke sana – ke mari. Lui punya bulu putih lembut, jenis persia, matanya berwarna biru dan kuning, ekornya panjang lurus dan sudah lumpuh saat itu. Terbaring di pinggir jala dengan keadaan seperti itu membuatku tidak pikir dua kali untuk memungutnya. Alahasil aku bawa dia dengan cara di gendong,  Jalan sampe kosan sampai orang – orang ngeliatin di sepanjang jalan. Keputusan mengambil Lui memang benar – benar tidak di pikir matang – matang, aku bahkan mengenyampingkan realita bahwa aku sekara tinggal di kamar kontrakan yang share bareng teman. Tetap tidak mengubah keputusan aku terus melanjutkan jalan sampai ke kos. Selama dalam perjalanan Lui tidak banyak bersuara, tangannya saja yang mencakar – cakar jari – jariku.


Sampai di kos, karena tidak ada pilihan lain Luik kuletakkan dalam kotak. Keadaannya memang parah. Setengah badannya memang benar – benar hilang fungsi, dia hanya bisa berbaring ke arah mana aku membaringkannya. Sesekali cakar – cakarnya yang kecil menggaruk – garuk dinding kotak, aku tahu dia kesakitan. Kuelus kepalanya, dia tidak bersuara, hanya gerakan – gerakan kecil yang menunjukkan dia kesakitan. Matanya terpejam dan masih tidak bersuara.
Beberapa hari kemudian keadaannya membaik, sudah mau makan – minum, bersaura namun tetap kesakitan. Setiap kali aku mendekat dia selalu melihatku dengan tatapan waspada. Rasa traumanya pada sesuatu yang sudah menbraknya mungkin belum sepenuhnya hilang. Seperti kataku, setengah badannya tidak berfungsi yang mana berarti dia tidak mampu berdiri sempurna dan bahakan sulit untuk melakukan pembuangan, singkatnya aku yang harus nge-cek tiap kali apa yang terjadi pada Lui, mengganti kain alas tidurnya jika sudah basah atau kena pop. Dari situ aku belajar hal sederhana, memungut Lui seperti mengadopsi anak, kau harus siap dengan segala resiko kedepannya. Mengurus kucing disabilitas sama seperti mengurus seorang yang disabilitas juga. Dari sini aku belajar tanggung jawab, aku harus memastikan Lui tetap bersih agar tidak menimbulkan bau karena aku tidak tinggal sendirian, I share my palce with my friend so I need to consider about her comfort too. Setiap pagi selepas bangun dan solat ak langsung negecek Lui, di mandikan trus kasi makan, sudah sama seperti ibu satu anak hehehe..


Singkatnya, keadaan Lui semakin baik, baik dalam arti kata dia sudah aktif bersuara, sudah kenal dan tidak trauma kalau aku mendekat. Setiap kali sadar aku mendekat, kepalanya nyembul dari balik kotak meong – meong minta di elus.
Karna terus – terusan di dalam kotak Lui memberontak, dia jengah, naluri kucingnya yang pingin lari sana – sini masih kuat banget. Jadi dia suka manjat keluar kotak sampek jatuh kejungkir. Mengerti akan hal itu aku pun berinisiatif membawanya ke atap (di kontrakkan ku ada bagian kosong di atap biasanya di paka buat jemur pakaian anak – anak kos, termasuk aku). begitu di lepas dia langsung aktif, menyeret badannya dengan kedua kaki depan sekuat tenaga. Tidak ada yang berubah dari semangatnya, Lui masih bersemangat seperti kucing normal walau sebenarnya secara visual dia menyedihkan. Coba bayangkan, kedua kaki belakang yang patah dan tidak berfungis, jadi posisi Lui kalo jalan tuh kaya ikan duyung, dia menyeret bobot badannya dengan gembira.
Dan aku berfikri, mengapa kita tidak bisa se- gembira Lui yang menerima kenyataan lapang dada? Karna dia biantang? Menagapa binatang bisa mensyuukuri dan kita tidak?  Lui ciptaan Tuhan dan kita juga, tapi kenapa kita masih saja mengeluh, marah, merasa Tuhan tidak adil ketika Tuhan menganugerahkan kita setitik ujian?

Sembari menunggui Lui yang heboh menyeret badannya ke sana ke mari, aku berdialog di dalam hati, berdialog dengan diriku sendiri, menghitung berapa banyak keluh – kesah yang sudah aku lontarkan bahkan ketika aku belum melakukan usaha apapun yang sepadan dengan masalah yang ada aku sudah menyerah, merasa semuanya tidak ada guna, semuanya berakhir. Drama!
Tiba- tiba saja merasa malu, merasa malu pada seonggok anak kucing yang sudah cacat tapi masih berusaha menjalani hidup dengan baik sebagai bentuk syukurnya pada Tuhan karna masih diberi kesempatan untuk hidup. Malu karna tanpa aku sadari pelajaran sederhana seperti ini saja harus kucing yang mengajarkannya padaku. Kuakhiri dialog dengan mengakui banyak hal salah yang baru aku sadari, bersamaan dengan itu Lui tiba – tiba menyeret badannya menuju ke arahku, kemudian mengelus – ngelus kakiku dengan kepalanya, dalam hati aku bilang “Aku harus curi energi bahagiamu sedikit Lu.”
*
Lui mati satu minggu lalu setelah akhirnya aku memutuskan untuk menitipkan Lui kepda salah seorang teman dekat kuliah dulu. Dengan keadaanku yang tinggal di  kamar kontrakkan, aku tidak bisa egois dengan mempertahankan Lui tinggal bersama. aku meminta temanku yang kebetulan tinggal bersama keluarga dan mimiliki banyak kucing untuk bersedia menampung Lui. Sayang, dia hanya bertahan satu minggu.
Sedih. Pasti!
Tapi setidaknya aku sudah berusaha yang terbaik dari pada membiarkannya di pinggri jalan waktu itu. Mungkin jika kutinggalkan di pinggir jalan Lui sudah mati dari jauh – jauh hari. Mungkin jika tidak memungut Lui mungkin aku tidak akan pernah belajar dan menyadari apapun yang seharusnya aku sadari dalam kehidupan.
Kadang – kadang jika kita ingin menoleh ke sekitar sebentar saja, kita bisa saja mendapat banyak pelajaran hidup, tidak perduli dari apa dan siapa pun itu.


Selasa, 03 Januari 2017

Infinitely Yours (Review)


Bukan karena saya pecinta musik korea, tetapi karna novel ini memang bagus. Karya penulis lokal, Orizuka, ini memang menyenangkan. Kalau boleh bilang saya memang jarang baca buku penulis indonesia, tetapi Orizuka berhasil merebut hati saya sebagai penulis Indonesia yang mampir di rak buku saya. Infinitely Yours adalah novelnya yang ketiga belas dan berlatar di Korea. Novel romance ini benar – benar betah buat kamu duduk baca seharian. Penggambaran setting yang detail ( yang mampu membuat orang yang belum pernah ke korea, seperti saya, bisa membayangkan penggambaran jalan – jalan, gedung, dan tempat – tempat wisata.
Cerita ini bermula dengan pertemuan seorang arsitek muda Narayan Sadewa dan Jingga di dalam satu grup tour yang sama. Rayan yang saat itu pergi ke korea dengan maksud mengejar mantan pacarnya, dan Jingga yang ingin bertemu kembali tambatan hatinya yang seorang Tour Guide berkebangsaan korea bertemu dalam situasi yang menggemaskan. Rayan dan Jingga yang memiliki sifat yang benar – benar bertolak belakang harus terus – terusan bersama.
Kemudian mereka pun mengalami banyak pertualangan. Mulai dari mencari alamat mantan kekasih Rayan, Rayan yang kehilangan dompetnya, mengikuti tour romantisme Korea ala Jingga hingga mereka terjebak dalam satu kamar di motel murah Korea. Kejadian demi kejadian malah membuat Rayan merasa ada ketertarikan pada wanita yang sering di julukinya Kelinci Energizer ini. Begitu juga dengan Jingga yang sebenarnya memiliki perasaan yang sama sehingga dia menolak lamaran dari sosok Tour Guide Korea yang menjadi alasannya untuk datang lagi ke Korea. Rayan menyimpan perasaan itu hingga rela melewati kerinduan mendalam setibanya kembali ke indonesia. Namun kerinduan itu terbalaskan ketika tiga bulan kemudian mereka kembali bertemu di Korea.
Pada dasarnya novel ini bertema liburan, dan harus kuakui baik liburan dan romancenya benar – benar menyatu sempurna. Pun bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang baik dan menarik, bukan bahasa gaul (karna untuku pribadi alasan tidak sering membaca buku karangan penulis indonesia adalah penggunaan kata gaul yang terlalu banyak sehingga (aku) bosan ketika membacanya). Untuk para pecinta Romance aku rekomendasikan ini, plus jikalau kalian juga seorang k-popers ini buku yang bagus buat day dreaming hehehehe.


Senin, 26 Desember 2016

The Place

What kind of your favorite place?
The place that can make you feel comfortable, the place which make you completely feel quiet, there is nothing in this world will be annoying your day by their stupid noises. Some place that you tell all of your secret when you can’t tell it to people because sometime we can lost our trust to human being.
Beach.
That the favorite place of mine.
I was born in small city called Lhokseumaw, Aceh Province – Indonesia. Maybe you can googlemap it if you suddenly curious because of the little bit strange name, hope it has been registered, LOL.
So, speak about my hometown, we are literally surrounded by sea. The only place you can stop by to refresh yourself is just and only beach. So, that’s why I fall in love with this God’s amazing creation. Everytime I take my day off,  comeback to hometown, I’ll set a time to capturing beach through my Pluto Eye (pluto is my camera name).
I love looking at the wave, their sound so strong, so they can’t heard others sound, I want be that kind of strong, so none of their words hurting me. Sometime you feel hurt as much as you heard at someone, because words can break bones worst. I love looking at the sky as ceiling of the sea, they really clear. Anytime I look at them the only thing I found is the quietness. 

Honestly to speak, they been much involved in every idea of my writing, fixed every writer’s block virus anytime I infected hahahaha. So, this is some of my not-yet-professional picutures:
https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/


Ps: (Still) pardon my broken english

Senin, 12 Desember 2016

Ma'nene Ritual; Indonesian Heritage

Kebudayaan merupakan harta berharga suatu bangsa yang didapat dari perjalanan hidup mereka, didapat dari pengalaman – pengalaman dalam hidup bersama kelompok masyarakat. Budaya kemudian diterapkan dan menjadi sebuah identitas dasar masyarakat itu sendiri.
Indonesia, merupakan negara Asia tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa yang memiliki ragam suku, bahasa, adat, dan budaya. Indonesia sendiri terdiri dari 34 provinsi dengan lebih dari 1.000 suku/etnis. Tidak heran jika adat yang dimiliki beragam macamnya. Dan kali ini saya tertarik untuk meenulis sedikit tentang kebudayaan dari suku Toraja. Toraja merupakan suku yang menetap di pegunungan bagian utara sulawesi selatan, indonesia. Populasinya diperkirakan mencapai 1 juta jiwa, yang mana 500ribu diantaranya masih menetap di kabupaten tana toraja, kabupaten toraja utara, dan kabupaten mamasa. Mayoritas dari masyarakatnya memeluk kriten dan sebagain lagi memeluk islam dan animisme yang dikenal sebagai Aluk To dolo.
Kata toraja berasal dari bahasa bugis, ro riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Pada tahun 1909 pemerintah kolonial Belanda yang saat itu menjajah indonesia menamai suku ini dengan sebutan Toraja. Suku Toraja terkenal dengan ritual pemakaman, rumah adat tongtokan, dan ukiran kayunya.
Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang ritual pemakaman suku toraja. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, setiap kali mebaca buku dan menemukan penjelasan tentang suku toraja, saya sangat terkesima, akan ritual dan kebudayaannya. Kemudian terbersit di dalam hati betapa indonesia ini sangat kaya sebenarnya.
Ritual pemakana suku toraja merupakan peristiwa sosial yang sangat penting, biasanya di hadiri oleh ratusan orang dan berlangsung sampai beberapa hari. Disebut dengan ritual Ma’nene, yaitu ritual mengganti baju mayat dari leluhur mereka yang sudah diawetkan ratusan tahun di dalam pemakaman yang disebut petane. Ritual ini dilakukan untuk menghormati leluhur mereka, bisanya dilakukan setelah masa panen dibulan agustus.
Ritual dimulai dengan mengunjungi pemakaman para leluhur, sebelum membuka kuburan para tokoh adat dengan sebuatan Ne’ tomina terlebih dahulu membacakan doa dalam bahasa Toraja kuno. Doa tersebut dimaksudkan untuk memohon izin kepada leluhur agar masyarakat mendapat rahmat keberkahan setiap musim tanam dan panen berlimpah. Kemudian jasad para leluhur dikeluarkan dan dibersihkan dengan kuas oleh pihak keluarga, kemudian baju mayat dilepas dan digantikan dengan baju yang baru. mayat pria akan dipakaikan setelan jas lengkap, dari dasi hinggga kaca mata.
 picture taken from : http://blog.8share.com/id/menyeramkan-tradisi-manene-di-tana-toraja/



Ritual Ma’nene ini diyakini bermula dari kisah seorang pemburu zaman dahulu bernama Pong Rumasek. Berdasarkan kisahnya Pong Rumasek yang merupakan warga Toraja menemukan jasad manusia yang sudah meninggal ketika dia berburu. Jasad yang tinggal tulang – belulang tersebut kemudian menggugah hati Pong Rumasek untuk mengambil dan merawat jasad tersebut. Kemudian ia membungkus jasad tersebut dengan pakaian yang dikenakannya sebelum kembali berburu.
Setelah kejadian itu Pong Rumasek mendapat keberuntungan dalam setiap buruannya. dia selalu mendapat binatang buruannya dengan mudah dan keajaibanpun terjadi pada hasil panennya yang berlimpah. Pong juga mengakui bahwa dia sering bertemu dengan arwah dari jasad yang dipungutnya, dan sering mengajak arwah tersbeu untuk berbubru bersama. Sejak itu Pong Ramasek menyimpulkan bahwa jasad dari seorang yang sudah meninggal harus tetap dimuliakan walaupun tinggal tulang belulang.

Oleh sebab itu, sampai saat ini ritual memuliakan jasad yang sudah meninggal tetap diselenggarakan oleh warga toraja.

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post