Minggu, 08 Januari 2017

The Little Prince (Review)

The Little Prince, aku dapat buku ini tiga tahun lalu dari seorang teman sebagai hadiah ulang tahun. Jujur saja, aku harus membacanya berulang kali agar pesan yang ada didalam buku tersampaikan ke dalam kepalaku (walaupun sampai serakang belum tersampaikan dengan sempurna). Buku ini merupakan  karya sastra yang luar biasa dengan semua pembelajaran sosialnya.

Pada akhirnya lewat Film animasinya aku mulai dapat menyimpulkan pesan (menurut pnadanganku sendiri) dari buku ini. Dalam karya animasinya diceritakan seorang anak gadis yang kehidupannya diatur sekian rupa oleh ibunya yang dipercaya akan membawa masa depan yang baik baginya kelak. Dari film ini aku melihat betapa orang dewasa begitu egois atas ambisinya sendiri. Orang – orang dewasa di dalam cerita ini mengedepankan ambisi mereka yang penuh keegoisan yang kemudian membuat mereka terlihat tidak seperti manusia, tidak terlihat hidup dengan semestinya.
“Menjadi dewasa sangatlah aneh”itu yang dikatakan pengeran kecil kepada sang raja yang ditemukannya di sebuah planet. Raja tersebut mengaku memimpin alam semesta, semua aturan berada ditangannya, dan dialah yang maha memutuskan. Ini lagi permasalah dari seorang dewasa, menjadi egois untuk memutuskan benar – salah berdasarkan sudut pandanganya sendiri.
Tidak mungkin tidak, aku sebagai yang sudah dewasa juga terkadang tersulut dengan keegoisan yang seperti ini; sulit menerima pendapat orang lain, merasa yang paling benar. Seperti kata peterpan Don’t Grow Up It’s A Trap. Menjadi dewasa berarti menjadi semakin realistis, dan kerealistisan tersebut terkadang membuat kita menhilangkan kemanusian dalam diri kita sendiri.
Akhirnya aku menyimpulkan bahwa kau tidak bisa menciptakan seseorang sesuai dengan yang kau inginkan, karna semua dari kita memiliki hak untuk menjadi seperti apa yang dikendaki oleh hasrat dan pikiran kita sendiri. Sekalipun itu anak kita sendiri, kita tidak berhak untuk mencabut hak hidupnya sebagai manusia yang memiliki hasrat, emosi, dan berkembang sesuai dengan kemapuan pikirannya. Sebagai orang dewasa seharusnya kita menjadi wasit dalam permainan yang mereka lakoni. Sebagai seseorang yang dapat mengarahkan mereka dalam menjalani kehidupan tanpa harus mencabut hak mereka untuk berkembang sesuai yang mereka igninkan.

Kau idak memaksakan anakmu hidup seperti apa yang kepalamu kehendaki, karna mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu.

Sabtu, 07 Januari 2017

The Great Gilly Hopkins (Review)

At least home is the only thing you will go for and family are the most you will miss a lot.
The Great Gilly Hopkins cerita bergenre Comedy- Drama ini bercerita tentang seorang anak gadis usia 12 tahun yang begitu ingin hidup bersama ibu kandungnya. Gilly tinggal berpindah – pindah dari satu rumah asuh ke rumah lainnya. Sikap nya yang urakan dan keras kepala sebagai bentuk penolakannya terhadap kehidupan yang dihadapi dan keinginannya yang begitu keras untuk dapat hidup bersama ibu kandungnya.
Hingga Gilly sampai pada sebuah ruamh Maime Troter, seorang wanita paruh baya yang begitu mencintai anak – anak angkatnya. Selain Gilly, Troter memelhara seorang anak laki – laki yang bernama William Ernest atau W.E. Gilly yang mempunyai sifat pemberonak begitu berlawanan dengan saudara angkatnya yang sangat pengecut.
Ulah Gilly mulai dari berkelahi dengan anak  laki – laki di sekolah di hari pertama sekolahnya, menghina guru matematikanya, sampai mencuri uang Mr.Randolph tetangganya yang buta demi membeli tiket untuk tebang ke Sanfransisco utuk menemui ibu biologisnya. Perawakan Gilly yang trouble maker sempat membuat lembaga asuhnya ingin menariknya kembali dari rumah Mrs. Troter karna menilai sifat Gilly tidak bisa di toleransi dan dapat berdampak buruk bagi lembaga dan keluarga yang mengadopdikannya. Tetapi Mrs. Troter mempertahankannya. Mrs. Troter mulai mengajarinya dengan memberinya hukuman unttuk mengurus rumah dengan upah yang sedikit. kedekatanpun mulai terjadi. Gilly mulai menjadi anak yang mengerti akan tanggung jawab dan mulai menemukan sosok keluarga di sana.
Namun kemudian, masalah pun muncul ketika lembaga tempat penampungannya dulu kembali kerumah Mrs. Troter dan membawa surat yang pernah ditulis Gilly beberapa waktu lalu yang berisi hal – hal buruk tentang rumah asuhnya. Gilly tak pernah berfikir surat itu menjadi bomerang ketika dia mulai merasakan kenyaman dalam keluarga tersebut. Sampai akhirnya Gilly bertemu dengan Nenek kandungnya untuk pertama kali dan hak asuh kemudian jatuh ketangan nenek kandungnya. Dalam kesehariannya bersama sang nenek dia rajin menulis surat kepada keluarga Troter dan menyampaikan rasa rindunya yang teramat sangat. Dia juga menulis surat kepada seorang guru yang pernah di hinanya dulu.
Kehidupanny mulai terasa membaik ketika dia mengetahui ibu kandungnya yang sudah 13 tahun tidak bicara dengan neneknya kembali pulang ke rumah orang tuanya. Gilly begitu menantikan moment yang dari dulu dia impikan, namun sebuah kenyataan pahit dia dapatkan keika dia tahu bahwa ibunya kembali bukan karena menginginkannya tetapi karena menginginkan uang yang dijanjikan neneknya.
Gilly kemudian kembali kerumah Mrs. Troter dengan perasaan hancur namun Mrs. Troter memberi pengertian bahwa dia akan selalu menjadi bagian dari dirinya dan dia tidak harus meninggalkan nenek kandungnya.
Film ini mengatakan bahwa terkadang kemarahan merupakan cara yang dapat membuat kita semakin dekat. Kemarahan dapat menjadi sebuah emosi kita semakin dekat pada suatu hal yang kita inginkan. Gilly begitu ingin bertemu denga ibu kandungnya dan merasakan hidup memiliki sebuah keluarga. melalui perjalanan emosinya dia menemukan banyak arti kehidupan yang dapat membentuknya sebuah keluarga dan arti dari sebuah hubungan.
Film ini diadaptasi dari sebuah novel anak yang berjudul sama karangan Katherine Peterson pada tahun 1978.


p.s.: maaf jika kemampuan menulisku masih jelek hehehe

Kamis, 05 Januari 2017

Gangnam Beauty (Review)

Plastic surgery sudah menjadi permasalahan klasik di Korea Selatan. Seantero negri mengenal negera ini lewat kemajuan medisnya di bidan kecantikan. Jadi, tak heran jika banyak dari orang – orang di seluruh negri berkunjung ke negri ginseng ini untuk melakukan operasi plastik. Penduduk korea rata – rata melakukan operasi plastik mulai dari usia 20 – 30 tahun. Banyak dari anak – anak remaja Korea yang meminta hadiah ulang tahun mereka dengan operasi plastik, dan bagian yang paling sering menjadi sasaran adalah kelopak mata, sebagian remaja menganggap mempunyai lipatan mata yang terlihat alami akan mempercantik penampilan mereka.
Sehubungan dengan itu ‘I am Gangnam Beauty’ adalah pilihan yang tepat untuk mengerti bagaimana arti cantik di Korea Selatan sesungguhnya. I’m Gangnam Beauty merupakan salah satu komik terbitan webtoon yang ditulis oleh KMK. Komik ini baru terbit sampai 7 eposide dan sejauh ini cukup baik.
Cerita ini bermula dari seorang gadis yang bernama Kang Mirae yang memiliki tampilan fisik yang kurang memuaskan. Sehingga ia acap kali mendapat ledekan dari sosialnya. Mirae kemudian tumbuh menjadi pribadi yang minder dan merasa tidak dicintai, dia pun sering menjadi bahan pembulian teman – teman disekolahnya. Hingga suatu hari Mirae mengubah dirinya melalui operasi plastik ketika dia masuk ke Universitas.
Dibagian ini kalian akan mendapatkan sajian dari penilaian Mirae pada tiap – tiap wanita yang dia jumpai. Tampilan visual begitu menjadi penilaian utama. Mulai dari kelopak mata, bentuk hidung, warna kulit. Omong – omong katanya kecantikan menjadi modal utama untuk gampang bersosialisasi di sana (?).
Namun, tetap saja sebuah kesempuranaan hanya lah milik Tuhan. Meski sudah menjadi sempurna lewat operasi plastik Mirae tetap memiliki jiwa minder seperti dulu, dia tetap gugup dan juga tak pede. Dengan kecantikan operasi plastik dia bahkan mendapat kehidupan yang lebih tidak nyaman. Gangnam Beauty sendiri merupakan sebutan orang korea untuk para wanita yang melakukan banyak operasi plastik.

Untuk yang menyukai Korea mungkin komik ini bisa menjadi rekomendasi bacaan. Agar mengetahui sisi lain dari pola pikir gadis – gadis korea yang sebenarnya. 

Selasa, 03 Januari 2017

Infinitely Yours (Review)


Bukan karena saya pecinta musik korea, tetapi karna novel ini memang bagus. Karya penulis lokal, Orizuka, ini memang menyenangkan. Kalau boleh bilang saya memang jarang baca buku penulis indonesia, tetapi Orizuka berhasil merebut hati saya sebagai penulis Indonesia yang mampir di rak buku saya. Infinitely Yours adalah novelnya yang ketiga belas dan berlatar di Korea. Novel romance ini benar – benar betah buat kamu duduk baca seharian. Penggambaran setting yang detail ( yang mampu membuat orang yang belum pernah ke korea, seperti saya, bisa membayangkan penggambaran jalan – jalan, gedung, dan tempat – tempat wisata.
Cerita ini bermula dengan pertemuan seorang arsitek muda Narayan Sadewa dan Jingga di dalam satu grup tour yang sama. Rayan yang saat itu pergi ke korea dengan maksud mengejar mantan pacarnya, dan Jingga yang ingin bertemu kembali tambatan hatinya yang seorang Tour Guide berkebangsaan korea bertemu dalam situasi yang menggemaskan. Rayan dan Jingga yang memiliki sifat yang benar – benar bertolak belakang harus terus – terusan bersama.
Kemudian mereka pun mengalami banyak pertualangan. Mulai dari mencari alamat mantan kekasih Rayan, Rayan yang kehilangan dompetnya, mengikuti tour romantisme Korea ala Jingga hingga mereka terjebak dalam satu kamar di motel murah Korea. Kejadian demi kejadian malah membuat Rayan merasa ada ketertarikan pada wanita yang sering di julukinya Kelinci Energizer ini. Begitu juga dengan Jingga yang sebenarnya memiliki perasaan yang sama sehingga dia menolak lamaran dari sosok Tour Guide Korea yang menjadi alasannya untuk datang lagi ke Korea. Rayan menyimpan perasaan itu hingga rela melewati kerinduan mendalam setibanya kembali ke indonesia. Namun kerinduan itu terbalaskan ketika tiga bulan kemudian mereka kembali bertemu di Korea.
Pada dasarnya novel ini bertema liburan, dan harus kuakui baik liburan dan romancenya benar – benar menyatu sempurna. Pun bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang baik dan menarik, bukan bahasa gaul (karna untuku pribadi alasan tidak sering membaca buku karangan penulis indonesia adalah penggunaan kata gaul yang terlalu banyak sehingga (aku) bosan ketika membacanya). Untuk para pecinta Romance aku rekomendasikan ini, plus jikalau kalian juga seorang k-popers ini buku yang bagus buat day dreaming hehehehe.


Minggu, 01 Januari 2017

Wonder (Novel Review)

“Namaku August. Aku tidak akan menggambarkan seperti apa tampangku. Apa pun yang kau bayangkan, mungkin keadaannya lebih buruk.”


Novel WONDER karangan R.J. Palacio ini adalah buku yang worth to read untuk semua kalangan usia. Buku yang bergenre kehidupan seperti ini asik buat dibaca dan di ambil pesan moralnya.
Melalui kehidupan August (Augie) Pullman yang terlahir dengan kelainan Mandibulofacial Dysostosis, sebuah kondisi rumit yang membuat wajahnya tampak tidak biasa kita dapat belajar bahwa sesungguhnya sesuatu tidaklah selalu sama seperti apa yang terlihat.
Augie mengalami pertualangan yang lebih menakutkan dari pada berbagai operasi yang telah di jalaninya sejak lahir hingga ia berusia 10 tahun. Pengalaman berharga itu bermula ketika ke- dua orang tuanya memutuskan untuk mengirimnya ke sekolah dan menyudahi masa Home Schoolingnya. Dengan keadaannya yang tidak biasa dan usianya yang masih 10 tahun Augie lebih pintar melindungi perasaan dan dirinya dibandingkan orang dewasa. Augie selalu menganggap dirinya hanyalah anak 10 tahun biasa, dan selalu berpura – pura tidak tahu ketika seseorang melakukan hal – hal yang menyakitkan hati. Dari Augie kita dapat belajar bagaimana kita harus mencintai diri kita sendiri sebelum mencintai orang lain. Bahwa sesunguhnya cinta pertama dalam hidup kita adalah diri kita sendiri.
Dalam buku ini Palacio menyulap pertualangan anak sekolah dasar dengan gaya bahasa dan alur yang begitu menarik. Masalah persahabatan selalu menjadi masalah yang umum di kalangan anak – anak usia 10 tahun. Tidak punya teman, membentuk kelompok, pertengkaran – pertengkaran kecil, namun bagi Augie melalui pertualangan itu dia menemukan arti teman sebenarnya. Seperti hubungan dia dan Jack yang pernah rusak karna Jack mengatakan hal meyakitkan saat pesta Hollowen, mereka kembali berbaikan dan menjadi sahabat. Jack menyadari bahwa memiliki fisik yang tidak sempurna bukan berarti seseorang tidak bisa menjadi teman yang baik. Dan Summer, anak perempuan manis yang pertama kali duduk di meja yang sama dengan Augie saat jam makan siang. Summer bukanlah anak yang dipilih kepala sekolah untuk menemani Augie disekolah. Awalnya Jack mengira dia hanya kasihan pada Augie yang memiliki tampang tidak biasa dan duduk sendirian, tetapi kemudian dia tahu bawha Summer melakukannya karna murni ingin berteman dengan Augie dan tidak menganggapnya berbeda.
Terlepas dari sekolah, konflik – konflik kecil juga terjadi di dalam rumah. Perang batin Via yang begitu menyayangi Augie tetapi di satu sisi tetap ingin menyembunyikan eksistensi adiknya yang tidak normal kepada orang lain termasuk teman lelakinya. Dia begitu mencintai Augie, tetapi dia hanya tidak berani mengahadapi kemungkinan orang – orang akan menjauhinya ketika mereka tahu bahwa dia mempunyai saudara laki – laki yang cacat.

Buku ini menceritakan konflik kehidupan seorang anak cacat fisik, namun tetap dengan gaya bahasa yang ringan. Untukku pribadi, buku ini akan masuk kedalam daftar favorit dan akan menjadi buku pertama yang akan aku wariskan ke anakku nanti hehehehe. Pelajaran sosialnya banyak, jadi bagus untuk dibaca anak – anak agar mereka tahu how to treat people out side there terlepas dari bagaimanapun keadaan mereka.

Jumat, 30 Desember 2016

Beast On My Playlist (K-Pop Music)


Sejak duduk di bangku SMA aku mulai tertarik mendengar lagu – lagu dari korea selatan. Alasan pertamaku bukan karna para boybandnya yag tampan – tampan. Tapi karana aku tertarik pada budaya dan bahasanya. Kemudian  jadilah aku anak SMA yang mengikuti Korean Wave saat itu. Grup pertama yang kukenal saat itu Shinee dengan lagu Replynya. Kemudian merambah ke Grup lainnya seperti BigBang dan lain – lain.
Yah, mungkin banyak dari K-popers yang cinta mati hingga rela nonton konser, merayakan ulang tahun idola, ngoleksi Marchendise, dan melakukan ritual lainnya. Tapi sayangnya aku tidak, menurutku tidak melakukan ritual semacam itu juga berhak menyebut diri Fans, kan? (aku payah) . Aku menjadikan kecintaanku terhadap K-pop sebagai candu atas kecintaanku untuk menguasai bahasanya. Keinginan pertamaku sederhana, aku hanya ingin tidak ingin memakai subtitle pada video suatu saat nanti.
Jadi,  belakangan ini aku tengah senang mendengar beberapa lagu yang (menurutku) bagus. Aku menyebut sebuah lagu bagus ketika lagu tersbeut mampu memberikan arti lirik yang membekas dalam ingatanku. Lagu – lagu yang mengandung arti tersirat dalam lirik –liriknya. Bagiku semakin banyak pesan tersirat didalam sebuah lirik lagu semakin tinggi tingkat kecintaanku pada lagu tersebut. Lirik yang baik adalah lirik yang akan membuat pendengarnya berfikir keras untuk mendapatkan arti dari lagu tersbut. Semacam menggali potensi kreatif dari pendengarnya (?).
Dan salah satunya adalah Ribbon- Beast. Aku sudah lama tidak mendengar Beast, dan ketika aku kembali iseng mencari – cari tentang mereka lagi, aku menemukan lagu ini dan berita bahwa mereka sudah menjadi Grup yang beridiri secara Independent dan tidak dibawah naungan Cube Entertaiment lagi.
Ribbon ini merupakan salah satu lagu Beast dari album Hightlight. Diciptakan langsung oleh salah satu personelnya, Junhyung. Junhyung memang dikenal banyak menulis lagu untuk album – album Beast. Menurut pengakuan Junhyung lagu itu terinspirasi ketika dia sedang berada di sebuah hotel dan sedang memakai sebuah mantel, dan kemudian ikatan dari mantelnya terlepas tiba – tiba padahal ia sudah mengikatnya. Atas dasar itulah ide lagu ini muncul, bahwa suatu hubungan itu seperti sebuah pita, kau harus mengikatnya dengan kencang agar tidak mudah terlepas.
Ribbon sendiri menceritakan tentang sebuah hubungan yang berada diujung tanduk. Sedang si pria tidak menginginkan perpisahan itu terjadi. Ia ingin mereka kembali, memperbaiki hubungan, dan bersama – sama kembali. Rasa cinta itu digambarkan seperti pita, yang oleh si pria ingin mengikatnya kembali sekuat mungkin agar mereka tidak akan terpisah lagi. Analogi yang cerdas.
Recommended to hear. Menurutku musiknya enak ditelinga. Walaupu mampu membangkitkan memori putus cinta alias bikin galau, tapi musik dan liriknya pas. Selain Ribbon, aku rekomendasikan untuk mendengar Curious juga. Ini lagu kedua yang aku suka dari album Highlight.
Speaking about Beast, i’ll tell you about my old favorite playlist of their songs. Masa SMA aku sering dengar Lights Go On Again, ini lagu rekomendasi teman dekatku sebenarnya ( Aku selalu percaya selera musiknya). Kemudian ketika menonton mini drama Gikwang ’20 Years Old’ Rainy Days mencuri perhatianku, jadilah kembali mebongkar File musik dalam komputer dan dengar Rainy Days sampe suntuk. Kemudian ada Thanks To, Soom, Special dan Beuatiful Night.

Well, what do you think then? Mungkin kamu bisa share lagu Beast favoritmu sepanjang masa di kolom komen.

Senin, 26 Desember 2016

The Place

What kind of your favorite place?
The place that can make you feel comfortable, the place which make you completely feel quiet, there is nothing in this world will be annoying your day by their stupid noises. Some place that you tell all of your secret when you can’t tell it to people because sometime we can lost our trust to human being.
Beach.
That the favorite place of mine.
I was born in small city called Lhokseumaw, Aceh Province – Indonesia. Maybe you can googlemap it if you suddenly curious because of the little bit strange name, hope it has been registered, LOL.
So, speak about my hometown, we are literally surrounded by sea. The only place you can stop by to refresh yourself is just and only beach. So, that’s why I fall in love with this God’s amazing creation. Everytime I take my day off,  comeback to hometown, I’ll set a time to capturing beach through my Pluto Eye (pluto is my camera name).
I love looking at the wave, their sound so strong, so they can’t heard others sound, I want be that kind of strong, so none of their words hurting me. Sometime you feel hurt as much as you heard at someone, because words can break bones worst. I love looking at the sky as ceiling of the sea, they really clear. Anytime I look at them the only thing I found is the quietness. 

Honestly to speak, they been much involved in every idea of my writing, fixed every writer’s block virus anytime I infected hahahaha. So, this is some of my not-yet-professional picutures:
https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/

https://www.instagram.com/putriazhari26/


Ps: (Still) pardon my broken english

THE INTERN REVIEW; EXPERIENCE NEVER GETTING OLD

Photo originally from alphacoders.com Experience never getting old, quote sempurna dari film The Intern yang melekat dengan baik di dalam ke...

POpular Post