Tampilkan postingan dengan label netflixcollection. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label netflixcollection. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Februari 2019

DUMPLIN (2018)


“Every woman needs to hear”
And  I come back again with another Netflix amazing movie. I just feel amazed watching movie with full of meaning on it. Movie is not born just to please my miserable life, they are born to teach me wise stuff.

Dumplin diangkat dari nover Young New York time best selling Young Adult karya Julie Murphy. Menceritakan seorang anak remaja yang bernama Willi yang ingin mengubah stereotype orang – orang terhadap standar kecantikan wanita. Bahwa setiap orang mendapatkan pengakuan sosial sesuai dengan ukuran badan, warna kulit, bentuk rambut, atau segala macam elemen yang masuk kedalam ukuran ‘Cantik’ secara umum.
Tidak adil ketika menstandarisasi ‘Cantik’ dalam sosial, sedang kita terus – terus menjunjung tinggi kalimat; Cantik itu relatif. Jika kecantikan memang relatif mengapa kita harus menstandarisasi Look seseorang sehingga mereka dapat di terima di dalam masyarakat?
Melalu film ini  mengatakan bahwa semua wanita cantik and every suit is fit in every budy. Willowdean atau yang sering dipanggil Willi merupakan anak perempuan tunggal dari Rosie, Miss kecantikan Texas tahun 1989. Menjadi seorang pemenang Miss kecantikan membuat Rosie  mendapatkan begitu banyak reputasi dari seluruh Texas. Siapa yang tidak mengenalnya? Kesibukannya terhadap dunia Miss kecantikan membuatnya harus memangkas waktu bersama anak perempuannya sendiri. Willi kecil hidup dan tumbuh menjadi seorang anak perempuan berdasarkan didikan saudara perempuan Rosie bernama Lucy. Bagi Willi Lucy adalah buku pertama yang mengajarkannya bagaimana cara hidup dan berinteraksi dengan orang – orang sekitar.
Willi tumbuh menjadi anak perempuan yang begitu berbeda dari embel – embel miss kecantikan. Tubuhnya yang gempal, rambutnya yang blonde, keriting, dan sedikit berantakan membuatnya sangat jauh berbeda dari sang ibu. Setelah kepergian Lucy, will merasa hidupnya hampa. Rosie hanya secara teknis adalah wanita yang melahirkannya tanpa ada hal memori di antara mereka berdua.  Sampai suatu hari dia menemukan sesuatu di tumpukan barang – barang Lucy yang hendak di sumbangkan. Sebuah formulir Miss kecantikan milik Lucy yang tidak pernah dikembalikan kepada panitia penyelenggara kontes kecantikan. Lucy merasa wanita gemuk sepertinya tidak pantas bersaing dengan sang adik Rosie yang saat itu juga mengikuti kontes yang sama. 
Will menunjukkan kepada semua orang bahwa ukuran tidak mendiskripsikan siapa dirimu atau bagaimana sosial harus menerimamu. Bersama beberapa orang teman sekolahnya Will membentuk sebuah revolusi.


It’s worth to watch karena mengandung pesan sosial untuk semua yang menganggap cantik memiliki standar tertentu, bahwa tidak semua manusia berhak menganggap dirinya smepurna dan cantik. Ini Juga menjadi remainder bagi semua wanita untuk mencintai dirinya terlebih dahulu sebelum mencintai seseorang yang lain.  

Rabu, 06 Februari 2019

NAPPILY EVER AFTER (2018)

My next thing from Netflix. I know  I never can make myself to stop loving Netflix.

Satu lagi dari Netflix yang tidak bisa menahanku untuk menulis rekomendasi di sini. Yah, walaupun tidak banyak yang mampir ke Kingdomku setidaknya aku harus meninggalkan bacaan untuk suatu hari dimana orang – orang mulai banyak berkunjung hehehe. This is not abandoned Kingdom, just—you know—little far to find.
Nappily Ever After, another movie which talked about woman again. Violet Jones adalah anak perempuan tunggal dari pasangan Paulette Jones dan Richard Jones. Berasal dari Black Family membuat Violet telahir dengan rambut kriting khas African yang begitu sulit untuk diluruskan. Sejak kecil sang ibu terus mendidiknya menjadi sempurna, mendandaninya agar terlihat menjadi anak gadis kulit hitam yang manis yang berbeda dari anak lainnya. Hal yang paling mencolok dari penampilan Violet adalah Rambut. Sejak kecil sang ibu selalu meluruskan rambut Violet setiap hari, hal itu membuatnya harus rela duduk berjam – jam menungui sang ibu meluruskan rambutnya. Violet memang tumbuh menjadi anak yang berpenampilan sempurna, tapi dia tumbuh diatas sepatu orang lain, bukan sepatunya sendiri.
Well, ini menjadi masalah besar bagi para orang tua yang terlalu banyak memendam obsesi dan kemudian menjadikan anak mereka sapi perahan yang akan mengujudkan semua mimpi – mimpi merka kelak. Sama seperti para orang tua, anak juga terlahir dengan fikiran dan  mimpi – mimpi mereka sendiri. Apa yang terjadi dalam hidup Violet bukan suatu cerita rekayasa yang tumbuh di balik layar film atau di dalam lebaran buku. Banyak di praktik kehidupan yang sebenarnya orang tua yang memaksa anak – anak mereka tumbuh diatas sepatu mereka.
Tumbuh besar menjadi Violet yang dibentuk oleh ibunya membuat kehidupan Vi tampak begitu sempurna secara kasat mata; rambut indah, penampilan menarik, pekerjaan yang menjanjikan, dan pacar seorang dokter muda yang berbakat. Namun, apa semua itu benar – benar membuat hidupnya bahagia?
Mimpinya untuk hidup bersama Clint membangun keluarga kecil hancur ketika Clint tidak melamarnya di hari ulang tahunnya, Clint beranggapan 2 tahun bersama tidak cukup untuk mengenal Violet dan menjadikannya seorang penamping hidup. kehidupan Violetyang terlalu kaku dan serba perfect membuat Clint ragu untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
Kegagalan yang terjadi pada keinginan besarnya kemudian membuat Violet keluar jalur dan mencoba hidup di luar rumus yang selama ini dia anut. Tanpa di sengaja kehidupan barunya kemudian mengantarnya untuk mengenal penata rambut bernama Will. Mengenal Will dan anak semata wayangnya mengenalkan Vi bagaimana cara hidup diatas sepatunya sendiri.
it’s tal about your decision in life is totally in your ownhand. Nor your parents or somebody else. You need to decide what you wanna be and what you wanna do in life. Menjalani hidup yang normal dan teratur memang menyenangkan, tapi hidup akan hambar tanpa rasa jika tidak pernah merasakan pertualangan. Film ini mengingatkanku pada Little Prince, film animasi yang di angkat dari kisah klasik anak – anak yang menceritakan betapa orang dewasa begitu kaku, monoton, dan terlalu memaksa. Mereka lupa bahwa mereka pernah kecil.

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post